Friday, November 30, 2007

Pamit

Hari ini adalah hari terakhir di kantor di tahun 2007, sehubungan dengan cuti panjang untuk menunaikan perjalanan haji.
Mohon maaf lahir bathin rekan-rekan dan handai taulan..
Mohon do'a restu agar perjalanan nanti membuat saya menjadi lebih baik..
Sekali lagi mohon maaf..

Tuesday, November 27, 2007

Enchanted. Aneh tapi Menyenangkan.

Pertama-tama film ini adalah film tentang cinta. Sangat cocok ditonton ABG menjelang prom date atau sejenisnya. Kisah mengenai peri baik hati yang terhalang cintanya oleh nenek sihir yang jahat. Tapi Enchanted melakukannya with Attitude. Ya, kisah yang benar-benar basi dan lame ini ternyata bisa sangat indah, lucu sekaligus menyenangkan.
Film keluarga yang mengisahkan Giselle yang baik hati di dunia kartun yang bertemu pangeran pujaan hati Prince Edward (dimainkan dengan konyol oleh si X-Men, James Marsden) disihir oleh Ratu Narissa (Susan Sarandon) ke dunia nyata. Giselle tentu saja kebingungan di belantara New York. Untunglah dia diselamatkan pria beranak satu, Patrick Dempsey (Grey's Anatomy).
Selebihnya silahkan tonton sendiri, dan saksikan kisah puteri mencari cinta yang disajikan dengan cara berbeda ini. Endingnya tentu saja mudah ditebak. Giselle berpendapat sama dengan ibu-ibu di kantorku pencinta McDreamy.
Serius, jika tidak menonton film ini. Aku akan agak menyesal.
Enjoy!!

Wednesday, November 21, 2007

Indonesia Bertindak

Tak sengaja tersesat ke situs ini suatu hari. Blog nasionalis yang sangat berapi-api. Tapi harap bedakan kasar dengan berapi-api. Di blog ini aku temukan t-shirt bertajuk Saya Kapok Melancong ke Malaysia sebagai bentuk perlawanan terhadap Visit Malaysia 2008. Kenapa harus melawan, kenapa harus menggunakan kata-kata itu, kenapa tidak menggunakan kata yang lebih menonjolkan kegusaran seperti Ganyang Malaysia, misalnya dijelaskan di blog ini. Saya setuju dengan Indah & Iwan Esjepe.
Perlakuan pemerintah Malaysia terhadap Warga Indonesia sudah pada ambang batasnya.

Awalnya terus terang, maaf, aku menganggap mereka hanyalah sepasang kaya raya yang menjunjung nasionalisme semu. Aku sangat sangat salah. Mereka melakukan sesuatu untuk nasionalisme. Tak peduli orang bilang apa. Tak peduli sekecil apa. Melakukan sebuah tindakan membuat perbedaan besar dengan hanya sekedar diam.

Aku pun akhirnya memutuskan membeli T-Shirt itu, walau belum pernah dan sebisa mungkin tidak akan ke Malaysia bila kondisi tetap seperti sekarang. Aku kirim SMS ke nomor 08888672974, tanya-tanya dulu, nanti setelah transfer baru pesan. Tapi ternyata pas tadi pulang T-Shirt keren tersebut sudah sampai di kamar aku beserta bonus segepok stiker TRAVEL WARNING: INDONESIA DANGEROUSLY BEAUTIFUL. Slogan yang diciptakan untuk mengcounter travel warning. Padahal aku belum bayar!! Malu hati aku langsung minta tolong Ii kirim lewat MBCA.

Terimakasih.

Terimakasih banyak.
Untuk tshirt, stiker dan semangat positifnya.

Terimakasih.

*maaf, fotonya tolong liat pakai cermin :)

Tuesday, November 20, 2007

Baby Girl

Selamat buat pebe yang sudah di USG (Yani dong tentunya) dan Insya Allah mendapatkan bayi perempuan. Jangan diberi nama Angelica ya, karena mengingatkan aku akan Angelica Pickles, wanita dominan di Rugrats. Jangan juga diberi nama Helga, karena mengingatkan aku akan Helga Pataki, si gadis agak-agak psycho di Hey, Arnold! Hehehe (maaf buat yang namanya sama).

Sekali lagi selamat!!

Monday, November 19, 2007

To Ciamis and Back

Setelah berkali-kali selama dua tahun terakhir merencanakan perjalanan ke Ciamis, akhirnya baru Sabtu kemarin kunjungan ke rumah nenek itu berhasil dilaksanakan. Pergi jam 3 sore ke terminal Cicaheum bareng Megan, sepupu aku. Aku memilih naik bis biar bisa istirahat.
Ternyata aku sangat excited. Badanku sepertinya bosan dengan pemandangan perkotaan terus menerus. Mataku tak henti-hentinya melihat gambar di jendela yang berubah dari detik ke detik. Menyenangkan. Apalagi sesekali kami mengobrol kesana kemari, dari mulai komik sampai irigasi. Sampai di rumah Ma Anah a.k.a my grandmother, disambut teh hangat. Sumpah sangat sedap.
Intinya perjalanan aku kesana adalah nengok nenekku yang kemarin sakit, walau sekarang sudah sehat walafiat. Seterusnya adalah silaturahmi dan mengupdate kabar terbaru disana. Yah, secara sudah dua tahun aku gak kesana. Padahal jaraknya gak jauh-jauh amat. Nenekku agak rabun kalau sudah malam, dan sedikit agak pikun. Tapi beliau masih mengingat aku dengan jelas walau sudah lama gak berkunjung. Lain halnya dengan Megan, walau sering kesana, nenekku sukses terlambat mengenalinya. Pertama disangka tukang kredit, kedua disangka panyawah (tukang yang ngurusin sawah) dan kemarin disangka temennya aku, padahal sudah ngobrol agak lama. Hahaha.
Sayangnya aku hanya sebentar disana, besoknya, Minggu pagi jam 9 aku pulang. Kalau kesorean takutnya macet, dan takut kecapean Senin ke kantor. Kembali naik bis dan kembali mataku menikmati pemandangan indah sepanjang jalan. Kali ini lebih maksimal soalnya cuaca cerah.
Mudah-mudahan masih diberi umur untuk kembali berkunjung kesana. Amin.

Friday, November 09, 2007

The Unplanned Game

Pulang setelah shalat maghrib di kantor. Memantapkan hati untuk menepati janji tidak akan melewati Jl. Terusan Pasteur dan Jl. Surya Sumantri tempat Sekolahan Maranatha yang selalu menguras habis persediaan kesabaranku. Akhirnya memilih Cipaganti yang Alhamdulillah lancar.
Sambil melamun di lampu merah ditemani "Being Boring"nya Pet Shop Boys. Tiba-tiba saja tercetus ide untuk ke Ciwalk menikmati white chocolate dingin Starbuck atau malah sekalian saja nonton. Mmm tampaknya menarik. Akhirnya aku memilih The Game Plan, film keluarga tentang American Football.

Aku salah memilih film ternyata. Menonton film ini sama dengan duduk di setumpukan kerikil, dan beberapa butir masuk ke sela-sela pantat. Menyiksa. Menceritakan seorang quarterback sekaligus bintang Boston Rebels, Joe Kingman (The Rock) yang terkenal dan gemar akan hura-hura. Walau terlihat memiliki segalanya, hidup Joe sebenarnya hampa dan sepi, sampai akhirnya dia bertemu dengan seorang anak perempuan yang mengaku sebagai anak kandungnya. Selebihnya mudah untuk diduga. Yang menyiksa adalah sepanjang film kita harus melihat usaha The Rock untuk membuat chemistry dengan Madison Pettis (sebagai Peyton Kingman, anaknya) sekaligus menjadi terlihat lucu. Usaha tersebut tak kunjung membuahkan hasil. Ditambah ending yang sangat sinetronish.

Tapi aku tidak menyesali keputusan untuk perjalanan tak direncanakan itu. Cukup untuk membuat riak di Bandung yang dingin. Hehehe

Monday, November 05, 2007

Mual

Kemarin pagi sampai tengah hari diadakan praktek manasik haji se kotamadya Bandung. Err.. sekarang baru terasa bahwa nanti disana akan sangat banyak sekali orang. Sudah mulai deg-degan. Dan semakin bertambah bingung. Idealnya segala macam izin sudah harus selesai diurus, tapi nyatanya pengumuman kloter dan tanggal keberangkatan baru diumumkan nanti selasa. Sudah banyak yang bertanya pergi tanggal berapa, kloter berapa dan sebagainya. Semuanya menunggu jawaban sampai nanti tanggal 7 besok.
Pulangnya masuk angin parah menimpa. Ini yang aku takutkan. Setiap kepalaku kepanasan dan kemudian kedinginan (tadi agak panas berganti hujan dan harus memakai baju ihram), seringkali berujung sakit kepala, mata berkunang-kunang dan mual ingin muntah. Sialnya, Bandung tadi macet sekali. Menyetir pulang butuh perjuangan dahsyat. Sampai di rumah, minum paramex, ganti baju dan tidur.
Alhamdulillah dua jam kemudian bangun dan seperti tidak terjadi apa-apa. Semoga Allah selalu memberi kesehatan. Amin.

Friday, November 02, 2007

Grey Weather Seeker

Sudah lama rasanya gak ke bioskop. Bukan hanya terpotong bulan Ramadhan dan Lebaran (sebenarnya setelah sholat tarawih aku pernah memaksakan diri nonton The Brave One-nya Jodie Foster), tapi juga dikarenakan tidak ada film yang membuat aku tertarik untuk menontonnya.

