Mengenang memori memang selalu menyenangkan. Blog ini dibuat Februari 2005. Kemudian aku menularkannya pada temanku, Dian Darmawan alias Pebe Subarkah. Dia membuat blog kala itu bernama duatiga.blogspot yang kemudian berubah nama menjadi diandarmawan.blogspot.com.
Aku sering mencela blog itu, hahaha. Partner blog aku pun bertambah dengan hadirnya benny.web.id milik Benny Hamdani. Blog ini lebih gaya, dengan alamat berbayar dan layout yang sering berubah. Tapi sekarang blog ini collapse, hahaha.
Si barkah ini dulu duduk sebelahan sama aku di Bandung. Sekarang kami telah berpencar, Pebe ke Cirebon dan sekarang di Jakarta. Benny di Bontang dan sekarang ke Balikpapan. Aku di Medan dan sekarang di Palembang. Dari semua blog yang dulu bisa dibilang lahir bersama. Hanya blog ini yang masih maju terus walau tertatih-tatih postingannya. Benny lebih fokus ke bisnis sewa rumahnya, dan membuat situs Rumah Dyandra. Rumah yang bisa disewa harian di daerah BuahBatu Bandung. Rumahnya keren, harganya murah (iklan. tapi beneran kok hehe). Sedangkan blognya pebe mati suri dikarenakan alasan yang tolol. Dia lupa password. Huh!
Tapi sekarang pebe sudah mulai kembali berblog ria. Akhirnya ada blog tempat aku mencela kembali. Hehe. Okay.. walau agak gengsi, aku membuat pernyataan ini dengan jujur: Aku kangen blognya pebe. (puas be?!! hahaha). Welcome back old Pal!!
Thursday, December 30, 2010
Tuesday, December 14, 2010
Desperately Asking
You know what.. It is sad when you really want to help the ones you love. But feels so helpless and powerless. Gosh.. I want that so bad.
Semoga Kau kabulkan do'aku ya Alloh. Do'a seorang hambamu yang tak bisa berjanji selalu akan menurutiMu. Karena aku selalu gagal.
Semoga Kau kabulkan do'aku ya Alloh. Do'a seorang hambamu yang tak bisa berjanji selalu akan menurutiMu. Karena aku selalu gagal.
Thursday, December 09, 2010
Bertemu kembali Bu Mia.
Akhirnya... Setelah melalui pencarian sekian lama, aku menemukan Bu Mia, guru SDku tercinta. Beliau tak mengenaliku tentu saja. Badanku telah banyak berubah. Hehehe. Beliau masih bersemangat seperti dahulu. Kita ngobrol banyak hal, mayoritas bernostalgia masa-masa dahulu. Aku akhirnya sempat berterimakasih atas pengajaran beliau dahulu. Dan rasanya terimakasihku takkan pernah cukup. Terimakasih Bu Mia.
Friday, September 17, 2010
Kemalingan di bulan Ramadhan
Tepat seminggu sebelum lebaran, aku mendapat musibah. Sewaktu perjalanan dinas ke Kayu Agung, sebuah kota di Sumatera Selatan, kurang lebih 2 jam dari Palembang, kaca mobil dijebol, dan tas punyakku digondol si maling. Pada waktu kejadian aku dan supirku sedang jum’atan, jadi gak tau siapa pelakunya.
Reaksi pertama setelah tahu kejadian itu adalah: bingung. Yah, aku bingung menjawab banyak orang yang bertanya apa saja yang hilang, apakah ada laptop atau tidak. Sepertinya memang sudah lazim, kalau tas kita digondol maling, isinya biasanya memang notebook atau komputer jinjing.
Walau tas itu adalah tas yang setiap hari aku bawa. Aku ternyata tidak benar-benar ingat apa saja isi didalamnya. Hal yang aku ingat secara langsung adalah, aku ga bawa macbook ku, tapi yang ilang: kamera digital, token internet banking, dan ipod kesayanganku. Karena memang barang-barang itulah yang sering aku pakai. Kami memutuskan melanjutkan ke Kayu Agung untuk menyelesaikan pekerjaan sebelum lapor ke polisi. Suasana setelah kemalingan memang tidak mengenakkan. Aku dan supirku saling menceritakan perasaan masing-masing sebelum dan sesudah kemalingan. Kadang terdiam. Saat itulah yang aku gunakan untuk mengingat-ingat apa-apa saja yang ada di tasku.
