Tuesday, February 02, 2016

Ingatan Random - Cadbury's Fruit & Nut



Dulu. Duluuu banget, zaman SD, sekitar tahun 1987-1989 aku melihat iklan cokelat Cadbury's Fruit & Nut di Tabloid Monitor, kurang lebih gambarnya seperti di atas. Ditambah redaksional khas iklan, tentunya. Sejak itulah aku memutuskan, aku menginginkan cokelat itu. Apalagi iklannya selalu ada di hampir setiap edisi.

Tapi aku cukup tahu diri. Cokelat itu terlihat mahal. Alasan selanjutnya adalah cokelat tidak pernah sepenting alat tulis. Aku tak pernah memiliki nyali untuk sekedar meminta Amih dan Apih untuk membelikannya. Selain memang alasan-alasan tersebut, si Cadbury ga bisa dibeli di komplek rumah. Saat itu belum ada yang jual. harus ke super market di kota. Walhasil aku hanya cukup meleletkan lidah, sambil menunggu tanggal ulang tahun yang masih lama akan terjadi.

Amih selalu hidup sederhana, walau menurut aku kita selalu makan enak, lengkap dengan buah2an setiap harinya. Alhamdulillah. Tapi kalo soal barang "ga penting" itu lain soal. Koran saja kita hanya boleh langganan yang penting, koran Pikiran Rakyat. Majalah sudah berenti sejak langganan koran. Si Tabloid Monitor itu aku baca di Pak Uuh, tetangga sebelah. Itu pun setelah beberapa hari terbit. Gantian bacanya. Tabloid itu laris luar biasa, lagian, anak kecil membaca tabloid itu dianggap tidak senonoh. Banyak foto seksinya kadang-kadang.

Suatu hari gigiku ungger, goyang kalo bahasa Indonesianya mah. Ah sial. Urusan si gigi goyang ini adalah nasib buruk. Sudah kebayang akan sakit kalau dicabut. Tradisi cabut gigi di keluargaku sungguhlah horror. Kami tak pernah cabut gigi ke dokter gigi. Amih lah yang mengambil alih peran dokter gigi. Sudah sering aku dicabut gigi dengan paksa. Dibantu oleh kakak-kakakku sebagai antek-antek. mereka kebagian peran memegang tangan dan kakiku yang meronta. Sedang Amih bagian memegang kain dan mencabut gigi. Sesudahnya aku dijamin menangis. Mereka seperti sekumpulan tentara Nazi bagian interogasi.

Kali ini pun sepertinya tak akan beda. Sialnya amih selalu tahu gigiku ungger. Padahal aku sebisa mungkin menyembunyikannya loh. Aku pikir Amih memiliki kemampuan sihir.

Saatnya pun tiba. Pintu sudah dikunci untuk mencegah aku keluar. Mereka sudah merencanakannya dengan matang. Mereka mengambil momen dimana aku lengah. Si Kijot, kakak perempuanku yang memang bertubuh besar sudah menghadangku dan mengambil kuda-kuda untuk mengempit tanganku. Damn, dua wanita Nazi di keluargaku sendiri! Aku pun meronta. Kijot dan Amih mulai kewalahan karena biasanya ada dua orang yang memitingku. Kali ini terpaksa hanya Kijot karena yang lain belum pulang dari sekolahnya.

Kalau kejadiannya sekarang, sepertinya aku akan mengirim surat terbuka ke Komnas Perlindungan Anak. Kenapa mereka gak mengantarku ke dokter gigiku sih? Walaupun ide itu juga terdengar sama menyeramkannya. Saat aku sibuk meronta dan menendang kesana kemari, tiba-tiba saja aku teringat bungkus biru keungunan yang menggoda si Cadbury's Fruit & Nut. Lalu aku berpikir tampaknya akan sia-sia perjuanganku dengan para Nazi ini. Kalau aku berhasil kabur hari ini, besok-besok mereka akan mencoba dengan kekuatan yang lebih banyak. Akhirnya aku pun teriak "SUDAHH!" Entah kenapa tiba-tiba aku bernegosiasi kalau aku tak akan meronta asal dibelikan si Cadbury. Amih tertegun. Sepertinya beliau berpikir. Aku pun kembali meronta.

Akhirnya Amih menyerah dan mengiyakan prasyaratku. Gigi dicabut tanpa tangisan. 

Besoknya Amih pulang kantor dengan membawa si cokelat biru pujaanku. Aku melonjak kegirangan. Amih bergumam kalau cokelat itu mahal dan aku disuruh untuk membaginya dengan kakakku. Perintah yang tentu saja aku abaikan dengan bengis. Aku pun langsung pergi ke luar menjauh dari rumah. Meninggalkan tatapan penuh ancaman dari Kijot hahaha.

Aku memakan si Cadbury's di bawah pohon belakang sekolah SD Cilandak yang sepi. Sendirian. Cokelat itu terasa sangat sangat sangat sangat enak.

2 comments:

dhyah said...

a dodi bodor ihhhh.. hehe meni ujug ujug ingetnya ke cabut gigi :D
dulu mah emang asa mahal bgt ya coklat cadbury skrg harganya jadi sama ama silverqueen.. kalo dnur jaman dlu sukanya coklat susana.. kenyel kenyel.. hihihi tapi smua coklat juga suka ko.. kalo ada :P

hijau said...


kemarin2 mah entah kenapa a dodi asa bosen sama cokelat teh. sekarang mah suka deui hehehe