Bandung, sudah beberapa hari ini menampakan sisi terbaiknya. Langit berwarna abu-abu nyaris sepanjang hari, angin dan hujan seperti tak henti. Cuaca terbaik versi aku. Tiba-tiba saja di tengah perjalanan pulang kantor aku ingin lagi ke bioskop. Dan film yang aku pilih adalah The Seeker: The Dark Is Rising. Mengisahkan seorang anak berusia empat belas tahun yang ditakdirkan menjadi The Seeker, pejuang pencari enam jimat yang tersembunyi untuk melawan kegelapan yang jahat.

Jangan terlalu berharap akan film ini. Film ini buruk, tapi tidak terlalu buruk. Naskah dan plot nya sangat lemah, bahkan untuk sebuah film anak-anak pun. Untung saja spesial efek dan unsur sinematografinya cukup menghibur. Banyak lubang di film ini, aku gak percaya aktor sekelas Ian McShane (si penjahat bengis di serial 'Deadwood') memilih peran disini.

Tapi overall, film ini cukup untuk mengisi kekosongan dan cuaca mendung yang damai ini. Ahh, semoga cuaca indah ini tidak membawa bencana. Karena sekali lagi I really love this weather.


Monday, October 29, 2007

Reuni Akbar!

Aku baru saja pulang dari “Reuni Akbar Semua Angkatan SMA 2 Bandung”, sekolah aku tercinta. Sebetulnya acara itu berlangsung dua hari, 27 & 28 Oktober 2007. Tapi aku agak ragu datang di hari Sabtu kemarin, selain mulainya malam, dicurigai acara itu cuma buat om2 dan tante2 angkatan jadul banget (dan kemudian keputusan ini aku sesali, walapun benar acara itu didominasi angkatan lama, tapi aku yakin asik abis. Acaranya ternyata sampai jam 2 malam ajah, tua gak ada hubungannya dengan hambatan untuk gila hehe).
Aku nyaris gak jadi ikutan acara reuni ini. Semua teman yang aku telepon tak ada respon sama sekali. Ahmad gak ngangkat, walaupun dia sudah bilang gak bisa ikut. Rivani pun demikian. Sari, aku yakin dia ada di Jakarta. Andi sakit di rumah mertua. Oh, derita menjadi single! Syukurlah teh Dhyah ngajak bareng. Cihuy, walaupun kita berbeda 8 angkatan hahaha.
Parkiran sudah penuh sesak. Aku kebagian di kantor kesehatan di jalan Bapa Husen. Oh, My God euforia sudah mulai terasa di gerbang SMA 2. Orang-orang berbagai umur mulai memadati halaman sekolah. Disambut panitya yang menangani urusan registrasi berdasarkan tahun lulus. Dan aku dapat PIN berwarna merah lengkap dengan nama dan angka 95. Terus terang aku kaget, berbagai baju warna-warni mewarnai sesaknya SMA 2 siang itu. Banyak sekali angkatan yang kompakan pake baju samaan. Aku pun tak terkecuali, setelah aku tiba di stand angkatan 95 aku bisa beli baju berwarna cokelat berlabel tahun lulus. Terimakasih Windy, Nanda, Lintang, Romi, Pimpim dan yang lainnya yang sudah berrepot ria mengurus stand 95. Eh, ada yang pake kaos lucu, Eduners ’71 dan Anjrit, Pemuda Asoy ’81.
SMA 2 memang sangat luas, hari itu penuh tapi masih cukup ruang tersisa untuk bergerak. Di dekat pohon karet --ikon SMA 2-- ada panggung dan banyak kursi sesak beratapkan tenda. Di dekat lapangan basket (lapangan basketnya sendiri dipake tempat parkir) berkumpul tenda-tenda angkatan. Dimulai angkatan 50something sampai angkatan fresh 2000an. Berbeda dengan bazaar reguler From 2 with Love, tenda-tenda itu lebih mirip garden party dengan koridor penuh meja kursi ala cafe. Tenda itu sendiri mayoritas berjualan (ada juga yang gratis lho) makanan, tapi ada juga yang jualan motor dan stand lukis sketsa wajah.



  • Spirit. Ajang reuni ini berisikan berbagai kalangan usia, sangat terlihat dari wajah dan fisik tentunya. Tapi satu hal yang sama, semua tampak muda, dan aku sama sekali tidak berlebihan. Seriously, semua tampak bahagia, ceria dan penuh gelak tawa. Semua tampak gaya. Bahkan ada yang nyanyi lucu dan nari lincah. Padahal mereka angkatan 70. Menakjubkan.


  • Egalite. Acara dibuka oleh oleh Bpk. Agum Gumelar, salah satu pejabat Republik Indonesia. Pidatonya sama saja dengan yang biasa kita lihat di televisi. Tapi yang berbeda adalah di sela-sela pidato selalu ada celetukan “Betul, Gum, Heueuh, Gum”. Tidak ada pejabat atau apapun disini, semua adalah alumni SMA 2.
  • Multi Generation. Berhubung acara ini untuk semua angkatan, tentunya bukan hal yang aneh kalau banya keluarga yang mengajak seluruh anggotanya. Seperti klan Panigoro, keluarga Amilius (Ada temen aku, Arra didalamnya), bahkan ada yang sampai kakek neneknya alumni SMA 2. Menakjubkan!

  • Bimbo. Aku yakin semua orang Indonesia pasti tahu Bimbo. Group musik sekeluarga spesialis lagu rohani. Walaupun banyak juga lagu-lagu non rohani seperti Adinda, dan sebagianya. Hari ini salah satu personilnya Jaka Bimbo alumni 60an menyanyikan 2 lagu. Satu hal yang berbeda, Om Jaka tidak memakai baju taqwa, batik, ataupun kemeja resmi, tapi jaket adidas classic, t-shirt putih dan jeans lusuh. Cool!


  • Memory. Anak 3fis1 yang dateng kali ini cuma aku dan Evi. Too bad! Tapi gak apa mengingat aku gak ketemu Evi nyaris 10 tahun. Langsung saja kita menuju kelas tercinta diujung lantai dua. Sayangnya terkunci. Tapi ada hal yang tidak berubah, papan tulisnya masih dua papan vertikal berkatrol, tapi tidak lagi menggunakan kapur seperti dulu, sudah menggunakan spidol. Satu yang berbeda, di meja guru sekarang sudah terpasang telepon dan di setiap kelas terpasang speaker untuk mendengarkan radio sekolah dikala istirahat. Bisa request dan titip salam lho!

  • Seleb. Banyak alumni SMA 2 menjadi seleb. Sejujurnya aku pingin ketemu Candil, vokalis Seurieus angkatan ’93. Sayangnya gak datang. Tapi ada juga yang sempet dateng, selain Jaka Bimbo dan Iin Parlina, ada juga Dewi Lestari, gerombolan Java Jive dan yang paling banyak ngajak foto bareng, Mario Kahitna angkatan 2000. Masih fresh mungkin ya :)

  • The Gurus. Wah, di ajang ini tentunya banyak sekali guru! Selain yang masih aktif seperti Pak Toto dan Bu Dinar, misalnya, aku melihat Bu Rocky a.k.a Bu Rokamah dan duo kimia, Bu Ida dan Bu Dewi, sayangnya aku gak sempet salaman. Oh iya, 3fis1 guys, ada salam dari Pak Adit Suganda, wali kelas kita tercinta!

Walau begitu banyak angkatan, tidak ada yang tersisihkan di acara ini. Semua tampak menikmatinya. Bahkan di kala diam duduk sendiri aku tetap merasa nyaman, mendengar dan melihat segala hiruk pikuk, dan kegaduhan. Benar-benar seperti berada di tengah keluarga! For sure!

Friday, October 12, 2007

Lebaran

Hari ini atau besok lebarannya...
Selamat Lebaran!
Mohon Maaf Lahir Bathin!
Sekali lagi mohon maaf...

Thursday, October 04, 2007

The Return of Boy (Man) Band

Aku suka sekali musik pop. Tapi sayang sekali, pop seringkali diartikan pop tarts (Britney Spears, Christina Aguilera and the gang) atau boyband (Nsync, Backstreet boyz dan banyak gerombolan cowok Inggris). Seringkali pop ini jadi sasaran empuk para kritisi dan tentu saja eksploitasi bisnis. Bahkan kita kadang malu dan sembunyi hanya untuk mendengarkan "It's Gonna Be Me"-nya Nsync.
Sempat dulu zaman SMP, ketika New Kids On The Block sangat booming, seolah sudah ditasbihkan boy band itu hanya untuk perempuan dan --well-- banci. Dan lelaki seharusnya memilih Guns N Roses atau Anthrax atau Sepultura dan sejenisnya.
Coba kita dengarkan musiknya, hilangkan semua teriakan perempuan di sekitarnya, sekalian juga hilangkan dance routine mereka. It's all about musik yang menyenangkan. Dan segalanya telah berevolusi. Coba dengarkan lagu Unskinny Bop dari group rock Poison, walau berbalut lengkingan gitar, it sounds like pop to me.
Secara tak sengaja, kemarin aku nyari video klip Color Me Badd, judulnya Choose, sialnya gak ketemu malah ada orang aneh yang narsis (tapi sekaligus menggelikan) menyanyikan lagu itu. Semakin aku mencari ternyata aku menemukan hal lain. Acara Mission: Man Band di VH1, sebuah reality show yang mencoba menggabungkan alumni boy band tahun 90an menjadi sebuah band baru. Bryan Abrams (Color Me Badd), Rich Cronin (LFO), Jeff Timmons (98°) dan Chris Kirkpatrick (Nsync) bergabung di acara ini. Sangat mengejutkan, dalam pikiran aku semua dulu terkenal dan tentunya banyak uang, jadi seharusnya mereka menikmati masa pensiun mereka. Ternyata semua salah. Mereka masih harus berjuang menghadapi setannya masing-masing. Bryan menjadi gemuk, "miskin", dan harus berjuang mengatasi kecanduan alkohol, Rich bergelut dengan Leukimia akut, Jeff tetap mencoba struggle menjadi orang dibelakang layar dunia musik dan Chris yang kesepian.
Semua harus berjuang dari awal lagi. Menghadapi kerasnya dunia musik. Acara ini menarik, terlebih ketika mereka bernostalgia menceritakan kejayaan band mereka dulu. Tapi satu hal yang tidak berubah, mereka masih memiliki bakat yang hebat. Bahkan Chris yang pernah dengan satir bilang bahwa dia hanya backup singer, ternyata memiliki karakter vokal yang unik dan cukup kuat. Favorit aku tentu saja Bryan yang bertindak sebagai lead vocalist di group yang akhirnya diberi nama Sureshot ini. Coba berkunjung ke situs mereka, dan dengarkan lagu-lagu mereka. Cool!

