Monday, November 21, 2005

Rent of the Month: The Sisterhood of The Traveling Pants

Tumben hari ini pas mau pulang kantor jam 5, liat jendela langit sangat terang. Cepat-cepat pulang ah. Ya, sudah beberapa hari ini Bandung diguyur hujan yang sangat deras, berangin dan lama, bisa nonstop sampai jam 11 malem. Makanya hari ini aku ingin pulang banget, bosen naek motor kehujanan.
Pastinya macet dong, semua orang ternyata berpikiran sama dengan aku. Yah, aku ridho kok kali ini, orang lain juga tentunya males kebasahan. Pas udah deket nyampe rumah, aku niatin beli buah2an ah ke Setrasari Mall, buat bikin jus. Akhirnya aku putuskan, Nanas, Melon, dan Belimbing masuk keranjang belanjaanku. Katanya bagus buat ngancurin lemak, he..he.. Tapi sambil jalan-jalan di koridor supermarket, aku punya ide, kayaknya bagus juga kalo malem ini nonton film, ya. Nyari vcd, ah, jangan banyak2, satu aja. Dan akhirnya pilihanku jatuh pada "The Sisterhood of the Traveling Pants" --judul yang unik-- seharga 35 ribu.


Sesampainya di kamar, setelah minum jus, cepet2 aku tonton. Awal yang sangat menyegarkan. Walau film ini dibintangi empat gadis remaja yang cantik2, tapi themanya jauh dari dangkal. Film ini menceritakan persahabatan Tibby (Amber Tamblyn) yang suka membuat film, Bridget (Blake Lively) si percaya diri yang cantik dan atletis, Lena (Alexis Bledel--Gilmore Girls) yang pemalu dan Carmen (America Ferrera) si genduk yang gemar menulis. Pada suatu musim panas mereka berlibur terpisah, Tibby magang di supermarket sambil membuat film dokumenter, Bridget ke Mexico mengikuti camp sepakbola, Lena berkunjung ke rumah neneknya di Yunani dan Carmen ke Charleston bertemu ayah kandungnya.
Sebelum pergi, mereka menemukan sebuah celana jeans ajaib yang mereka sepakati untuk mereka pakai bergiliran selama liburan. Mengikuti perjalanan celana itu sangatlah menyenangkan. Cara celana itu akhirnya memberi "pelajaran" yang tak terduga bagi mereka dengan cara yang berbeda-beda juga mempunyai keunikan sendiri. Sekali lagi film ini jauh banget dari tolol, tapi fun, hilarious sekaligus meaning something. Dan, oiya, satu lagi, sepanjang film kita juga disuguhi soundtrack keren yang tidak akan membuat bosan!
Aku tahu film ini sangat perempuan, tapi sangat tidak salah bila semua orang memutuskan setidaknya untuk mencoba menontonya. Kalo ada yang mau, aku ikhlas minjemin, asal udahnya dibalikin aja, OK!

