Wednesday, November 29, 2006

Great Album: Once Again.

Ok, ok. aku gak tahan lagi! Sebetulnya aku banyak kerjaan, tapi aku gak tahan lagi HARUS menceritakan CD ini. CD yang sudah aku dengarkan berulang kali dan tak pernah sedikit pun merasa bosan. Setiap track selalu memberikan nuansa baru yang tak usang. Aku rip kedalam ipod, di komputer, bahkan casingnya selalu ada dalam tas. Ya, tak lain dan tak bukan, CD bertajuk "Once Again" dari John Legend. CD ini release tanggal 24 Oktober lalu di Amerika, tapi baru sampai disini sebulan kemudian. Nyaris setiap hari selalu aku tanyakan ke orang Aquarius Dago, sampai bosan mereka. Maaf.
Album ini berisi 13 track (satu diantaranya interlude (Maxine's interlude) berdurasi 1:52 saja)


  1. Save Room, enough said.
  2. Heaven (nuansa religius sekaligus seksi yang berbau Kanye West--sahabatnya),
  3. Stereo (Ceria-misterius),
  4. Show Me (Lambat, truly inspirational)
  5. Each day gets better (Cheerful, optimis, classy)
  6. p.d.a (hahaha, my favorite, ringtone-ku sekarang!! Simak liriknya, sangat nakal sekaligus jenaka kalau kita tak terlalu menerawang membayangkan yang erotis2). Lagu ini tapi disesali Legend, karena liriknya takut membawa efek negatif.
  7. slow dance, (old style, mengingatkan akan the temptations)
  8. again, (greatful story teller. A break-up never been this cool)
  9. Maxine (mengingatkan aku akan Galadriel, peri putih yang damai di LOTR)
  10. Where did my baby go, (warm love, remind me of old chistmas songs. Tapi satu hal yang pasti, lagu ini sangat cocok di saat grey weather seperti sekarang)
  11. Another Again (judulnya mengingatkan akan ciri khas Legend di Album Get Lifted--yang ini lebih serius, tapi sama tentang hubungan yang on and off)
  12. Coming home, lagu yang mewah dengan balutan choir. Keren.

Album ini sangat menakjubkan di telinga aku. Highly recommended!


Guru

Selamat Hari Guru untuk semua guru di seluruh Indonesia, terutama guru-guru aku di SD Sarijadi 5, SMP 15 dan SMA 2 semua di Bandung. Maaf, telat, harusnya tanggal 25 November kemarin. Aku jadi teringat kejailanku pada guru-guruku. Ya, dulu aku seneng banget ngisengin guruku, dari mulai Pak Alan guru olahraga SD, Ibu Afifah, guru matematika galak waktu SMP, Pak Toemiran guru Bahasa Inggris juga di SMP dan Ibu Mien di SMA 2 Bandung yang suka tidur kalo ngawas kita ujian, walhasil kita sukses mencontek.

Cerita guru tak pernah berakhir dan abadi sepanjang masa, mau guru yang super baik, guru yang aneh, guru yang main tendang (Ampun, Pak!), guru cunihin (bedakan dengan yang psycho-pedofil, ya!) apalagi yang galak. Mau gak mau mereka telah membentuk aku seperti sekarang. Dan tak sedikitpun aku keberatan, sebaliknya aku sangat bersyukur.

Terimakasih Ibu dan Bapak.


Monday, November 27, 2006

Rainy Morning

Hari ini dimulai dengan sangat menakjubkan. Sejak jam 2 pagi tadi hujan deras mengguyur dunia sampai tadi jam 6 pagi.
Kenapa hujan ini menjadi istimewa? Puih, semua orang Bandung --mungkin juga kota lain-- berbulan-bulan ini asli kepanasan. Di beberapa kawasan malah sudah tak memiliki air bersih. Alhamdulillah rumahku gak begitu. BMG bilang suhu di Bandung sempat mencapai 32°C, sangat panas untuk aku yang biasa di suhu maksimal 28°C aja.
Semoga musim hujan telah dimulai.

Thursday, November 23, 2006

Orang Prancis & Orang Indonesia

Aku sangat suka sejarah, terutama sejarah dunia. Mungkin gara2 terpengaruh Ibu Mia, guru IPS di SD Sarijadi 5, dan diperparah oleh Bu Tini guruku di SMP 15 (terimakasih banyak, Ibu2!). Tapi pengaruh itu adalah pengaruh yang sangat mengasyikkan. Kalo liat koleksi buku-ku, selain buku komik dan novel fiksi, buku sejarah paling mendominasi.

Hal ini pula yang menarik minat aku ketika melihat advertorial buku bertajuk "Orang Prancis & Orang Indonesia: Dari Abad XVI sampai dengan Abad XX" karangan Bernard Dorléans. Membaca sejarah Indonesia dari kacamata orang Prancis? Mmm kedengarannya sebuah hal yang baru. Akhirnya setelah nyari sana-sini, walau buku ini terbitan Kompas yang notabene "bapaknya Gramedia", tapi aku malah menemukannya di Gunung Agung.