Monday, September 17, 2007

Hongkong

Inilah tempat favoritku! Dimulai dari batas di terminal Lowu aku sudah mulai menyukainya. MTR (bukan MRT seperti Singapura) sangat bersih, bahkan semua kota sangat bersih. Tidak ada dahak di kota ini..Syukurlah. Sayang perjalanan disini hanya sebentar. Belanja di Kowloon yang sukses membuat kakiku mati rasa, menikmati pemandangan di Victoria Peak, sekaligus satu hal yang sangat sangat aku sukai: Patung Lilin Madame Tussaud. Aku berlari-lari kegirangan berfoto bersama hampir semua patung disana. Sangat menyenangkan.
Lain kali sebaiknya langsung Indonesia-Hongkong saja

Sunday, September 16, 2007

Juhai - Shenzen

Kedua kota ini sangat mirip. Penuh apartemen kotor sekaligus gedung-gedung pencakar langit modern yang terlihat baru. Dari mulai imigrasi semua orang terlihat berjalan terburu-buru. Kita hanya sebentar saja di Juhai, sekedar transit. Paling lama di Shenzen, bahkan kita sempat touring dan memang menginap di Shenzen. Shenzen lebih modern. Sarana publik seperti jalan dibangun dengan sangat baik. Gedung perkantoran, pabrik dan hotel bertebaran dengan megah. Sarana pariwisata pun tidak ketinggalan. Shenzen membangun miniatur keajaiban dunia dan teater folklore. Oh,ya disana ada sebuah kawasan perbelanjaan yang digemari ibu-ibu, namanya Luohu atau Lowu. Mall itu sangat sesak dengan barang-barang palsu. Oh iya, jangan harap bahasa Inggris berguna di kedua kota ini. Lebih baik bahasa Tarzan saja daripada kita berlelah-lelah menjelaskan dengan bahasa verbal. Di Lowu ini aku merasa sangat tidak berdaya. Barang-barang palsu ini ditawarkan dengan harga selangit, tapi sangat terbuka untuk penawaran ekstrim. Harga 500 Yuan sah-sah saja kalau ditawar 50. Aku tak bisa mengerti.
Sepanjang los-los itu pasti akan banyak yang bilang: lole lole hai kaliti cip prais (rolex, Rolex, high quality, cheap price). Bahkan aku pernah nawar tas, dan aku tanya is it really leather? Dia menjawab yes. Aku pegang dan bilang: Are you sure? it feels cheap dia kembali menjawab: yes, cheap. Huh!
Tapi ada satu hal yang aku suka dari Shenzen. Yaitu panti pijatnya. Sekembalinya dari Hongkong, aku nyaris tak bisa berdiri, telapak kaki terutama bagian tumit sudah tak bisa menahan bobotku. Untung guide-ku mengajak ke panti pijat. Aku gak tau namanya. Aku buta huruf disana. Tampilan luar tidak meyakinkan bahkan nyaris seperti tempat mesum. Tapi kesan itu berubah setelah masuk, sofa nyaman tersebar masal. Dilengkapi headphone dan tv kecil walau merk china. Tapi yang paling penting adalah OMG pijatannya sungguh-sungguh enak. Kakiku kembali fit seperti sedia kala.
Tapi kalau memilih, aku gak mau lagi ke kota ini. Walau bangunannya modern tapi semua serba jorok, aku nyaris tak berani ke WC umum. Sumpah, pernah dua kali aku gak nahan pingin ke WC, aduh pengalamannya seperti nonton film horror. Dan satu hal yang sangat mengganggu adalah, kenapa setiap orang sepertinya senang membuang dahak di tempat umum? Hiiii..seram!

(foto diambil oleh mas Iwan)

Macao

Minggu lalu, aku dan rombongan kantor, bertujuh puluh orang aja, piknik ke China, tepatnya ke Macao, Shenzen dan Hongkong. Walau secara teori kota-kota itu satu negara, tetapi saja sangat berbeda. Ditambah kita harus melewati imigrasi setiap melewati masing-masing kota. Bayangkan, dari Indonesia ke Macao melewati satu pos imigrasi, dari Macao ke Juhai (kota sebelum Shenzen) melewati dua pos imigrasi, lanjut ke Hongkong dua pos imigrasi. Semuanya dikalikan dua untuk perjalanan bolak balik. Semua pos imigrasi dipenuhi sangat banyak orang. Sungguh perjalanan yang melelahkan.

Aku ceritakan perjalananku tentang masing-masing kota. Dimulai dari Macao. Seperti kata teh Mira, aku bingung, yang benar entah Macao entah Macau, habisnya dua-duanya sama-sama digunakan. Kesan pertama tentang Macao adalah kota yang modern, bersih dan bertaburkan kasino-kasino megah. Ya, kasino itu seringkali disatukan dengan hotel, restoran bahkan pusat perbelanjaan. Bahkan pernah suatu kali di tempat kita makan, rombongan minta disediakan satu ruangan untuk sholat. Setelah kita berjamaah sholat semenit kemudian dirubah menjadi tempat ibu-ibu bermain Mahjong hihihi.

(foto diambil oleh Mas Rafli)

Reunion

Rabu kemarin, Tari, teman SMAku yang sudah sangat lama berkelana di Jepang pulang ke Indonesia. Singkat kata kita ketemuan, pulang kantor kita berdua ditambah Ahmad Arifin (a.k.a Arif a.k.a Ahmad) merealisasikan rencana mengunjungi pa Toto –our high school math teacher-- di rumahnya. Kita ngobrol kesana kemari, saling menceritakan kehidupan masing-masing, mengenang dan mengingat-ngingat memori masa lalu, bahkan saling berdebat. Malam itu aku merasa kembali muda, semuda masa SMA dua belas tahun lalu. Err..tapi dengan berat badan yang tentunya jauh berbeda hehehe.
Tari, Ahmad, terimakasih banyak.
Ternyata jarak dan waktu tak berarti apa-apa.

Friday, August 31, 2007

The Invasion. Suck.

Kemarin nonton The Invasion di Ciwalk. Oh benar-benar film yang pantas untuk dilewatkan. Tak peduli dengan tiga bintang yang didapat dari boxoffice.com

Thursday, August 30, 2007

Mengalah Itu Penting

Pekerjaan customer service itu jauh dari sederhana. Harus memanage perasaan dan emosi dengan sangat seksama. Caci maki, memperbaiki kesalahan orang lain, meminta maaf untuk unit lain. Semua harus dilakukan dengan perkataan dan intonasi yang terjaga.
Dan masih juga menerima fitnah. Astaghfirullah. Aku harus mawas diri, mungkin saja dibalik semuanya aku berbuat dzhalim. Semoga semuanya berakhir dengan baik. Sabar itu seharusnya tidak ditambahkan kata "sampai kapan". Sabar memang harus selamanya.

Friday, August 17, 2007

17an

Hari ini adalah tanggal 17 Agustus. Ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia tercinta. Aku termasuk yang bersuka cita menyambut hari itu. Soalnya dengan serta merta di semua daerah mendadak jadi meriah. Meriah dengan hiasan dan kegiatan. Terutama di komplek rumahku.
Aku termasuk yang jarang keluar rumah kecuali ke warung. Tapi jangan salah, aku pastinya kenal dengan orang-orang di sekitar aku. Minimal satu RW aku tahu. Nah, tanggal 17 itu biasanya aku manfaatin dengan bersosialisasi dan sekedar mencari hiburan. Sudah sebulan ini tiap Sabtu Minggu sore aku sempatkan nonton pertandingan futsal antar RT. Selain meriah dan jadi ajang ketemu orang yang sudah lama gak aku sapa, di lomba ini juga biasanya banyak orang jualan. Walhasil di lapangan itu kalian akan melihat sosok bertubuh besar dengan kaos dan celana selutut yang tidak berhenti jajan. Hehehe.
Kemarin malam juga ada lomba lain. Yaitu lomba masak nasi goreng khusus bapak-bapak. Secara rasa aku gak tau, secara hiasan juga gak jelek-jelek amat. Tapi kehigienisannya diragukan. Soalnya buru-buru dan bercampur keringat. Yiy! Hahaha.