Satu demi satu barang seperti muncul dalam ingatanku. Buku rekening bank, surat-surat kantor, tiket pulang mudik, charger universal sampai barang-barang yang mungkin tidak penting, seperti lap kacamata, cairan pembersih tangan, dan alat tulis.
Kejadian ini menyadarkan aku untuk lebih menjaga barang milikku dengan lebih baik lagi. Hari ini setelah aku berlebaran di Bandung, aku mulai melengkapi lagi barang-barang yang telah hilang. Aku pun bertekad untuk mengatur barang-barang di tas. Aku benar-benar parah dalam mengingat barang milikku, sekalipun itu dalam tas yang aku pakai sehari-hari. Buktinya aku baru ingat didalamnya ada paspor setelah aku melihat paspor lamaku di kamar. Ckckckck.
Kemalingan ini benar-benar bikin repot. Aku terpaksa harus meluangkan waktu dan dana tentunya untuk mengurusi barang-barang yang hilang. Aku harus ke bank memblokir rekening dan membuka rekening baru beserta tetek bengeknya. Aku pun kini harus mengurus pembuatan paspor yang membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sigh.
Selain repot, kemalingan ini juga memaksa kita untuk berpisah dengan barang yang memiliki nilai sentimentil dengan kita. Dari semua barang yang ada di tas, aku sangat kehilangan ipod yang entah sudah berapa kali mengusir bosanku. Barang yang kedua adalah: bolpen murahku, BIC Softfeel warna biru, seharga 2500 rupiah, yang sangat sulit dicari. Sudah banyak toko aku singgahi di Bandung ini, sampai sekarang aku tak menemukannya. Nasip..nasip..
Astaghfirullohal’azhim. Aku seharusnya masih tetap bersyukur. Masih jauh lebih banyak hal yang aku miliki dibanding apa yang telah aku tak punyai (lagi).
Oya..mumpung masih lebaran. Mohon maaf lahir bathin ya…
Semoga Alloh mengizinkan kita untuk bertemu Ramadhan dan Idul Fitri berikutnya.
Reaksi pertama setelah tahu kejadian itu adalah: bingung. Yah, aku bingung menjawab banyak orang yang bertanya apa saja yang hilang, apakah ada laptop atau tidak. Sepertinya memang sudah lazim, kalau tas kita digondol maling, isinya biasanya memang notebook atau komputer jinjing.
Walau tas itu adalah tas yang setiap hari aku bawa. Aku ternyata tidak benar-benar ingat apa saja isi didalamnya. Hal yang aku ingat secara langsung adalah, aku ga bawa macbook ku, tapi yang ilang: kamera digital, token internet banking, dan ipod kesayanganku. Karena memang barang-barang itulah yang sering aku pakai. Kami memutuskan melanjutkan ke Kayu Agung untuk menyelesaikan pekerjaan sebelum lapor ke polisi. Suasana setelah kemalingan memang tidak mengenakkan. Aku dan supirku saling menceritakan perasaan masing-masing sebelum dan sesudah kemalingan. Kadang terdiam. Saat itulah yang aku gunakan untuk mengingat-ingat apa-apa saja yang ada di tasku.
Satu demi satu barang seperti muncul dalam ingatanku. Buku rekening bank, surat-surat kantor, tiket pulang mudik, charger universal sampai barang-barang yang mungkin tidak penting, seperti lap kacamata, cairan pembersih tangan, dan alat tulis.
Kejadian ini menyadarkan aku untuk lebih menjaga barang milikku dengan lebih baik lagi. Hari ini setelah aku berlebaran di Bandung, aku mulai melengkapi lagi barang-barang yang telah hilang. Aku pun bertekad untuk mengatur barang-barang di tas. Aku benar-benar parah dalam mengingat barang milikku, sekalipun itu dalam tas yang aku pakai sehari-hari. Buktinya aku baru ingat didalamnya ada paspor setelah aku melihat paspor lamaku di kamar. Ckckckck.
Kemalingan ini benar-benar bikin repot. Aku terpaksa harus meluangkan waktu dan dana tentunya untuk mengurusi barang-barang yang hilang. Aku harus ke bank memblokir rekening dan membuka rekening baru beserta tetek bengeknya. Aku pun kini harus mengurus pembuatan paspor yang membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sigh.