Menyenangkan juga, walau ada satu hal yang sangat mengganggu, yaitu terjemahannya. Gosh, asli gak enakeun. Buku ini disusun berdasarkan kumpulan naskah kuno yang ditulis orang Prancis, bukan naskah Belanda yang selama ini sudah cukup familiar. Karena naskahnya dari abadi 16, otomatis faham yang digunakan adalah antropologi kuno, yang sangat subyektif, melihat kebudayaan orang lain berdasarkan nilai yang dianut penulis (ternyata pelajaran kuliah ada yang cukup berguna juga, hehe). Apalagi kebudayaan Eropa dan Indonesia masa itu jelas2 bagaikan bumi dan langit. Selain itu karena Prancis tidak pernah menjajah Indonesia, kita bisa melihat gambaran perilaku bangsa penjajah (Belanda, Portugis) dari kacamata bangsa asing lainnya. Ada satu bab yang sangat menarik dan satir menurut aku, yaitu cerita tentang seorang pangeran Timor yang ditipu dan ditelantarkan guru Portugisnya sampai pangeran Timor itu terlunta-lunta dan akhirnya mati di Prancis dengan menyedihkan.


Walau --sekali lagi-- terjemahannya menyedihkan, buku ini sangat layak disimak.

Monday, November 20, 2006

Casino Royale

Sial. Libur dua hari di Sabtu Minggu kemarin aku harus masuk kantor. Banyak kerjaan yang harus diselesaikan. Pulangnya, di hari Minggu, aku sangat lemes, mengingat malemnya aku cuma tidur 3 jam. Tidur jam 2 bangun jam 5 pagi. Tapi mendingan begitu, daripada harus bangun siang di hari Minggu. Aku gak suka. Morning is the best part of a day.
Pulang2 aku berniat langsung ke rumah aja. Tapi di tengah jalan aku memutuskan untuk nonton. Ajak Pa Toto ah. Sayangnya, telponnya ga diangkat2. Ya, udah sendirian aja. Ternyata pas udah deket blitz Herri telp, ya udah sekalian aku ajak.
Film kali ini adalah Casino Royale, James Bond. Sebenarnya aku gak suka2 amat sama James Bond. Biasa malah. Film Bond kali ini diperankan Daniel Craig, pengganti Pierce Brosnan. Seperti biasa, pergantian pemeran tokoh ini sering menimbulkan Pro Kontra. Sejujurnya aku ga peduli. Hal yang menarik dan selalu aku perhatikan dengan seksama di film Bond adalah opening title nya. Dan kali ini sangat keren animasi grafis bertemakan kartu, yang identik dengan judulnya. Theme song kali ini dinyanyikan Chris Cornell berjudul "You Know My Name", keren (thanks, multiply!). Sudah lama juga ya theme songnya ga dinyanyikan penyanyi cowok.
Adegan di awal sangat2 breath taking, melihat Bond mengejar2 musuh sampai naik2 crane yang tinggi banget sungguh menegangkan. Apalagi untuk yang alergi ketinggian seperti aku! Ceritanya tentang seorang akuntan teroris bernama Le Chiffre yang kehilangan uang kliennya di meja judi. Bond yang mengalahkannya. Chiffre mencoba berbagai cara untuk mendapatkan uangnya kembali, termasuk memanfaatkan orang-orang di dekat Bond. Setelah menegangkan di awal, ditengah2 film ini agak membosankan.
Oh, iya sosok Bond kali ini sangat berbeda dengan Brosnan. Dingin dan jauh dari jenaka. Gak tau dengan pendapat Anda. But to me, Daniel Craig is a Bond...James Bond!