Friday, August 10, 2007

Cuti Nonton

Masa cuti adalah waktu yang sangat tepat untuk menonton. Tanpa buru-buru, tanpa antrian, tanpa macet, tanpa susah dapet parkiran. Ahhh, dunia serasa surga!! Hari Kamis dan Jum'at tadi aku nonton jam 12.45 di Blitz dengan penuh kedamaian.
Film pertama yang aku tonton adalah Surf's Up. Film animasi dari Sony tentang Surfing. Dikisahkan seekor penguin, Cody, yang berusaha keras menggapai impiannya menjadi seorang peselancar terbaik mengikuti idolanya Big Z. Film ini agak lain daripada film animasi lainnya yang pernah aku tonton. Shoot yang digunakan seperti sedang membuat film dokumenter, lengkap dengan komentar-komentar dan wawancara orang--err, binatang disekitarnya. Walau terlihat tak laku film ini sangat menghibur. Lucu. Asli. Ditambah hari Kamis itu aku nonton sendirian aja. Tidak ada penonton lain di bioskop itu. Jadi aku seperti raja. hehehe.

Film yang aku tonton siang tadi adalah film yang aku nantikan. Bourne Ultimatum. Seri penutup dari film-film sebelumnya, Bourne Identity dan Bourne Supremacy. Gosh, film ini dua jam lebih dan penuh ketegangan sejak awal. Tidak ada basa-basi tak perlu dan cerita yang sengaja dipanjang-panjangkan. Matt Damon sangat keren di film ini. Tanpa senyum dan bertempur dengan sangat efektif. Tapi aku jamin, Anda akan tersenyum di akhir film. This is This year's Movie!

Andaikan aku punya 1 juta dollar. Aku tak akan bekerja lagi dan menikmati setiap jengkal waktu seperti hari ini!! Hehehe.

Thursday, August 09, 2007

Akses Internet Megavision

Sudah sejak dua bulan yang lalu provider TV kabel yang aku pakai, Megavision, merayu aku untuk mencoba layanan baru mereka, akses internet dengan kecepatan up to 384 Kbps dan download rate 40Kb/detik. Tapi entah kenapa aku tidak terlalu tertarik. Mungkin karena aku sudah cukup berakses internet di kantor dan sesekali saja di rumah menggunakan dial up Telkomnet (jika sangat terpaksa dan tak ada pilihan lain) atau Telkomsel Flash. Jadi berkali-kali tawaran itu aku tolak.
Tapi akhirnya aku menyerah juga. Sebelum kepergian aku ke Surabaya, mereka kembali menelpon dan menghiba aku untuk mencoba layanan mereka free of charge selama dua hari. Well, bolehlah, kebetulan minggu ini aku cuti. Tepat setengah jam setelah aku sampai di Bandung, layanan internet via kabel sudah terpasang di kamarku.
Dan segala promosi yang mereka gembar gemborkan selama ini ternyata bukan isapan jempol. Yap, selama 24 jam layanan internet mereka tanpa cela. Sejak kemarin begitu banyak hal yang aku download. Musik, film dan software mengisi laptopku dengan cepat. Buat orang yang membutuhkan internet non stop, aku sangat merekomendasikan Megavision.
Tapi mohon maaf, buat aku biaya 480ribu rupiah (sebelum pajak) per bulan terlalu mahal untuk kebutuhan sekunder macam ini. Tapi aku sudah janji sama mereka, aku akan mempromosikannya.
Jadi, teman-teman dan handai tolan, jika Anda berada di kawasan Bandung Utara dan membutuhkan internet super cepat, hubungi 022-2042624.

Tuesday, August 07, 2007

Un-boring Surabaya

Akhirnya selesai juga pekerjaan auditor di Surabaya ini. Sungguh sangat sangat melegakan. Dua hari ini benar-benar menguras fisik dan konsentrasiku. Makanya setelah closing meeting sore tadi berakhir, aku tak bisa menahan diri untuk cepat-cepat merebahkan badan di kamar hotel.
Tanggal 6 kemarin membuatku sangat bersyukur. SMS dan telpon do'a dan selamat berdatangan dari mulai tengah malam sampai menjelang tidur. Terimakasih semuanya! Aku sangat terharu, ternyata begitu banyak orang-orang yang peduli dan sayang padaku.
Diskon Inul Vizta, kado dari PCMD Surabaya (? wow.), dan kue tar pisang super enak persembahan Hotel Santika tak lupa menambah keceriaan hari itu. Sepanjang hari seperti tersenyum padaku. Allah benar-benar sayang.
Perjalanan di Surabaya pun ternyata sangat menyenangkan. Di depan hotel ternyata kalau malam berubah menjadi pasar yang ramai. Dimeriahkan musik dangdut super keras dan hidangan di warung Babi Bumbu Kecap, hehehe. Mencari alamat di Gubeng Kertajaya dan bertemu teman SMA kelas 1, Anugerah Pratama a.k.a Gaga yang menginap di hotel yang sama selama 20 hari (yay!).
Tapi lebih menyenangkan lagi membayangkan perjalanan pulang ke Bandung tercinta besok.
Can't hardy wait!

(terimakasih juga pada wifi di hotel yang bisa aku akses gratisan berkat user Indosat M2 punya kakakku)

Monday, August 06, 2007

30

30. Dan masih tetap merasa bodoh.
Allah masih sangat sayang padaku, tapi tetap saja aku mengkufuri nikmatNya.
Berjalan di tempat penuh kemunkaran.

Semoga semuanya berubah menjadi lebih baik.
An-Naml memang surat buatku.
Terimakasih Allah.

Alhamdulillah.

Sunday, August 05, 2007

To Surabaya

Aku seringkali berada dalam kondisi sedih. Tidak aneh memang. Biasa aja. Bahkan kalau tidak pernah sedih mungkin lebih aneh. Tapi berbeda bila hal ini terjadi dengan orang lain. Orang lain yang sangat dekat dan kita kenal sebegitu stabil. Ternyata anehnya hal itu tidak saja membuat orang itu sedih, hal itu juga berimbas padaku.
Sekuat tenaga aku berusaha menghapus kesedihan itu. Tapi aku tahu tidak akan semudah itu.
Mungkin segalanya membutuhkan waktu.
Selama apapun waktu itu. Aku akan menemaninya.
Seperti yang selalu orang itu lakukan kepadaku.

(Syukurlah wifi di Bandara Husein Sastranegara ini bisa diandalkan. Menuju Surabaya. Yang sebetulnya agak malas aku tempuh)

Tuesday, July 31, 2007

All Good Things Come To An End

Subuh kemarin sebuah hari dimulai dengan sebuah mimpi. Mimpi yang aneh. Dan tak pernah bisa hilang walaupun aku sudah bangun. Bahkan setelah aku sampai di kantor pun. Sekali lagi aku gak supertitious. Aku gak pernah baca primbon apalagi percaya ramalan. Tapi aku tahu, setiap kali aku mengalami mimpi seperti ini, sepanjang hari akan kelabu.
Dan hal itu benar. Ternyata Bu De Tuti meninggal. Terpaksa aku meminta izin keluar kantor. Aku gak pernah suka melayat orang meninggal. Melihat mayat terbujur sudah cukup membuatku tak bisa berkata-kata. Aku juga gak hapal bacaan sholat jenazah. Tapi aku sadar orang-orang membutuhkanku. Minimal sebagai seksi sibuk antar mengantar. Untunglah disana banyak orang. Jadi ada teman untuk ngobrol menghilangkan kesedihan.

Tuesday, July 24, 2007

The End of Harry Potter

Aku masih ingat suatu hari di tahun 2001. Tak sengaja aku melihat sebuah buku di meja Wulan sang sekertaris (kala itu). Apaan nih, Harry Potter, Chamber of Secret. aku baca Bab pertamanya dan langsung tak bisa lepas. Di kemudian hari aku tahu ternyata si Wulannya sendiri gak pernah baca katanya. Aneh. Hehehe.
Perjalananku dengan Harry Potter tak pernah bisa aku lupakan. Buku-buku JK Rowling itu gak pernah bosan aku baca dan aku bicarakan.
  • The Sorcerer's Stone, buku yang aku beli pertama kali. Sesudah kejadian di meja sekertaris itu aku langsung mencarinya. Aku membeli buku jilid pertama Harry Potter di Gunung Agung King's Plaza.
  • Chamber of Secret, tak lama kemudian setelah buku pertama, aku gak tahan untuk melanjutkannya. Buku ini aku beli di Gramedia Jl. Merdeka.

  • Prisoners of Azkaban. Buku ini aku punya dua. Aku pikir hilang. Ternyata dipinjem Anggia, kakaknya Chandra. Huh!

  • Goblet of Fire. Aku asli gak punya uang. Padahal aku sangat sangat ingin memilikinya. Sakit pula. Walhasil gak masuk selama tiga hari. Aku sangat sedih sekali. Tapi aku masih ingat ketika masuk kerja setelah sakit itu, buku Goblet of Fire sudah ada di meja. Aku gak bisa berkata apa-apa. Ternyata Teh Nuke membelikannya untukku. Terimakasih banyak, Teh.

  • Order of Phoenix. Aku pesan jauh-jauh hari di Gunung Agung BIP.

  • The Half Blood Prince. Aku juga pesen jauh hari. di Gramedia Merdeka. Rencananya mau diambil tengah malam (mereka bikin acara khusus), tapi hujan. Jadi aku ambil di pagi harinya. Lumayan berhadiah tas Harry Potter hehehe.

  • The Deathly Hallows. Buku-buku sebelumnya aku beli yang edisi bahasa Indonesia. Tapi kali ini aku ga tahan. Tapi aku bingung, kenapa ada dua buku dengan dua gambar yang berbeda. Kata si mbak nya, ini ada yang edisi dewasa dan remaja. Karena ku takut yang edisi dewasa susah bacanya, aku jadi beli yang edisi remaja. Bukan seperti yang dibeli Tari.