Selain repot, kemalingan ini juga memaksa kita untuk berpisah dengan barang yang memiliki nilai sentimentil dengan kita. Dari semua barang yang ada di tas, aku sangat kehilangan ipod yang entah sudah berapa kali mengusir bosanku. Barang yang kedua adalah: bolpen murahku, BIC Softfeel warna biru, seharga 2500 rupiah, yang sangat sulit dicari. Sudah banyak toko aku singgahi di Bandung ini, sampai sekarang aku tak menemukannya. Nasip..nasip..
Astaghfirullohal’azhim. Aku seharusnya masih tetap bersyukur. Masih jauh lebih banyak hal yang aku miliki dibanding apa yang telah aku tak punyai (lagi).
Oya..mumpung masih lebaran. Mohon maaf lahir bathin ya…
Semoga Alloh mengizinkan kita untuk bertemu Ramadhan dan Idul Fitri berikutnya.
Sunday, August 29, 2010
Amih
Tak ada alasan apapun. Aku hanya ingin menceritakan ibuku. Amih, begitu aku, kakak-kakakku, keponakanku, bahkan tetanggaku dan teman kantorku menyebutnya. Nama sebetulnya adalah Siti Fatimah. Lahir di Bandung, 11 Maret 1944. Beliau lulusan SD Lengkong, SMP 3 Bandung, dan SMA 4 Bandung. Beliau pernah bekerja di Bagian Kesra Kotamadya Bandung, yang kemudian berubah nama menjadi Dinas Sosial. Amih memiliki teman bernama Ibu Entin, Bu Sumirah, Bu Lilis, Bu Neni (yang namanya bu Neni ini banyak!). Eh jadi pingin cerita sedikit tentang bu Entin. Bu Entin (almarhumah) ini sahabat amih, percaya atau tidak, foto beliau menghiasi album foto keluarga kami. Dari jaman jadul sekalipun.
Amih ku orang yang istimewa buat kami. (Tentu saja seorang ibu memang biasanya jadi orang spesial buat masing-masing orang, bukannya?). Amih suka cari kutu rambut. Aku suka disiaran sama amih sambil tiduran nonton TV. Tapi sialnya aku gak ada kutunya. Jadi amih gak suka nyiaran orang yg gak ada kutunya. Amih suka mencet bisul (watchout guys, dia selalu tahu). Amih suka nyabut gigi ungger anak-anaknya. Amih suka ngedampingin keluarganya yang sedang dioperasi.
Amih senang berbelanja di Pasar Baru (dulu zaman masih kotor, dan sekarang). Aku suka kewalahan ngikutin amih belanja. Dia bisa gesit di keramaian pasar walau sambil bawa belanjaan banyak. Sebelum dijilbab, amih suka ngeriting rambut di salon Memory, simpang Dago. Pulang kerja jam 3, amih selalu pulang bawa oleh2. Kalo jam 3 belum pulang artinya ada rapat, atau dikeriting dulu. Hahaha. Amih jago masak. Walau pulangnya cape, pasti sempet masak. Menu nya kadang bikin repot padahal, seperti bikin rolade atau sate!
Amih aktif suka ikutan gerak jalan di kantornya. Bahkan amih ikutan paduan suara. Amih suka bikin baju sendiri. Bikin pola dari kertas Koran, terus dijahit. Oh iya..setiap baju/celana bolong, pasti besoknya sudah dijahit. Walau kita gak bilang. Amih gak suka sinetron. Tapi suka banget nonton film. Bahkan jaman SMA , pulang sekolah amih suka ke bioskop. Jadi sudah jelas kan kesukaan aku nonton dari siapa asalnya! Amih suka cerita kalo dulu jaman SD sampai SMP suka jalan kaki ke sekolah. Baru setelah SMA pake sepeda. Itu yg selalu diceritakan amih kalo kita minta ongkos ke sekolah! Bosen! Hahaha.
Amih suka ngisi TTS. Terutama TTS bekas orang yang gak selesai. Amih suka baca Harry Potter, dan novel2 lainnya. Amih suka rebutan sama aku. Amih sangat suka beberes, terutama nyikat kamar mandi. Pernah amih ikut pipis di wc umum sebuah pasar. Udahnya dia beli sikat, dan kamar mandi itu pun disikat amih sampai kinclong. Amih suka ngecat tembok dan pagar. Amih suka sasapu. Amih suka motong pohon dan rumput yang gak rapi. Bahkan itu di rumah tetangga. Serius. Hahaha. Tetanggaku sudah maklum.