Saturday, November 19, 2005

Harry Potter yang Biasa

Sebetulnya aku agak-agak males nulis, about everything. Dan Sebetulnya juga banyak banget kejadian yang sebelumnya ingin aku tulis. Dan semuanya diakibatkan internet lelet di kantor yang sudah berhari-hari urgh! Akhirnya setelah banyak banget yang nanya (cieh..) gimana film Harry Potternya? Udah nonton, kan? Bagus, nggak? Aku paksain deh nulis pendapat aku soal film ini.
Semua berawal di hari Rabu pagi, pas aku liat di iklan film koran PR, Harry Potter, The Goblet of Fire, premiere hari ini, jam 13:00, jam 16:00 dan jam 19:00 --ya, cuma 3x jam tayang-- ini berarti film ini akan panjang, 2 jam lebih. Well, nonton sekarang, deh, pulang kantor nanti teng-go terus ke Ciwalk, estimasi nyampe jam setengah enam kurang. Jadi ada waktu satu setengah jam buat ngantri. Aku jamin, akan panjang!
Baru aja satu kaki turun dari eskalator, oh my God! antriannya berkeliling keliling. Hmm ikut ngantri gak ya? Ok, ikut aja lah, nothing to lose, dapet sukur gak dapet ya mungkin sudah suratan takdir hi..hi.. Biar ngantrinya asik, untung aku bawa discman, langsung aku puter, didalamnya ada CD Eric Benet, yang sudah berhari-hari sejak beli gak pernah aku lepas. Sampai tetangga meja kerjaku bosen, sorry ya, Kas (Lukas, bukan Kasino -red.) Tapi keceriaan itu berakhir tepat satu meter jarak antrian aku ke loket, ketika si petugas dengan lantangnya bilang, Tiket Habis, Tiket Habis! ...Monyet (itu mah aku yang bilang).
Tapi thanks to
Pebe, yang pas aku telepon dengan ikhlas membelikan tiket film yang sama di Regent. Akhirnya jadi juga aku nonton film ini.
The Sorcerer's Stone cukup excited, The Chamber of Secret buat aku tertidur, Prisoner of Azkaban pretty cool! aku cukup penasaran dengan yang keempat ini. Sejujurnya aku nonton judul demi judul film Harry Potter tidak lebih hanya sebagai penghargaan aku terhadap bukunya yang sangat keren. Aku yakin, nonton fim ini tanpa membaca bukunya hanya akan membuat kita tersesat. Begitu pula halnya dengan seri keempat ini. Begitu banyak episode yang dengan sangat kejam dipotong di film ini, momen keren seperti Piala Dunia Quidditch hanya ditontonkan sepenggal. Tapi ini memang sudah jadi "tradisi" film-film Harry Potter, mengingat buku yang memang sangat tebal. Menonton film ini seperti membaca buku yang dibuka 5 halaman demi 5 halaman. Antrian tadi benar-benar tidak sepadan.

Secara keseluruhan film ini masih dibawah judul terdahulu karya Alfonso Cuaron, tapi tidak buruk juga. Tepatnya cukup baik. Nggak lebih dari itu :)
Maaf ketidak mood-an tulisanku kali ini, ya soalnya aku masih sedih nonton fitur perpisahan DVD Lord of The Rings, Return of The King yang dengan bodohnya baru aku beli! Padahal sudah hampir setengah thun dvd itu direlease! Akhirnya secara resmi aku berpisah dengan trilogy itu. Sangat sedih, tau!! Hik..hik..

Monday, November 14, 2005

Music Review: Ratapan Benet


Pas lagi santai di ruang TV kantor tak sengaja kuliat video klip Eric Benet, masih tetap cakep, tapi something different, ya lagu itu secara lirik dan melodi terdengar menghiba. Tapi terus terang lagu itu sekaligus juga memiliki aura "religius", akibat efek visual yang serba sederhana sekaligus membumi mungkin, ya. Atau juga pengaruh memori di kepalaku yang tak bisa menghilangkan wawancara Oprah dan Hale Berry beberapa waktu lalu mungkin ya.
Lagu berjudul "Hurricane" itu memang memang seperti pantulan penyesalan Benet. Seperti yang sudah mengejutkan dunia entertainment beberapa waktu lalu. Benet cerai dengan aktris yang nyaris sempurna fisiknya, Halle Berry, diakibatkan oleh perselingkuhan dan kecanduan seks yang dialami Benet. Tapi bukan hal itu sih yang membuat aku ingin membeli album ini. Aku cuma penasaran bagaimana Benet --yang notabene sudah ikut mengisi kepalaku sejak SMP/SMA dulu-- bisa menuangkan segala "kemalangan" yang dideritanya dalam sebuah album.
Tapi akhir-akhir ini aku gak bisa kemana-mana ternyata, di kepalaku masih berkutat petualangan Robert Langdon mencari The Holy Grail, gara-gara aku ketagihan baca The Da Vinci Code edisi illustrated yang baru aku beli kemarin-kemarin itu. Sialan juga buku itu, membuatku selalu malas tidur, kemarin aja aku tidur jam 2 malem, padahal besok masuk kantor! Untunglah tadi sore disela-sela kerjaan kantor aku berhasil menamatkan buku itu! Legaaa!
Sore itu juga setelah Maghrib aku memaksakan diri ke Aquarius nyari album ini, dan Alhamdulillah aku berhasil menemukannya, padahal tinggal satu stocknya. Langsung pulang, ah, pingin cepet2 dengerin. Dan ternyata album ini sungguh melegakan, asli semua lirik yang ada di semua track penuh penyesalan, harapan untuk kembali, dan janji untuk menjadi lebih baik. Sungguh mengharukan, asli. Cuma, satu lagu aja yang mungkin bukan tentang penyesalan itu, judulnya India, yang memang lagu dedikasi Benet buat anaknya yang bernama India. Sumpah, album ini ternyata jadi sentimentil buat aku. Secara melodius pun, menurut aku, sangat, sangat apa ya...mmm tepatnya: menyenangkan. Ya, keharuan yang menyenangkan! Mungkin karena ada David Foster dan Walter Afanasieff barangkali ya?Album ini definetely boleh ada di rak kehormatan bersama albumnya Luther Vandross, John Legend, dan Dave Matthews Band ku!