Aku baru selesai membacanya tadi malam sejak hari Sabtu. Seperti juga edisi-edisi sebelumnya, mataku gak bisa lepas darinya. Baru berhenti setelah sadar kalau besok harus kerja dan memutuskan untuk tidur. Beda dengan buku sebelumnya. Buku ini adalah perpisahan dengan Harry dan gerombolan dunia sihir. Tidak ada lagi yang ditunggu tahun depan. Begitu banyak cerita yang aku akan rindukan. Terimakasih Harry, Terimakasih JK Rowling.

Thursday, July 12, 2007

Taufik Savalas

Aku sudah sangat jarang sekali nonton TV lokal. Isinya sinetron-sinetron gak jelas dan infotainment yang berlebihan. Tapi tidak subuh tadi. Jariku gak ada kerjaan, menelusuri tiap channel tanpa benar-benar menontonnya. Tak sengaja pandanganku tertuju satu acara infotainment. Ada yang meninggal. Dan Innalillahi wainnaillaihi roji'un, Taufik Savalas berpulang.
Sesaat terdiam. Aku seringkali disamakan dengan beliau. Bahkan gaya joget kami mirip, mengandalkan perut dengan meper-meper. Aku gak pernah keberatan disebut Dodi Savalas. Habisnya Taufik Savalas memang lucu dan sederhana. Aku jadi ingat tahun 2001 dulu, ketika dia jadi MC di acara ulang tahun kantor aku. Tahun itu vendor yang bikin kaos sangat menyebalkan. Ukurannya gak ada yang beres. Kekecilan semua. Walhasil kaos untuk pengisi acara juga gak cukup ukurannya. Taufik Savalas gak ngomel, dia malah ketawa-ketawa walau sepanjang acara udel kemana-mana.

Aku yakin banyak orang kehilangan. Termasuk aku. Padahal aku gak pernah ngobrol dengannya. That's the power of public figure, I think. Dia membantu dan menginspirasi banyak orang. Semoga dia mendapatkan tempat terbaik disisiNya.

Miss you so much!

Monday, July 02, 2007

Movie Movie

Hari Jum'at kemarin sudah diputuskan untuk nonton Transformers. Keponakan2ku sudah stand-bye disana, sedangkan aku start dari kantor. Filmnya lumayan lama ternyata. Mengisahkan perseteruan Autobots dan Megatron di planet Bumi. Autobots (bermata biru) di pihak baik, sedangkan Megatron si mata merah adalah penjahat-penjahatnya. Film ini menyenangkan baik untuk yang telah sangat familiar dengan tokoh mainan buatan Hasbro ini maupun yang sama sekali awam seperti aku. Transformasi kendaraan biasa menjadi robot-robot keren sangat amazing. Begitu pula adegan-adegan actionnya. Shia LeBouf si pemeran utama juga tampil lucu. Hanya saja beberapa pemeran (Jon Voight dan John Turturro) agak berlebihan di film ini. Berniat lucu tapi malah mengesalkan. But overall, this film is a boy's dream.


Selagi menunggu nonton Transformers di Blitz, tiba-tiba saja aku antri di ticket box, lucu juga besok nonton midnight. Kebetulan ada film Die Hard yang baru, Live Free or Die Hard. Sebelumnya aku sudah berprinsip tidak akan pernah ke Parijs Van Java di malam minggu. Macetnya dijamin akan mengeringkan semua tetes semangat yang ada pada tubuhmu. And I'm not over-reacted. Tapi filmnya kan main jam 23:45, masa sih masih macet, pikirku. Aku pergi jam 22:00 (artinya dua jam menjelang tengah malam) dan OMG, jalan Karang Tinggal yang sempit dan biasanya damai. Aku tahu pasti karena disinilah rumah kakekku. Malam itu sangat macetttttt! Untunglah malam itu aku sudah tidur dulu, sudah makan, tidak ingin kencing, ditemani Fanny, keponakanku dan lagu di RaseFM sangat menghibur. Semua itu sangat manjur sebagai obat putus asa. Parkirannya pun penuh luar biasa. Jarak yang biasanya cukup menghabiskan waktu 8 menit saja dengan berjalan aku tempuh dalam waktu satu setengah jam malam itu. Aku beneran kapok.
Tapi aku adalah penggemar John McClaine. Aku punya DVD tiga jilid sebelumnya. Dan aku masih ingin mengulang memori itu. Sialnya itu pula yang dijawab Hollywood dengan film ini dengan tanpa rasio yang memadai. Film ini mengisahkan segerombolan hacker super pintar yang mengkacaubalaukan Amerika. Teroris ini dipimpin Thomas Gabriel yang aku gak tahu kenapa kok berbahasa Perancis. Tugas John adalah mengawal Justin Long, salah satu hacker yang selamat untuk bertemu dengan pimpinan FBI, Bowman yang diperankan Cliff Curtis (salah casting?). Film ini bertabur special effect yang terlihat mahal dan bombastis. Bruce Willis sudah terlalu tua. Justin Long kewalahan. Script yang buruk. Tidak terlihat lagi dialog-dialog lucu dan sarkastis khas Die Hard. Film ini terlihat sebagai film yang sama sekali baru tapi memakai nama John McClaine. Semakin menjelang akhir, adegan akan semakin berlebihan dan benar-benar menganggap penontonnya bukanlah sesuatu yang memiliki otak. Hhhhh, benar-benar malam yang melelahkan.

Friday, June 29, 2007

Change

I DO believe people can change.
Even it's not here, it could be anywhere.
Change buddy.
Change into something better.
Something Good.

Thursday, June 28, 2007

Bandung 9:34


Sekarang pukul 9.34 di pagi hari. Matahari biasanya sangat terik menerpa punggungku. Tapi tidak kali ini jendela di sebelah mejaku sangat bersahabat. Karena langit Bandung hari ini berwarna abu-abu. Yes, My kinda weather! Aku gak tau kenapa, tapi yang pasti cuaca ini tiba-tiba seperti menyuntikan sejuta kebahagiaan dalam diriku. Smiles never leave my face today!

Monday, June 25, 2007

Bridge To Terabithia. a WOW!

Hari Sabtu kemarin aku harus masuk kantor jam 2 dini hari. Ya, Anda tak salah membacanya. Makanya, sebelum ke kantor aku putuskan ke bioskop dulu nonton midnight. Film yang aku tonton adalah "Bridge to Terabithia". Film ini sebenarnya sudah lama diputar di negara asalnya, tapi entah kenapa baru masuk Indonesia.
Dari poster dan strategi pemasarannya, aku berpikir film ini mirip-mirip Narnia. Tapi ternyata Tidak. Hal itu juga yang mengecewakan banyak fans yang aku baca di Amazon. Mereka mengharapkan film ini seperti Narnia. Sedangkan aku tak berharap banyak. Aku hanya ingin film ini tidak terlalu buruk agar perjalanan aku menghabiskan waktu menunggu jam 2 malam tidak membosankan.

Ternyata sejak awal film ini sudah mempesonakan aku. Menceritakan kehidupan Jess Aarons, seorang anak yang hidupnya sulit, baik di rumah apalagi di sekolah. Dunia seakan tak pernah ramah padanya. Tapi semua itu berubah sejak kehadiran murid baru bernama Leslie Burke. Satu-satunya perempuan yang berlari lebih cepat dari Jess. Leslie membawa Jess ke dunia penuh kebebasan dan imajinasi. Leslie pula yang membawa Jess ke dunia baru, Terabithia.

Setting kehidupan pedesaan di Amerika digambarkan dengan sangat indah di film ini. Chemistry cast di film ini juga berjalan dengan sangat wajar. Endingnya mengejutkan sekaligus mengharukan.

Hebat. Jelas harus punya DVD nya!

Thursday, June 21, 2007

My Man

Look what I've Found!!!!
HAHAHAHAHHAHAHAHAHA
Aku sampai speechless, ketika pertama liat halaman ini di majalah Grey (majalah anak SMA kota Bandung) edisi spesial guru favorit.
Inilah Pa Toto aku. Yang Sejak tahun 1993 aku recokin dengan segala permasalahanku.
Gaya banget ya. Tapi sumpah mic nya ga penting banget :)
Proud with this? HELL, I AM!!!

Tuesday, June 19, 2007

Collecting Youtube

Dulu ketika aku baru punya ipod video, aku bingung mau diisi apa. Pinginnya diisi banyak-banyak music video, tapi bingung nyarinya dimana. Akhirnya aku isi trailer-trailer film yang memang bertebaran dan tentunya free of charge. Periode berikutnya, ipod itu aku isi film dari DVD/VCD yang aku convert pake Cucusoft.
Tetap saja, keinginan untuk nambah koleksi music video masih belum terpenuhi. Sayangnya itunes (lagi-lagi) tidak menerima transaksi dari Indonesia. Ada sih beberapa video yang bisa didownload dari multiply, tapi itu pun jarang sekali dan harus berlama-lama browsing. Seringkali aku ngiler dan harus cukup puas dengan youtube, --my precious.
Tapi kali ini penderitaan itu berakhir! Thanks to Denny Marketing --si Penggerogot Apple-- yang telah mengajari aku cara convert youtube! Gampang saja. Tinggal pake browser opera dan aplikasi isquint, dan tada...jadilah koleksi ipod videoku semakin banyak! Dan kedua aplikasi itu bisa didownload gratisan!
Yiiha!