Sunday, November 19, 2006

Anggun, My Love

Dulu, bagiku Anggun C. Sasmi hanyalah merupakan penyanyi rock tahun 80an biasa. Memang aku masih ingat, di masa SD-SMP, dia penyanyi yang diatas rata-rata, lagunya pun, Mimpi, cukup aku suka. Tapi that's it. Biasa aja. Seiring waktu berlalu, sekarang, tepatnya mulai beberapa tahun yang lalu, bagi aku Anggun adalah Miss Indonesia. Musik dan kecantikannya telah berevolusi mendekati kesempurnaan.
Telah lama aku ingin menonton dari dekat. Dan baru sekarang mimpi aku terkabul.
Anggun akhirnya konser di Bandung, tadi banget jam 8 malem. Sejak tahu kabar konsernya aku sudah langsung pesen tiket, VIP, dengan harapan aku akan sangat dekat dengannya. Hal yang akhirnya aku sesali. Harusnya aku di kelas Festival. Mumpung masih muda, harusnya aku berdiri di samping panggung. Mau loncat2 sesukanya , gak masalah. Aku nonton, sama Fanny, keponakanku.
Pertunjukan telat setengah jam. Tapi aku gak keberatan. Teriak, ikut nyanyi, bengong. Itu yang aku lakukan sepanjang konser. Dimulai dengan lagu "Kembali", Anggun membuka panggung dengan pakaian seksi. Tapi terus terang bukan itu yang membuat dia cantik. Segalanya tampak cantik dalam dirinya. Lagu demi lagu mengalun. Selama itu aku masih kagum. Vokalnya terdengar sama dengan yang ada di CD. Setelah jeda kedua untuk ganti kostum, Anggun memulai sesi lagu-lagu Indonesia di masa sebelum kepergiannya ke Perancis, masa rock 80an yang aku gak terlalu suka. Tapi ternyata aku salah, lagu-lagu itu diaransemen ulang oleh Andi Ayunir dengan balutan orkestra-keroncong yang unik. Aku yang sama sekali gak suka musik etnik, sangat-sangat terkagum-kagum. Lagu-lagu usang itu terdengar sangat segar. Setelah berduet dengan Andi /rif, Anggun kembali menyanyikan hits2 internasionalnya.
Apa daya segalanya harus berakhir. Anggun meninggalkan panggung berbalut bendera Indonesia.
Ya, dia orang Indonesia.
Aku meninggalkan Indonesia, tapi Indonesia tak pernah meninggalkan diriku.
Ah, Anggun....
(Nasionalisme tak pernah terlihat & terdengar seseksi ini)

Monday, November 13, 2006

Breaking Prison

Tanggal audit sudah ditetapkan. 6 – 7 Desember nanti, tapi entah gak peduli, entah sudah terbiasa, sekarang aku mati rasa. Mungkin juga karena syndrome tak berlibur yang masih aku rasakan sekarang. Tapi satu hal yang pasti: aku butuh hiburan. Setelah sekian lama menunggu Monk season 1 dan 3 edisi boxed set yang tak kunjung tiba, akhirnya aku menyerah. Aku beli bajakannya. Season 1 aku lahap dengan brutal. Selesai dalam waktu dua hari saja, hahaha. Monk memang hebat!
Kesibukan awal bulan, tanggal-tanggal awal yang berarti report bulanan, menyeret aku untuk tinggal di kantor berlama-lama, yang artinya no dvd in this period. Suck. Aduh, pekerjaan yang bertubi-tubi nyaris mematahkan semua harapan aku untuk bersenang-senang. Tapi aku tak mau menyerah. Perjalanan dinas dua hari kemarin ke Jakarta, gak aku sia-siakan, di hotel aku kembali memutar Monk season 3, tapi sialnya, season ini kedodoran di episode2 awal. Mulai episode ketiga sih sudah mulai membaik lagi, tapi aku jadi agak sedikit bosan. Yah, sudah, gapapa. Aku kan bawa DVD yang lain. Bajakan juga. Prison Break.

Berkali-kali aku liat review-nya di internet, baru kali ini aku tertarik untuk melihatnya. Ternyata aku tolol sekali. Gosh! Kenapa bisa2nya aku mengabaikan serial sekeren ini. Bodoh. Bodoh! Serial ini sangat smart dan penuh ketegangan. Melebihi 24 season pertama, menurut aku. Ceritanya tentang Lincoln Burrows yang harus menghadapi vonis mati dipenjara Chicago karena dituduh membunuh adik wakil Presiden. Walau Lincoln bersikukuh menyatakan tidak bersalah, tapi bukti2 berkata lain. Satu-satunya orang yang percaya Lincoln tidak bersalah hanyalah adiknya, Michael Scofield. Setelah melalui penelitian yang mendalam, Michael, si genius sekaligus salah satu tim teknis yang membangun penjara itu memutuskan masuk ke penjara sebagai tahanan untuk membantu kakaknya kabur. Dia sengaja merampok bank dan menindik sekujur tubuhnya dengan tatoo yang menyiratkan denah penjara.

Perjalanan Michael tak pernah mudah. Dari mulai menghadapi keganasan rekan napi, peliknya menjalankan rencana kabur, sampai ancaman dari kekuatan besar di balik vonis Lincoln. Dan waktu semakin menipis. Sampai hari ini kalau boleh aku mending bolos aja dan kembali bertegang ria dengan mereka. Aduh, baru nyampe episode ke delapan. Monk, harap bersabar dulu ya, untuk sementara aku jalan-jalan ke penjara dulu.

Linc, Michael be patient! I'll be back!

Wednesday, November 08, 2006

URGENTLY NEEDED: VACATION!!!

Aduh, sudah bebal rasanya otak ini. Mengapur dan sudah sulit diajak bekerja. Coba ingat terakhir kali bertamasya ke luar kota?? Oh My God! It's more than a year ago! Tapi apa daya Minggu pertama bulan depan mau audit (lagi *yawn*) dan cuti baru akhir bulan Desember nanti. Tolooong!