Amih sangat suka nonton sepakbola. Tim favoritnya tentu saja Timnas, Persib, Arsenal dan Lazio. Tapi walau bukan tim favoritnya yang main, Amih tetap saja nonton. Amih juga pernah nonton Persib ke Jakarta bareng teman-temannya. Dan dia ibu-ibu sendirian. Tapi beneran loh amih ini kuat kalo nonton sepakbola. Dulu jaman masih kerja, walau semaleman nonton, besok nya kerja seperti biasa. Oiya amih juga suka nonton tennis lapangan.
Supermarket favoritnya adalah Griya/Yogya. Warna favoritnya adalah Merah. Gak bisa naik motor. Dulu pernah belajar, tapi jatuh, dan gak dilanjutin. Sekarang setelah pensiun amih menjabat (hahay) sebagai bendahara pengajian ibu-ibu Al-Hidayah. Tukang sayur favoritnya adalah si Ujang. Kegiatan di rumah sekarang selain masak, ngepel, nyetrika, ngecat, dan sebagainya dan sebagainya, juga suka ngasuh si Israkhi Punjabi, keponakanku yang tinggal di rumah. Kalau naik mobil, amih suka otomatis tidur. Pernah dulu naik angkot dari kantor, ketiduran, jadi kelewat. Trus naik angkot lagi, eh kelewat lagi. Lieur hahaha.
Amih juara cerdas cermat di RW kami. Tentu saja, karena amih adalah penyuluh PKK di kota Bandung. Amih juga pernah juara pingpong puteri di PDAM. Amih naik haji tahun 1994. Waktu itu amih nyaris kegencet di Mina dan kehilangan kacamatanya. Amih suka Backstreet Boys, terutama Nick. Amih juga pernah nelepon radio, minta lagu Heaven Knows-nya Rick Price. Tempat makan favorit amih adalah Pak Cimet.
I love you so much, Amih!
foto Amih dan kakakku courtesy of Mulya Gentawanda, keponakanku! Nuhun!!
Amih ku orang yang istimewa buat kami. (Tentu saja seorang ibu memang biasanya jadi orang spesial buat masing-masing orang, bukannya?). Amih suka cari kutu rambut. Aku suka disiaran sama amih sambil tiduran nonton TV. Tapi sialnya aku gak ada kutunya. Jadi amih gak suka nyiaran orang yg gak ada kutunya. Amih suka mencet bisul (watchout guys, dia selalu tahu). Amih suka nyabut gigi ungger anak-anaknya. Amih suka ngedampingin keluarganya yang sedang dioperasi.
Amih senang berbelanja di Pasar Baru (dulu zaman masih kotor, dan sekarang). Aku suka kewalahan ngikutin amih belanja. Dia bisa gesit di keramaian pasar walau sambil bawa belanjaan banyak. Sebelum dijilbab, amih suka ngeriting rambut di salon Memory, simpang Dago. Pulang kerja jam 3, amih selalu pulang bawa oleh2. Kalo jam 3 belum pulang artinya ada rapat, atau dikeriting dulu. Hahaha. Amih jago masak. Walau pulangnya cape, pasti sempet masak. Menu nya kadang bikin repot padahal, seperti bikin rolade atau sate!
Amih aktif suka ikutan gerak jalan di kantornya. Bahkan amih ikutan paduan suara. Amih suka bikin baju sendiri. Bikin pola dari kertas Koran, terus dijahit. Oh iya..setiap baju/celana bolong, pasti besoknya sudah dijahit. Walau kita gak bilang. Amih gak suka sinetron. Tapi suka banget nonton film. Bahkan jaman SMA , pulang sekolah amih suka ke bioskop. Jadi sudah jelas kan kesukaan aku nonton dari siapa asalnya! Amih suka cerita kalo dulu jaman SD sampai SMP suka jalan kaki ke sekolah. Baru setelah SMA pake sepeda. Itu yg selalu diceritakan amih kalo kita minta ongkos ke sekolah! Bosen! Hahaha.