Sunday, June 17, 2007

Flash at Home

Hari Minggu ini aku libur. Rencananya ingin keluar sebentar. Pingin makan di Bu Ade. Tahu warung makan sederhana itu? Letaknya ada di pertigaan ujung Jl. Sabang dan Jl. Lombok didepan "Kuya Gaya". Aduh, kalo inget masakannya bikin air liur menetes. Masakannya masakan sunda. Ada rendang kacang, ayam goreng (highly recommended), sate kerewed, pepes usus ayam dan banyak lagi. Enak banget dan sama sekali tidak mahal.
Sayangnya ibuku duluan berpesan untuk jaga rumah. Sebetulnya rumah itu gak usah dijaga sih. Tapi aku harus nemenin keponakanku dan kebetulan tetanggaku nitip kunci, secara mereka sekeluarga sedang ke Bogor. Jadilah aku di rumah saja.
Sambil iseng aku nyoba Telkomsel Flash di "komputer umum". Disebut komputer umum soalnya semua orang menggunakannya, Bapakku buat administrasi keuangan mesjid, file urusan murid SD punya kakak iparku, banyak Game, dan tentu saja banyak file foto hasil upload kamera tentang berbagai kejadian. Aku nyoba Flash, pake handphone si E61i itu, jadi cuma dapet 3G, gak nyampe HSDPA yang 3.5G. Tapi ternyata sudah cukup lumayan kok, aku dapet 460.8 Kbps, puluhan lipat kecepatan dial-up Telkomnet Instan yang menyebalkan itu. Dan cukup murah.
Sayangnya aku belum bisa maen di si MacKenzie, soalnya bawaan software handphone (Nokia PC Suite) gak bisa diinstal di MacIntosh. So far belum jadi masalah sih.
Jadilah keponakan-keponakanku yang ABG ber-friendsteran di rumah aja.
Tapi kok masih pingin ke Bu Ade, nih :)

Wednesday, June 13, 2007

Flame On!

Hal yang menyenangkan mengenai summer (di belahan bumi utara) adalah banyaknya film unggulan yang dimainkan. Tak terkecuali summer tahun ini.
Yang berbeda dari summer 2007 adalah, begitu banyaknya film sequel. Mulai dari Spider-man 3 yang overblown, Pirates of Caribbean yang menjemukan, Ocean 13 yang ok, sampai Shrek The Third yang baru aku tonton malam minggu kemarin.
Setelah melihat film-film budget besar berguguran begitu saja. Aku sangat berharap Shrek jilid ketiga akan mengubah segalanya. Hal itulah yang membuat aku memutuskan menyiapkan diri melek sampai jam 11.30 malam Sabtu kemarin. Aku nonton midnight shownya. Dan perjuanganku kembali menelan kekecewaan. Film itu berubah menjadi membosankan, dengan humor yang biasa saja. Satu lagi yang paling penting, aku telah melihat nyaris semua adegan penting di trailer-trailernya. Mungkin musim panas ini bukan musim yang baik untuk menonton film.
Tapi semua itu berubah tiga jam yang lalu. Saat aku menonton Fantastic Four: Rise of The Silver Surfer. Bersama banyak teman (bertiga belas) kita nonton bareng di Ciwalk XXI. Cerita film ini tidak terlalu njlimet tapi tidak juga dangkal. Bercerita seputar perjuangan Fantastic Four menghadapi musuh baru, Silver Surfer dan musuh lama, Dr Doom. Kegalauan hubungan Mr Fantastic dan Invisible Woman, dan yang paling penting si Human Torch yang supercool di jilid pertama menjadi tidak lagi menjadi percaya diri.
Film ini diwarnai dialog cerdas, special effect yang mengagumkan, dan chemistry yang tepat. Cool. Jelas merupakan My Summer Movie, so far.
Menonton Fantastic Four adalah sebuah keputusan yang tepat!!

Keluar Jam Kerja

Buatku, mencari kesibukan diluar pekerjaan adalah hal yang sulit. Ya, sudah bertahun-tahun my circle of friend hanyalah di tempat kerja. Tidak ada yang salah, tapi mau tidak mau hal itu membuatku bosan.
Mulai saat ini aku mencoba untuk mencari kesibukan di tempat lain. Fitness (aku gak mau cerita dulu sebelum lebih dari sebulan, takut menyerah hehehe), dan kesibukan lain, preparation for the big Journey.
Memang jam kerja memakan mayoritas bagian hidup kita. Apalagi kantorku yang 24 jam. Benar kata seorang penyiar di Hardrock FM kemarin, hentikan aktivitas pekerjaan di akhir jam kerja, dan mulai kehidupan baru. Kemana saja kamu suka, melakukan apa saja yang kamu mau, bahkan tidak melakukan apa-apa atau tidak pergi kemana-mana pun sah-sah saja.
Itu yang akan aku lakukan.

Friday, June 08, 2007

Chrisye, "Sebuah Memoar Musikal"

Pertama kali membaca buku ini ketika aku di Potluck. Bayangan aku buku biografi adalah buku yang membosankan. Jadi, aku baca bukunya sekedar pingin liat fotonya aja. Apalagi saat itu Chrisye baru saja meninggal dunia. Tapi ternyata sejak halaman pertama, buku ini sangat jauh dari bosan. Membaca pengalaman masa kecil Chrisye sangat fun! Alberthiene Endah, sang penulis berhasil membuatnya seperti alur cerita fiksi dan tidak berlebihan.
Siapa sih orang Indonesia yang gak kenal Chrisye? Baik dari wajahnya, gayanya dan yang paling penting karyanya? Sadar atau tidak Chrisye telah mengisi kehidupan orang Indonesia, termasuk aku, baik suka ataupun tidak. Banyak lagu yang sampai sekarang masih menari-nari di kepalaku. Sampai akhirnya Chrisye meninggalkan kita untuk semuanya, tanpa terasa meninggalkan kesedihan. Padahal aku bukanlah fans beratnya.

Buku ini menceritakan hidup Chrisye yang ternyata memang sangat bersahaja seperti penampilannya. (Diluar gaya Hip Hip Hura, yang dia sendiri ternyata tidak nyaman, haha). Buku ini juga menceritakan Chrisye sebagai seorang yang perfeksionis sekaligus idealis. Hal yang jarang ditemukan di dunia entertainment yang bergelimang materi. Bab demi bab membuatku seperti mengenalnya.

Buku ini berhasil membiusku sampai jam 2 malam. Dan setelah aku menutup halaman terakhir, aku ternyata merindukan Chrisye...

Thursday, June 07, 2007

Ocean 13

Setelah Ocean 11 membuat aku sangat kagum aku memutuskan untuk menonton semua seri Ocean yang akan dibuat. Dan itulah yang terjadi. Ocean 12 sayangnya agak mengecewekan. Tampak jelas para pemainnya bersenang-senang dan melupakan penontonnya.
Kemarin malam aku menonton Ocean 13 di Ciwalk. Kita di Indonesia diberi kesempatan menyaksikannya sebelum premiere di Amerika. Danny Ocean and the gang kali ini membalaskan dendam Ruben, yang ditipu oleh William Bank (Al Pacino), seorang pengusaha kasino yang baru saja membangun kasino/hotel super mewah. Film ini tetap terlihat santai walau penuh rencana hebat yang misterius. Ocean 13 kali ini masih dibawah Ocean 11, tapi jelas lebih baik dibanding Ocean Twelve.

Adegan terlucu adalah ketika Clooney menangis nonton Oprah. Al Pacino di film ini masih kalah galak sama Andy Garcia di seri pertama dan kedua.

Menyenangkan.

Wednesday, June 06, 2007

Home Video Demo

Aku biasa sampai di kantor setengah delapan kurang. Terdengar agak berlebihan, ya?! Sebetulnya banyak alasan, sih, diantaranya: 1). Tidak ada kegiatan lain di rumah di pagi hari, daripada melamun mendingan pergi ke kantor; 2). Biar perjalanan ke kantor gak buru-buru, gak terlalu macet, udara masih segar; 3). Nah ini alasan yang paling penting... biar bisa browsing yang gak penting diluar urusan kerjaan sebelum office hour :)
Itu pula yang aku lakukan sekarang. Aku agak kaget baca artikel di people.com tentang Justin Timberlake yang mengontrak Esmee Denters, seorang penyanyi dari Belanda yang memposting video di youtube. Zaman benar-benar sudah berubah memang. Masih jelas di ingatanku bagaimana seorang teman dahulu membuat demo dengan susah payah dan mengedarkannya ke setiap produser dan recording label. Sekarang dengan berbekal video cam dan internet, kita bisa melakukannya semua dari rumah. How nice!
Btw si Esmee ini memang hebat suaranya. Favorit aku adalah ketika dia menyanyikan "Dance With My Father

Monday, June 04, 2007

Speedy Bill

Aku membeli Nokia E61i awal bulan Mei kemarin. Aku membelinya untuk mengganti my Darling 9300. Tidak ada yang salah dengan communicator itu sebenarnya. Kecuali fitur 3G yang memang tidak ada didalamnya.
E61i layarnya lebar dan koneksi internetnya super cepat. Hal itu menyenangkan aku. Sampai kemarin aku menerima tagihannya. E61i + browsing ternyata merampok aku. Tagihan ponselku bulan ini membengkak 3x lipat. Oh Bummer!! Saatnya aku me-reconsider Telkomsel Flash!

Friday, June 01, 2007

Book Review: Buku Anak-Anak Lagi

Tidak dapat dipungkiri, aku memang kecanduan buku anak-anak. Makanya, aku kembali membaca dan membacanya lagi. Syukurlah aku menemukan dua buah buku menarik.