Friday, November 11, 2005

Quiet after Storm



...akhirnya
sunyi senyap 'tlah kembali ke ruangan kamarku




Setelah selama dua minggu ini rumah, terlebih-lebih kamarku bagai badai. Ya, keponakanku yang berjumlah dua belas orang beserta orangtuanya tumplek di rumahku. Jangan tanya kondisi koleksi komik dan DVD ku. Semuanya berantakan. Tak peduli berapa kali aku berteriak.
Kondisinya selalu sama. Yah sudahlah daripada capek. Aku biarin aja.


Dan pagi tadi semuanya mereda. Keponakanku sudah mulai pulang ke rumahnya masing-masing. Akhirnya sunyi senyap dan keheningan tlah kembali ke ruangan kamarku. Aneh, sih, tapi nggak juga kok. Mereka pasti kembali lagi tahun depan. Dan sambil menunggu saat itu, aku akan
bersenang-senang dengan keheningan kamarku. Hello, quietness!!!

Tuesday, November 08, 2005

Not So Fine

Hari ini aku berhasil mengetahui bahwa Juicer Philips type HR2826 dan satu karton teh kotak isi 24 merupakan sebuah kombinasi yang buruk. Apalagi kalau keduanya berada dalam satu kantong plastik dan harus dibawa memakai motor bebek. Kalau kamu ingin lebih buruk lagi, tambahkan kedalamnya sebuah ransel berisi handycam, buku "Da Vinci Code" Edisi spesial, 2 buah komik Doraemon Petualangan dan 1 Chibimaruko Chan nomor 10.
Oh Gosh itulah yang terjadi padaku hari ini. Ini akibatnya kalau jalan2 tak tentu arah tanpa rencana. Berhubung bosan di rumah, aku keluyuran keliling Bandung. Hmm kemana ya tujuanku kali ini, ke Jonas ah, liat2 kamera digital inceranku, bukan mau beli, liat aja, berhubung harganya yang 4 juta. Wow, ternyata penuh banget dan kamera itu pun ternya out of stock. That's ok, kemana lagi ya, eh ke Gramedia aja ah, udah lama banget aku gak ke toko buku. Disana aku membeli komik Doraemon favoritenya keponakanku, dan Chibimaruko Chan kesukaanku, pas mau pulang di sudut New Release kutemukan buku Da Vinci Code edisi spesial yang agak tebal dan berat, kebetulan, aku beli ah.. Cihuy juga ternyata jalan-jalan aku kali ini.
Hmm, kemana lagi ya, liat-liat juicer ah, gak usah beli dulu, dari Gramedia kan deket ke BEC dan Hypermart. Bandingin harga di kedua toko tersebut pun aku lakukan. Ternyata walau deket, bulak balik BEC-BIP sangatlah melelahkan. Tanpa rencana, akhirnya si juicer itu aku beli, biar sekalian cape aku beli teh kotak juga deh sekalian. Di sanalah bencana dimulai, si kasir tolol di Hypermart memasukan satu dus teh kotak kedalam kantong plastik kecil, padahal aku minta pakai yang gede soalnya aku naik motor, tapi dia males nyari dan bilang gak ada, aku lihat di deretan kasir lain jelas-jelas masih banyak! Curse them!
Untungnya plastik tempat juicer dari Electronic City cukup gede, aku satuin si juicer dan teh kotak tadi dalam satu plastik, dan Oh My God sungguh berat! Aku membawanya dari BIP sialan itu ke parkiran Gramedia, soalnya disanalah motorku berada. Setelah aku coba ternyata susah banget memasukan kresek maha berat itu ke motorku. Akhirnya aku gantungkan di setang kiri, soalnya di kanan kan ada gas. Walhasil dengan susah payah aku harus menjaga keseimbangan motorku , gak bisa jalan cepet2. Untuk belok merupakan sebuah perjuangan.
Sepanjang jalan aku bersumpah serapah dikombinasikan dengan do'a, diperburuk dengan masuk angin berhubung dengan tolonya aku tidak memakai jaket ditambah sakit perut. Oh sebegitu bersyukurnya aku ketika sampai di depan pintu pagar hijau rumahku. Alhamdulillah. Sekarang baru terasa tangan kiriku terasa pegel banget.
No way, I won't do that damn thing again!