Amih suka ngisi TTS. Terutama TTS bekas orang yang gak selesai. Amih suka baca Harry Potter, dan novel2 lainnya. Amih suka rebutan sama aku. Amih sangat suka beberes, terutama nyikat kamar mandi. Pernah amih ikut pipis di wc umum sebuah pasar. Udahnya dia beli sikat, dan kamar mandi itu pun disikat amih sampai kinclong. Amih suka ngecat tembok dan pagar. Amih suka sasapu. Amih suka motong pohon dan rumput yang gak rapi. Bahkan itu di rumah tetangga. Serius. Hahaha. Tetanggaku sudah maklum.
Amih sangat suka nonton sepakbola. Tim favoritnya tentu saja Timnas, Persib, Arsenal dan Lazio. Tapi walau bukan tim favoritnya yang main, Amih tetap saja nonton. Amih juga pernah nonton Persib ke Jakarta bareng teman-temannya. Dan dia ibu-ibu sendirian. Tapi beneran loh amih ini kuat kalo nonton sepakbola. Dulu jaman masih kerja, walau semaleman nonton, besok nya kerja seperti biasa. Oiya amih juga suka nonton tennis lapangan.
Supermarket favoritnya adalah Griya/Yogya. Warna favoritnya adalah Merah. Gak bisa naik motor. Dulu pernah belajar, tapi jatuh, dan gak dilanjutin. Sekarang setelah pensiun amih menjabat (hahay) sebagai bendahara pengajian ibu-ibu Al-Hidayah. Tukang sayur favoritnya adalah si Ujang. Kegiatan di rumah sekarang selain masak, ngepel, nyetrika, ngecat, dan sebagainya dan sebagainya, juga suka ngasuh si Israkhi Punjabi, keponakanku yang tinggal di rumah. Kalau naik mobil, amih suka otomatis tidur. Pernah dulu naik angkot dari kantor, ketiduran, jadi kelewat. Trus naik angkot lagi, eh kelewat lagi. Lieur hahaha.
Amih juara cerdas cermat di RW kami. Tentu saja, karena amih adalah penyuluh PKK di kota Bandung. Amih juga pernah juara pingpong puteri di PDAM. Amih naik haji tahun 1994. Waktu itu amih nyaris kegencet di Mina dan kehilangan kacamatanya. Amih suka Backstreet Boys, terutama Nick. Amih juga pernah nelepon radio, minta lagu Heaven Knows-nya Rick Price. Tempat makan favorit amih adalah Pak Cimet.
I love you so much, Amih!
foto Amih dan kakakku courtesy of Mulya Gentawanda, keponakanku! Nuhun!!
Monday, August 02, 2010
Dear...
dear tentanghijau..
hari ini aku sangat ingin pulang.
Ingin bertemu dengan Bandungku.
Bertemu keluarga dan teman-temanku.
Apa karena ini mau Ramadhan?
Ya Alloh sempatkan aku menjalani Ramadhan.
Sempatkan aku pulang...
hari ini aku sangat ingin pulang.
Ingin bertemu dengan Bandungku.
Bertemu keluarga dan teman-temanku.
Apa karena ini mau Ramadhan?
Ya Alloh sempatkan aku menjalani Ramadhan.
Sempatkan aku pulang...
Monday, July 05, 2010
Reuni Akbar SMA 2 Bandung: 2010
Weekend Sabtu Minggu kemarin, 3-4 Juli 2010 aku pulang ke Bandung. Sengaja menyempatkan diri untuk datang ke Reuni Akbar SMA 2 Bandung. SMA ku tercinta. Selain itu aku memang janji pulang untuk menghindari pernikahan Pak Maman, salah satu karyawan SMA 2.
Jujur, di awal hari aku agak malas pergi kesana. Entah kenapa. Mungkin dikarenakan macet yang mendera kota Bandung tanpa ampun, bertepatan dengan liburan anak sekolah. Apalagi SMA 2 ada di Cihampelas yang weekend biasa saja, pasti macet. Beres resepsi aku pun memaksakan pergi sendiri jam 2 siang. Oh iya, angkatan aku, lulusan 95 sebelumnya sudah reunian di bulan Mei. Dan sudah janjian pada dateng jam 4 sorean. Tapi ternyata tetep aja yang dateng sedikitan. Hehehe.
Detik pertama menginjak sekolah. Perasaan itu kembali lagi. Perasaan terharu. Perasaan girang tak terkira. Walau suasananya jelas jauh berbeda dari tahun 1992-1995, rasa itu masih ada. Rasa terimakasih yang tak pernah bisa aku wujudkan dalam langkah nyata. Sekolah ini mengajarkan aku banyak hal, membagi kenangan yang tak pernah aku lupa. Bahkan ketika aku pergi jauh sekali pun.