Dari Arsip Campur Aduk Mrs. Basil E. Frankweiler. E.L Konigsburg. (Judul asli: From The Mixed-Up Files Mrs. Basil E. Frankweiler). Buku ini aslinya ditulis 1967. Tapi jangan khawatir, buku ini tidak akan terasa kuno. Buku ini menceritakan tentang petualangan Claudia dan Jamie yang memutuskan untuk kabur dari rumahnya. Claudia sebagai kakak tertua merasa diperlakukan tidak adil oleh kedua orangtuanya. Oleh karena itu dia merencanakan dengan sangat matang petualangannya.
Tujuan ka
bur kedua bersaudara itu adalah Museum Seni Metropolitan, New York yang nantinya akan menggelitik rasa ingin tahu mereka.
Buku ini
sangat ringan, tapi tidak dangkal. Sungguh menyenangkan mengikuti perjalanan mereka. Usaha mereka untuk bertahan dan juga pertikaian antara kakak beradik yang berperangai berbeda itu. Walau tak ada tokoh antagonis, buku ini tetap fun sekaligus menggelikan dan adventurous.

Karena Winn-Dixie (Because of Winn-Dixie). Kate DiCamillo. Buku ini sudah difilmkan dengan judul yang sama, tapi aku tak tertarik untuk menontonnya. Bahkan sebenarnya aku agak tidak berminat membaca bukunya. Buku ini aku beli sudah cukup lama, tapi teronggok di rak bukuku begitu saja. Bahkan plastik kemasannya pun belum aku buka. Akhirnya, sambil menunggu di Bandara kemarin sebelum ke Batam aku berkesempatan membacanya. Bodohnya aku, buku ini seharusnya aku baca sejak dulu kala.
Buku ini sangat hebat. Menceritakan pertemuan antara Opal –anak seorang pendeta yang baru pindah ke sebuah kota kecil di Florida—dengan seekor anjing kampung terlantar yang ia namakan Winn-Dixie, seperti nama torserba tempat Opal menemukannya. Winn-Dixie menolong Opal mengatasi kesepian sekaligus menemukan sahabat-sahabat baru di kota itu.
Buku ini membawa kita kesebuah persahabatan dengan binatang, dengan orang lain dan juga dengan keluarga. Masalah berat yang dihadapi Opal dan orang-orang disekitarnya menjadi lebih ringan gara-gara sebuah persahabatan. They heal each other. Nicely.

Lame Batam

Mulai hari Minggu kemarin aku ditugaskan untuk training. Di Batam. Lokasi yang belum pernah aku kunjungi sebelumnya. Training PABX dan IVR (yawn, untuk singkatannya, silahkan googling aja). Untunglah aku ditugaskan untuk melihat sisi proses secara garis besarya saja. Tapi, tetap saja hal itu juga berarti aku harus tetap memaku pantatku di ruang training hotel Mercure selama tiga hari penuh. Artinya pula: aku tak memiliki kesempatan untuk menyeberang ke negeri tetangga barang sebentar.
Tiga hari training itu cukup membosankan, makanan hotelnya pun buruk. Aku sangat berterimakasih kepada Nokia E61i ku yang aku jadikan pelampiasan. (Terimakasih pula kepada yang telah menemaniku chatting dari Senin hingga Rabu). Jadi siap-siap saja tagihan 3G ku di bulan depan pastilah akan sangat tinggi.
Kota Batam nya sendiri err...boleh dibilang err.. payah. (Maaf penduduk Batam, maaf). Mall baru dan modern cukup banyak, tapi isinya benar-benar mirip ITC Kebon Kelapa minus desak-desakan. Harganya pun mahal. Aku tak membeli apa-apa kecuali kacang Pistacchio merk lokal yang tidak aku temukan di Bandung. Untunglah dipinggir hotel ada lapangan futsal. Di hari terakhir kita memutuskan memakainya selama satu jam.
Wow! Efeknya sangat mengagumkan. Aku berkeringat dan pegal-pegal (hingga sekarang). Aku gak peduli permainanku buruk, secara aku gak pernah memainkannya seumur hidup, yang penting aku berkeringat!
Dan, oh iya aku disana memaksakan makan kepiting. Too bad, rasa dan besarnya jauh dari kepiting bawaan Benny dari Bontang (So, Ben kepitingnya masih aku tunggu, ya!).

Pirates of The Caribbean 3: At World’s End

Aku kadang gak ngerti, mengapa Hollywood sering memaksakan kehendak dan berambisi untuk membuat trilogi. Salah satunya Pirates.. ini. Seri pertamanya sungguh mempesona. Tapi apa yang terjadi di dua seri berikutnya sangatlah menyebalkan.
Ceritanya melebar kemana-mana. Terlihat jelas dipaksakan agar menjadi panjang dan cukup untuk dibuat sampai seri ketiga.
Setelah menonton seri keduanya, “Dead Man’s Chest” aku masih bertoleransi, ceritanya kedodoran mungkin karena bermaksud sebagai jembatan yang menghubungkan seri pertama "The Curse of Black Pearl" dengan seri penutup “At World’s End”. Lagian, adegan Jack Sparrow (Johnny Depp) di pulau kanibal itu cukup fun untuk disaksikan.
Akhirnya aku membulatkan tekad untuk nonton seri terakhir di Blitz minggu kemarin. Dan keputusan itu berbuah menjadi siksaan selama tiga jam. Film itu kembali membosankan bahkan lebih boring ketimbang seri kedua. Ceritanya menjadi lebih parah, kadar actionnya semakin sedikit, dan adegan akhir-nya hanya mengandalkan special effect yang memang hebat dan terlihat sangat mahal.
Tapi apa mau dikata, angka box office berkata lain. Film ini sangat digemari ternyata. Kalau ada seri keempat aku akan memastikan diriku untuk menontonnya di DVD...bajakan.

Back From Hiatus

Hari ini hari Waisak, dan Thanks God aku ga usah masuk kantor. Aku bersumpah pada diriku sendiri, hari ini I’ll be productive. Ya, setelah seminggu ini aku training di Batam, aku bosan berdiam diri atau hanya berleha-leha meski di hari libur.
Makanya aku memulai hari ini dengan pergi ke SMA 2 ku tercinta jam 5:45 pagi tadi. Aku mengantar Pa Toto yang rencananya mau pergi touring naik motor bersama guru-guru lainnya ke Pangandaran. Bikin khawatir. Jadi inget film William H. Macy, John Travolta dkk di film Wild Hogs hehehe. Pagi itu berlanjut ke kantor –bukan untuk bekerja, amit-amit!—tapi mau ngambil paket pesananku dari PDair, pengganti pesanan boxwave sialan itu.
Dalam perjalanan pulang sekalian ke Kartika Sari dulu, aku pingin bala-bala dan kue2 lainnya. Wangi roti segar di pagi hari sangatlah menyenangkan. Sambil ditemani cokelat panas dan roti jagung, here I am, back to blogging setelah mengalami hiatus seminggu kemarin.

Friday, May 25, 2007

Music Review: Peterpan, Hari Yang Cerah

Banyak orang bilang aku gak suka musik pribumi. Dan itu adalah tuduhan terkejam! Aku suka musik, tanpa mengenal musik itu darimana, termasuk negeri sendiri tercinta Indonesia. Memang tidak suka SEMUA musiknya. Tapi itu sangat wajar, bukan.
Tuduhan itu muncul mungkin juga dikarenakan aku sendiri. Aku gak pernah mereview album Indonesia di blog ini. Baiklah, aku akan memulainya hari ini. Album yang aku review kali ini adalah album terbaru Peterpan. Ya, aku suka mereka. Bersama jutaan orang lainnya. Album ini baru aku dengarkan hari ini, gak beli, tapi juga tidak membajaknya. Aku minjem dari Pebe, yang baru masuk setelah melepas masa lajangnya.
Album ini album pertama mereka dengan formasi yang baru. Tapi aku tidak melihat ada yang berubah dari musiknya. Album berisi 10 track yang tetap berciri khas Peterpan. Mungkin karena timbre Ariel, sang vokalis yang memang sangat khas, mungkin, ya.
  1. Menghapus Jejakmu
  2. Hari yang Cerah Untuk Jiwa Yang Sepi
  3. Di Balik Awan
  4. Kota Mati
  5. Melawan Dunia
  6. Sally Sendiri
  7. Lihat Langkahku
  8. Bebas
  9. Cobalah Mengerti
  10. Dunia Yang Terlupa

Sejauh ini favorit aku adalah Menghapus Jejakmu, Di Balik Awan, dan Sally Sendiri. Overall album ini menyenangkan. Satu hal yang hilang dibanding album Peterpan yang dulu. Aku gak melihat lirik dan melodi yang optimis seperti "Aku dan Bintang", misalnya. It's a grey-cloudy-day album, tidak seperti judulnya.

Thursday, May 24, 2007

American Idol 2007 is over


Hari ini aku terpaksa harus tinggal di rumah saja. Flu sialan. Sudah beberapa hari ini aku batuk dan pilek. Tapi sudahlah, aku bukan akan menceritakan penyakit itu.
Hari ini adalah penentuan American Idol 2007. Jagoan aku, Blake Lewis, pada 3 besar minggu kemarin tampil sangat menakjubkan. Tiga lagu pilihan juri, produser dan pilihan sendiri sangat sangat keren. Dia menyanyikan Roxanne (The Police), This Love (Maroon 5) dan favorit aku When I Get You Alone (Robin Thicke). Sebenarnya saingan yang lain, Melinda Doolittle dan Jordin Sparks pun tampil hebat malam itu. Dan malam itu akhirnya menyisakan Jordin dan Blake. Melinda harus pergi. Sorry Simon.
Tapi hal itu berbalik Rabu malam kemarin. Blake sayangnya tampil sangat flat. Sebaliknya, Jordin on fire. Apalagi lagu wajibnya “This is My Now” seolah-olah memang diciptakan untuk Jordin, bukan Blake. Dan malam itu pula aku yakin Jordin akan juara. Dan itu kejadian pagi ini. Ya, baru saja Jordin dinobatkan menjadi American Idol tahun ini.
Tapi sebenarnya aku gak peduli. Hampir pasti yang masuk 3 besar American Idol akan membuat album. Mudah-mudahan Blake mendapatkan produser dan lagu yang tepat.
Congrats Jordin!