Saturday, November 05, 2005

Resume of The Day


Akhirnya...hari ini aku libra alias libur. Ini hari libur pertama di bulan November, dan ya..artinya lebaran kemarin aku masuk. Hari ini dimulai dengan sangat buruk, buku Harry Potter jilid 5 punyaku, Order of Phoenix kebasahan gara-gara buku itu masuk bak mandi --ya, for sure-- ini diakibatkan kebiasaan buruk aku yang suka ke kamar mandi bawa buku. Aku memang biasa baca sambil B.A.B, jorok ya, asik, sih :) Walhasil buku yang memang sudah tebal menjadi semakin tebal gara-gara halaman demi halaman menjadi keriting.
Tapi cuek ah, yang penting masih bisa kebaca. Menjelang siang jam 9-an keponakanku mulai bangun dan berdatangan, artinya seisi rumah aku menjadi asli ribut! Huh. Benar-benar hari yang buruk. Udah, ah bacanya, mendingan jalan2 keluar. Kebetulan deodoranku abis.
Benar-benar naif kalau menganggap pas lebaran Bandung sepi. Dari mulai jalanan di depan rumahku sampai dengan toko Setiabudhi sumpah macet banget, apalagi didepan Rumah Mode itu, ya ampun, bukannya lebaran udahan everybody? Untunglah supermarketnya gak terlalu penuh, Untung lagi buku pesenanku di QB ternyata sudah bisa dipesan, tapi kalo tempat makan, jangan harap kosong, deh, dari mulai McD, Ny Suharti, sampai Rumah Makan Parahyangan deket rumahku penuh dijejali orang-orang. Di jalan mobil motor yang kebanyakan berplat luar kota keluyuran entah kemana. Oh, me gosh hilang sudah angan2 menikmati jalan yang sepi liburan ini.
Mendingan pulang, makan ketupat dan tidur, mau gendut juga cuek, deh!
Pas bangun kakak dan keponakanku dari Depok ternyata sudah nyampe di rumah. Aku ajak jalan2 ah, kali aja kalo malem gak terlalu macet. Kebetulan di Ciwalk ada film anak2, Chicken Little, lagi maen. Aku gak peduli rame apa engga, yang penting film anak-anak.
Untung saja jalan ternyata gak macet, tapi malnya penuh, sempet deg2an bioskopnya penuh juga. Tapi ternyata antriannya gak heboh-heboh amat. Keponakan2ku dari Depok ini mania film anak-anak, jadi gak susah ngurus mereka. Lagian film ini diluar dugaanku ternyata cukup menarik. Ceritanya tentang hubungan anak ayam dan bapaknya. Masalah kepercayaan orangtua terhadap anaknya. Karakternya lucu2. Dan yang paling menghibur aku adalah soundtracknya, seru banget! Lagu2nya bukan irama anak2 tapi liriknya tetap terkendali, dan diakhir film ada lagu enak yang dinyanyiin sang dubber, Zach Braff, suaranya mirip Ewan McGregor. Jadi deja vu sama Moulin Rouge!
Satu hal lagi...tadi sebelum film maen, ada trailer dua film keren yang sangat aku tunggu di akhir tahun: Kingkong dan Chronicles of Narnia!! Pretty Cool trailers!!

Thursday, November 03, 2005

Setiap Habis Ramadhan...

This feeling, ya, this feeling, selalu aku rasakan tiap habis Ramadhan, tepatnya hari Lebaran. Empty. Sejujurnya aku gak suka hari Lebaran. Kurang khusu mungkin, ya! Bukan, gitu juga, aku lebih suka bulan Ramadhan. Suka apanya, puasanya? nggak cuman itu sih. Aku suka auranya.
Tapi bodohnya setiap Ramadhan aku lewati dengan cuma-cuma, padahal aku dah wanti-wanti akan menjalankannya dengan lebih baik. Tetap saja kebodohan itu aku lakukan selama 28 tahun perjalanan hariku.
Semoga saja ini bukan Ramadhan terakhirku.
Selamat Idul Fitri semuanya! Mohon maaf lahir bathin....