Sebetulnya aku agak-agak males nulis, about everything. Dan Sebetulnya juga banyak banget kejadian yang sebelumnya ingin aku tulis. Dan semuanya diakibatkan internet lelet di kantor yang sudah berhari-hari urgh! Akhirnya setelah banyak banget yang nanya (cieh..) gimana film Harry Potternya? Udah nonton, kan? Bagus, nggak? Aku paksain deh nulis pendapat aku soal film ini.
Semua berawal di hari Rabu pagi, pas aku liat di iklan film koran PR, Harry Potter, The Goblet of Fire, premiere hari ini, jam 13:00, jam 16:00 dan jam 19:00 --ya, cuma 3x jam tayang-- ini berarti film ini akan panjang, 2 jam lebih. Well, nonton sekarang, deh, pulang kantor nanti teng-go terus ke Ciwalk, estimasi nyampe jam setengah enam kurang. Jadi ada waktu satu setengah jam buat ngantri. Aku jamin, akan panjang!
Baru aja satu kaki turun dari eskalator, oh my God! antriannya berkeliling keliling. Hmm ikut ngantri gak ya? Ok, ikut aja lah, nothing to lose, dapet sukur gak dapet ya mungkin sudah suratan takdir hi..hi.. Biar ngantrinya asik, untung aku bawa discman, langsung aku puter, didalamnya ada CD Eric Benet, yang sudah berhari-hari sejak beli gak pernah aku lepas. Sampai tetangga meja kerjaku bosen, sorry ya, Kas (Lukas, bukan Kasino -red.) Tapi keceriaan itu berakhir tepat satu meter jarak antrian aku ke loket, ketika si petugas dengan lantangnya bilang, Tiket Habis, Tiket Habis! ...Monyet (itu mah aku yang bilang).
Tapi thanks to Pebe, yang pas aku telepon dengan ikhlas membelikan tiket film yang sama di Regent. Akhirnya jadi juga aku nonton film ini.
The Sorcerer's Stone cukup excited, The Chamber of Secret buat aku tertidur, Prisoner of Azkaban pretty cool! aku cukup penasaran dengan yang keempat ini. Sejujurnya aku nonton judul demi judul film Harry Potter tidak lebih hanya sebagai penghargaan aku terhadap bukunya yang sangat keren. Aku yakin, nonton fim ini tanpa membaca bukunya hanya akan membuat kita tersesat. Begitu pula halnya dengan seri keempat ini. Begitu banyak episode yang dengan sangat kejam dipotong di film ini, momen keren seperti Piala Dunia Quidditch hanya ditontonkan sepenggal. Tapi ini memang sudah jadi "tradisi" film-film Harry Potter, mengingat buku yang memang sangat tebal. Menonton film ini seperti membaca buku yang dibuka 5 halaman demi 5 halaman. Antrian tadi benar-benar tidak sepadan.
Secara keseluruhan film ini masih dibawah judul terdahulu karya Alfonso Cuaron, tapi tidak buruk juga. Tepatnya cukup baik. Nggak lebih dari itu :)
Maaf ketidak mood-an tulisanku kali ini, ya soalnya aku masih sedih nonton fitur perpisahan DVD Lord of The Rings, Return of The King yang dengan bodohnya baru aku beli! Padahal sudah hampir setengah thun dvd itu direlease! Akhirnya secara resmi aku berpisah dengan trilogy itu. Sangat sedih, tau!! Hik..hik..
No comments:
Post a Comment