Thursday, May 17, 2007

Pasar Malam

Malam Minggu kemarin secara tak sengaja aku liat di lapangan deket rumah ada pasar malam. Hehehe langsung saja aku berencana mengajak keponakan2ku kesana. Ya, secara reguler rombongan pasar malam itu memang suka datang ke Sarijadi setiap tahunnya. Kadang 2 kali tapi sering juga lebih. Di pasar malam itu ada berbagai macam permainan ala Dunia Fantasi tapi jauh lebih tradisional. Ada yang digerakan pake tenaga manusia atau mesin diesel. Ada korsel (versi sunda dari carrousel), dan segala jenis mainan anak-anak yang berputar-putar. Hiasannya sangat meriah, warna warni dan full musik tentunya.
Selain bermacam permainan, ada juga tukang jualan. Macem2. Dari jual pakaian dalam, kacamata, mainan, aromanis warna-warni, vcd/dvd bajakan sampai --yang paling aku inget-- baso ukuran super jumbo. Pengunjungnya membludak, tampaknya mereka rindu hiburan yang dekat dan super murah. Kalangan yang datang umumnya kalangan menengah ke bawah, dan ABG-ABG kampung dengan dandanan super maksimal. Lucu-lucu. Rambut mohawk, baju dan celana super ketat, kalung etnik dan tidak lupa kacamata hitam retro. Padahal hari itu lumayan gelap, hehehe.
Satu mainan harganya 3000 rupiah. Keponakan2ku (Azhar, Fikri dan Tamam) ingin mencoba semuanya. Tapi aku tidak!! Gila, aku sumpah takut. Hahaha. Aku tidak yakin mesin-mesin ringkih itu tidak dapat menopang tubuh besarku!! Aku senang melihat ekspresi orang-orang disana, banyak hal lucu. Seringkali aku tersenyum sendiri. Eh, aku jadi ingat, Sari, pembantuku, ketemu dengan suaminya, hansip RW 02 di pasar malam ini beberapa tahun yang lalu. Hihihi.

Consuming Demon

Iri. Dengki. Cemburu. Buruk hati.
Semua hal itu hal yang sangat lumrah ada pada hati manusia.
Itu yang dulu aku sangka...
Itu adalah pemikiran yang sungguh salah. SALAH BESAR, bahkan.
Jangan anggap enteng sifat-sifat syaitan itu. Hal yang terbenar adalah: Jangan sampai kita berpikir semua itu adalah hal yang lumrah. Jangan Pernah.
You know what? There's so consuming! Sekali kita mentolerir hal tersebut ada pada diri kita, maka pada saat itu pula kita akan berteman dengannya.
Sadar atau tidak sadar. Aku sangat bangga, sangat-sangat bangga kalau aku bisa menaklukan sifat-sifat itu setiap kali mereka datang. Aku sangat bersyukur. Sangat.
Sounds hyperbolic. .......But it's not.
Forgiving, cheering something good, smiling others glory is PRETTY GOOOD!
....and relieving.
Try that buddy. Seriously.

Sunday, May 13, 2007

Blitz Bodoh!

Keponakanku ingin sekali nonton Spider-Man 3. Hal itu pula yang mendorong aku untuk membeli tiket nonton di Blitz jauh-jauh hari. Aku beli tiket di hari Kamis kemarin untuk pertunjukan Sabtu jam 14:00. Sialnya hari itu bukan hari yang tepat untuk datang ke Blitz.
Film nya sering putus tiba-tiba. Blank. Suara tidak stereo. Berkali-kali. Puncaknya adalah ketika 10 menit menjelang film itu berakhir, Film putus kembali. Aku pikir hanya sebentar. Tapi ternyata kali ini lama sekali. Tidak ada pengumuman apa pun, apalagi permintaan maaf. Aku akhirnya keluar, sekalian ke toilet. Ternyata diluar pun gelap. Seluruh studio di lantai atas mati. Aku tanya petugasnya dia pun bingung. AC mati, kekesalan pun tentunya memuncak. Aku masih menahan diri, mengingat aku pergi dengan keponakanku. Tapi orang lain beda cerita. Dari mulai anak-anak menangis sampai sumpah serapah. Hal itu berlangsung lebih dari setengah jam.
Penonton dari studio lain sudah mulai menuntun refund. Kalo buat aku refund gak terlalu penting. FILMNYA TINGGAL 10 MENIT LAGI!! Itu yang bikin aku kesal. Aku sudah nonton, tapi keponakanku pasti sangat penasaran. Akhirnya listrik hidup lagi, film dimulai dengan beberapa adegan terpotong.
Yahhh.... Hari itu Blitz adalah bioskop amatiran yang mengesalkan!!

Tuesday, May 01, 2007

Crap

Sabtu kemarin aku sempet browsing situs belanja, dengan harapan ada situs yang menyediakan leather case buat Nokia E61i yang bisa dikirim ke Indonesia. Aku akhirnya menemukan situs boxwave. Seperti biasa aku langsung pesan, kartu kredit pun telah tercharged.
Hari Senin nya email konfirmasi pemesanan aku terima, tapi status transaksinya masih pending. Yah sudah, tertunda gara-gara weekend mungkin.
Tapi pagi tadi aku terima email ini:

Dear Dodi,
Thank you for your recent order with BoxWave!
I am sorry to inform you that we no longer ship to Indonesia due to the increase in fraudulent orders and shipping issues. Your order has been cancelled, and the amount of $43.95 will be refunded back onto the credit card that we have on file for you.
I apologize for the inconvenience this may have caused you.
Please let me know if you have any other questions or concerns!
Best Regards,
Evan
BoxWave Customer Service
http://www.boxwave.com

Grrrrr. Menyebalkan. Selalu begitu. Indonesia seringkali di blacklist. Itu pula alasan kenapa aku hanya berbelanja di Amazon saja. Soalnya cuma situs itu yang begitu berbaik hati dan tidak berburuk sangka, walau hanya terbatas cuma CD, buku dan DVD aja yang boleh di order.
Sampai kapan, ya?

Thursday, April 26, 2007

Rofiq Komar Effendi

Sepulangnya aku dari training ESQ. Ibuku memberi kabar buruk. Pak Rofiq Komar Effendi meninggal dunia. Aku tercekat. Sedih.
Pak Rofiq adalah tetanggaku. Beliau khotib dan imam di mesjid Al-Hidayah. Mesjid komplek rumahku. Mengisi sebagian besar kehidupan Ramadhan ku. Dari mulai aku SD, zaman masih mencatat ceramah tarawih dan subuh. Suara nya yang berat dan alunan yang khas ketika memimpin sholat tak bisa lepas dari kepalaku. Hal itu berlangsung sampai dengan tarawih tahun kemarin. Ternyata tahun itu adalah Ramadhan ku yang terakhir tanpa beliau. Semoga ditempatkan di sisi terbaik disana.
Innalillahi wa innaillaihi roji'un.

ESQ 165

Training ESQ 165 sudah selesai aku jalankan. Seperti yang aku pernah bilang, aku sangat menantikan training ini. Ada semacam harapan training ini akan mengubah hidup aku. Terdengar sedikit desperate mungkin. Dan Naif. Sengaja aku tak mencari informasi mengenai ESQ ini. Tidak dari internet maupun dari orang-orang yang pernah mengikutinya.
Kesan pertama: training ini sangat percaya diri. Sedikit narsis hehe. No problem with that. Berikutnya: melelahkan! Training ini berlangsung 3 hari, dari jam 7 hingga jam 6 sore setiap harinya. Duduk di kursi dikombinasikan dengan bersila. Aku menyiapkan mentalku untuk training ini, tapi tidak dengan fisik-nya. Walhasil aku sering sekali kelelahan. Alias cangkeul kaki.
Metode training ini sangat berbeda. 3 layar lebar, sound system yang dahsyat, ruangan yang luas dan sangat dingin, peserta yang sangat banyak. Sekitar 500 orang. Semuanya satu perusahaan denganku dari berbagai lokasi. Aku gak akan menceritakan detail training ini. Menurut aku training ini sangat islami, mencoba merefresh keimanan kita dengan petunjuk Al-Qur’an dan Hadits. Tidak cocok untuk non muslim. Menggunakan banyak metode di dalamnya. Training ini juga mensinergikan Al Qur’an dengan dunia profesional.
Untuk mengikuti training ini saran aku: Kembangkan batas toleransi selebar-lebarnya, berpikir positif, ikuti semuanya tanpa berpikir bodoh atau tidak, pantas atau tidak, keren atau tidak. Tidak ada salahnya sama sekali kok! Aku memang tidak selalu setuju dengan cara-cara yang dipakai ditraining ini. Tapi aku tidak keberatan sama sekali menuruti perintah training ini. Sujud, takbir sekeras-kerasnya, ikut senam ala anak TK, mendengar orang menangis gak terlalu masalah. Yang ada dikepalaku adalah: training ini adalah satu bentuk yang dipercayai seseorang (Ari Ginanjar Agustian—sang pelopor) untuk mencapai cita-cita yang besar. Sangat besar dan sangat optimis. Sama sekali tidak ada alasan untuk tidak mendukung cita-cita itu.
Tanpa disangka, training yang aku harapkan cepat berakhir ternyata sekaligus juga aku rindukan. Tapi apakah ini merubah hidup aku, seperti yang aku inginkan? Hmm pertanyaan berat yang membutuhkan pembuktian sebagai jawaban.