Eh, sudah fitrahnya kan yah, manusia mah senang sesuatu yang bagus-bagus. Makanya tercipta kata "bagus" dan "tidak bagus".
Naon sih ya ini teh ujug-ujug..
Jadi gini, aku teh sering killing time dengan browsing. Macem-macem. Mulai dari browsing youtube, situs-situs yang memang sudah ritual dibuka, atau situs lainnya secara random. Seringkali si kerandoman itu berakhir di situs jualan. Situs yang menyediakan kesenangan yang menyebalkan. Senang karena serasa window shopping gak pake cape. Menyebalkan karena tanpa kita sadari, dalam waktu yang relatif cepat kita sudah menambah saldo tagihan kartu kredit.
Dulu, situs belanja online yang saya sambangi dan berujung dengan transaksi hanyalah Amazon. Setelah itu berlanjut ke ebay, selagi tugas di Palembang, terus merembet ke Etsy, Zappos, lalu ke situs si penjual barang langsung. Akhir-akhir ini makin parah ke situs belanja lokal seperti tokopedia, blibli atau Lazada. Lanjut ke medsos di Instagram.
Di Amazon sering beli buku, CD dan DVD. Di Ebay beli casing handphone sama puzzle, di Etsy beli tas, sleeve laptop, sampai stiker. Terus pernah ke situs resmi Kanken dan Dr. Martens. Di Zappos beli sepatu. Kalo situs lokal terakhir beli alat fitness. Di Instagram beli karpet dan terus ketipu beli meubel. Alhamdulillah uangnya dibalikin setelah meneror tempat orang itu bekerja. Sering nonton CSI ternyata ada gunanya. Hehe.
Kemudahan belanja itu membuka cakrawala (wew) tempat belanja menjadi luas. Barang yang dulunya hanya bisa dibeli kalau kita ke Luar Negeri atau nitip teman yang ke Luar Negeri, sekarang hanya dengan klak klik bisa didapat.
Barang langka yang sudah diidamkan pun bisa kita dapatkan. Perjuangan, dan pengorbanan (kartu kredit) itu lantas kadang membuat kita bahagia. Walau untuk beberapa hal kadang kita kecewa. Seperti aku membeli sepatu Dr Martens dengan diskon gila-gilaan, tapi setelah dicoba, gustiii berat sangat. Sampai harus beristirahat beberapa kali hanya untuk mengarungi toko-toko di PVJ. Hahaha.
Euforia setelah mendapatkan barang-barang itu, tentu saja menyenangkan. Dan itu sah-sah saja kan ya.
Sampai kemudian aku merasa keren setelah memakai barang itu. Merasa kerennya sih fine. Tapi kemudian si fine feeling itu diikuti bisikan setan untuk riya dan mengharapkan lirikan dan tatapan kagum orang lain akan barang kita. Pernah kan? Aku sih pernah banget. Saking desperatenya akan pujian itu, langsung aku posting di medsos. Hiiihhh sampai malu aku rasanya. Asli kampring banget. Masa keimanan kita gampang banget digantikan barang. Walaupun barang itu sekeren sepatu Marc Jacobs dan sepatu Onitsuka Tiger.
Sengaja aku menulis ini beneran untuk self reminder. Karena si pikiran itu kadang menyelinap. Asalnya beneran cuma make barang, tiba-tiba terbersit ingin riya. Lagi pingin posting buat asik-asikan, eh tiba-tiba datang pikiran kalo kita lebih cool dari orang lain.
Tiba saatnya kita harus mengambil alih kesadaran kita. Tangkis si pikiran buruk itu dengan mencoba jujur pada diri sendiri. Pakai, gunakan barang itu. Karena memang selain bagus, juga memang fitrahnya itu kan ya? Posting lah kalau memang ingin. Tapi sebelumnya.. pastikan si pikiran busuk itu sudah pergi. Karena rasanya memang beda kok.
No comments:
Post a Comment