Sunday, May 08, 2005

Kingdom of Heaven

Pertama kali liat jadwal film "Kingdom of Heaven" di koran, aku kaget..wuihhh.. udah ada ya, ga ada midnite nya dulu, selain itu di Amerika aja maen nya baru tanggal 6 Mei, duluan disini dong. Aduh pingin nonton nih. Tapi sialnya, klise banget, aku lagi2 sibuk.
Akhirnya kemaren maksain nonton, aku pergi dari rumah jam 2, padahal film baru mulai jam 4. Tapi ternyata hal itu tidak terlalu berlebihan. Asli Bandung macet, sialan ini weekend.. jadi musim turis. Di Ciwalk aku liat loket belum dibuka, baru jam tiga kurang. Tapi daripada entar ngantri aku mendingan duduk di depan loket ah, thank God aku bawa majalah buat nunggu. Untunglah aku ngantri duluan, soalnya ta lama kemudian antrian sudah ngelingker..ihh serem.
Aku tau film ini durasinya lama, jadi aku pikir di awal dilm ini akan lebih story telling, tapi ternyata tidak. Film ini cukup straight to the point, terlalu cepat malah. Mengisahkan sosok yang diperankan oleh Orlando Bloom, seorang tukang besi yang baru tahu kalau ternyata ayahnya (Liam Neeson) adalah seorang bangsawan yang juga komandan tentara perang salib yang akan berangkat ke Jerusalem. Kisah bersetting ketika Jerusalem dipimpin oleh seorang raja kristiani bijaksana akan tetapi lemah fisik dikarenakan penyakit lepra. Selain itu, Jerusalem juga memiliki Baron (tuan tanah mungkin ya) culas yang rakus, mereka suka menyerang kafilah dagang muslim dari Damascus. Perbuatan mereka membuat berang Raja Damascus, Salahudin. Tense memuncak ketika raja mangkat dikarenakan penyakitnya dan sang baron culas semakin lepas kendali yang mengakibatkan perang Kristen - Islam di Jerusalem tak dapat dihindarkan.
Ridley Scott, sang sutradara, tampaknya sangat sadar dia mengangkat sebuah thema yang super sensitif. Dia terasa hati-hati untuk tidak mengedepankan sentimen agama. Scott berusaha meyakinkan penonton bahwa tujuan film ini, menyadarkan bahwa nilai ksatria lebih penting.
Sangatlah sulit menonton film ini tanpa kacamata agama. Tapi menurutku, Scott --sebagai orang barat--sudah cukup memahami filosofi muslim, pendapat ini asli bukan dikarenakan di akhir kisah bangsa muslim berhasil merebut Jerusalem. Dalam hal ini aku berbeda pendapat dengan majalah Premiere. Oh, iya, agak boring juga melihat Orlando Bloom di film perang terus. Tapi secara keseluruhan film ini rame kok, durasi film yang dua setengah jam gak terlalu kerasa.
Oh iya, sekali lagi saran saya, jangan terpaku pada teks ya, memahami film ini juga akan terasa lengkap kalo kita punya pengetahuan sejarah, seperti dimana letak Damascus, Jerusalem, Messina dsb. :) Have fun!

No comments: