Libur awal Juni kemarin kami,--aku dan keluarga-- sudah merencanakan pergi ke Ciamis. Kampung halaman Apih, ayahku. Dulu, zaman aku kecil, SD sampai SMA nyaris setiap tahun kami pergi kesana. Tapi akhir-akhir ini tak begitu lagi. Apalagi semenjak kepindahan lokasi kerjaku di luar Jawa. Hal itu diperburuk dengan meninggalnya Ma Anah, nenekku. Rumah yang tidak terurus lagi membuat aku tak lagi merasa harus pergi kesana. Padahal begitu banyak kenangan aku dan keluargaku disana.
Kira-kira setahun yang lalu, pamanku, Mang Yayat, adik Apih, memutuskan hijrah ke Ciamis. Asalnya Mang Yayat dan Bi Dede, isterinya tinggal di Ciparay, Bandung. Tak terbayangkan olehku, harus pindah dan banting stir di masa tua seperti beliau. Mang Yayat dan Bi Dede sebelumnya bekerja di industri konveksi. Sekarang di Ciamis menjadi petani, mengurus sawah dan balong (kolam) ikan disana.
Hal inilah yang membuat amih, apih, aku dan kakakku berencana ke Ciamis lagi. Selain ingin nengok mereka, juga kangen juga sama Ciamis. Walau aku sampai di Bandung jam 2 dini hari, aku tak peduli. Pagi harinya aku sudah bangun dan bersiap2 menyetir kesana. Total yang pergi enam belas orang, Apih, Amih, kakak-kakakku dan keponakan2ku. Awalnya kami, tiga mobil beriringan, tapi selanjutnya kami saling susul menyusul hehe.
Macet di sekitar Nagreg menyebabkan aku sedikit terkantuk. Jam setengah dua kami sampai disana. Langsung makannnn!!! Dan yang paling menyenangkan adalah: rumah kami yang sempat terlantar kini sangat rapi dan bersih. Terimakasih Mang Yayat dan Bi Dede. Selanjutnya kegiatan kami hanya bermalas-malasan. Tak ada aturan. Mau makan lagi, silahkan. Mancing, tinggal nongkrong di depan balong. Atau sekedar ikut nimbrung tukar cerita Apih dan adiknya juga menyenangkan. Tapi aku akhirnya memilih tidur. Capek yang tadi sempat terlupakan ternyata datang lagi, menuntut untuk dipuaskan.
Bangun tidur aku langsung mandi, Ciamis memang panas dibanding Bandung. Selanjutnya aku langsung mendatangi keponakanku yang ternyata disuruh nyari kijing (sejenis kerang air tawar ukuran besar). Tapi dasar anak kota, mereka hanya dapat sedikit, berbeda dengan sepupuku yang memang asli orang sana yang sudah mengumpulkan seember penuh. Sisanya mereka lanjutkan dengan acara saling dorong dan saling siram air balong. Pamanku sempat memarahi mereka. Aku sih malah mendukungnya. Andai aku seumur mereka aku juga akan melakukan hal yang sama hehe.
Selepas maghrib kami makan lagi tentunya! Makan ikan tangkapan tadi. Kecuali aku. Aku gak pernah suka ikan tawar. Dilanjut maen kartu beramai-ramai. Dan anehnya selepas maghrib banyak banget tukang jualan yang datang ke pintu rumah kami. Tentunya kami gak keberatan, kami beli macam-macam gorengan, bajigur, daaaannn CILOK!!! Cilok disini aneh banget. Dalemnya oncom. Bumbunya ada tiga macem. Sambel saos, Bumbu atom (sejenis bumbu indomie)--yang langsung aku singkirkan, yakk! MSG sekali, dan yang terakhir adalah: bubuk cabe yang pedes!! Enaaaakkk!!
Kami tidur bergelimpangan di ruang tengah, hanya beralaskan tikar dan karpet. Bantal pun rebutan tentunya. Untungnya cuaca agak dingin. Tapi, sialnya pas bangun badan aku bentol-bentol kena serangga, katanya sih marengmang, sejenis kutu kecil yang aku sendiri gak pernah liat bentuknya. Bentolnya menyebalkan, rasanya perih seperti terbakar, lama kelamaan keluar bulatan merah dan gatal. Sialnya kalau digaruk, malah jadi perih!
Pagi-pagi aku memaksakan diri ke alun-alun kota Ciamis. Aku sakaw Kupat Tahu. Tapi sialnya, gak ada yang enak disana. Selepas jum'atan kami pulang ke Bandung. Oiya, sholat jum'at disana aneh. Super berisik oleh suara anak-anak kecil yang berantem dan nangis. Apalagi pas AAMIIN, busett serasa nonton konser! Hahaha.
Syukurlah perjalanan pulang tanpa macet. Alhamdulillah kami semua senang! Ciamis.. tunggu ya, Insya Alloh kami akan kembali lagi!
(oiya sialnya kameraku ketinggalan di Bandung, jadi gak bisa posting fotonya, menyusul ya!--> yes!! sudah!)
3 comments:
hahaha...ah gpp ceritanya sudah sangat seru :)...
oia cilok itu sejenis makanan apa sih ? sering banget aku liat di update sttaus fb tp gak ngerti yg mana tuh ? :P
Aiiiiiiih..pantesaaaan logat sunda Mas Ddod familiar banget di kuping akuu..ternyataa dari ciamis juga yaaa..hahaha.. :-D Darah ciamis juga mengalir deras di aku Mas Doood *halah :-D* ..bapakku asli Rancah, Ciamis. Dulu juga tiap liburan kenaikan kelas aku & kakak selalu bapak kirim ke Ciamis buat dipesantrenin di sana..hihihi.. :-p Terakhir ke sana waktu sebulan sebelum aku mau nikah..ziarah ke makam kakek & nenekku. Dan setelah baca blog ini ko rasanya pengen ke sana lagi yaaa..hihihi.. ;-)
Aaaahh..no wonder we're sweet yaaa..sama-sama berdarah Ciamis ternyataaa..hahaha... :-D
@air: cilok itu singkatan aci dicolok, tepung kanji rebus dalemnya pake daging atau abon dsb.
@achy: Ahay!! memang. Walau pergaulan di lingkungan Buckingham bareng William dan Kate, sayah tetap berdarah Ciamis. Viva la Cisadap!
Post a Comment