Aku gak ketemu banyak orang yang aku kenal. Tapi tak pernah menjadi masalah. Duduk sendirian pun aku tak merasa kesepian di tempat itu. Orang-orang berlalu lalang dengan baju warna warni. Ya, tiap angkatan pake seragam warna warni. Satu hal yang tak berubah dari reuni akbar terakhir tahun 2007 adalah keceriaan dan kebahagiaan yang tergambar dari wajah alumnus tahun manapun. Bernostalgia, bersenda gurau, tertawa, ngobrol tak habis-habis. Stand angkatan masih banyak, dan mayoritas menjual makanan. Panggung yang menjadi atraksi utama pun tak pernah sepi.
Aku datang pas di panggung sedang tampil angkatan 72, 73, 74 berkolaborasi bernyanyi sambil berdansa. Sumpah! Banyak yang terlihat cantik dan gesit. Lupa bahwa sebenarnya mereka hampir berumur 60 tahun. Hebat! Berlanjut dengan penampilan Trie Utami ditemani teman-teman seangkatannya, angkatan 86. Aneh banget nonton artis tapi ngobrol dulu pake bahasa sunda. Dalapan geneeeeepppp??? Ku aingggg!! Hahaha! Beneran, aku gak melihat Teh Ii sebagai artis, aku melihatnya sebagai alumni SMA 2 biasa. Teh Ii menyanyikan lagu “First Love”nya Nikka Costa. Ah…serius deh..keren banget suaranya.
Berlanjut dengan Fatur Java Jive beserta gerombolan angkatan 87 yang merangsek ke panggung gila-gilaan. Dimulai dengan lagu “Tanda-Tandanya” by Mus Mujiono. Panggung makin panas, angkatan yang lebih tua pun tak tahan turun ke panggung dan joget bersama. Aku pun tak terkecuali hehe. Fatur lanjut dengan lagu “Anak Sekolah” nya Chrisye dan “Karma Chameleon” nya Culture Club. Serasa Zona 80an!! Akhirnya sebelum Maghrib, angkatan 87 menutup dengan lagu “Give It Up” nya KC & The Sunshine. Perrrfect!!
Sela-sela istirahat panggung aku gunakan ketemuan dan ngobrol dengan guru-guru yang sudah pensiun. Bu Ida kimia, Bu Rokamah bahasa Indonesia, Bu Hasmiati kimia, Bu Dewi kimia, Bu Enih sejarah. Ahhhh…merinding aku mengingatnya!
Sayangnya ba’da maghrib aku harus pergi. Padahal acara masih berlangsung, bahkan ada acara nonton bareng Piala Dunia antara Jerman vs. Argentina segala.
Hari Minggu aku kembali ke Reuni Akbar ini lagi. Aku datang ba’da Dzuhur. Ternyata yang datang masih banyak, walau gak sebanyak hari Sabtu sebelumnya. Di panggung ternyata ada band tamu, Trilogy Band (angkatan 98) sedang nyanyi Over My Shouldernya Mike & The Mechanics. Dilanjut aksi spontanitas bagi siapa saja yang mau tampil. Aturannya: satu lagu! Kecuali yang beken, boleh lebih hahaha.
Yang menarik dari suguhan di panggung adalah, aku serasa menonton acara musik gado-gado. Setiap yang tampil mencerminkan lagu dan musik yang trend pada zaman itu. Angkatan 70an pasti maen lagu yang ngeblues, rock and roll atau yang agak-agak country. Angkatan 80an campuran blues, rock, dan tentunya pop dengan balutan techno, yiihaaa!!
Aksi spontanitas itu jangan diartikan dengan membosankan. Mayoritas suaranya bagus banget! Dimulai dengan Om Jaka Bimbo dari angkatan 72. Beliau menyanyikan lagu Balada seorang Biduan dan Tante Sun yang ternyata dulu pernah dilarang. Perasaan liriknya biasa aja deh hehe. Mungkin dinilai terlalu nakal di tahun itu. Berlanjut dengan kang Erlan (89) yang vokalis band lokal veteran kota Bandung, Wachdach Band, menampilkan lagu Englishman In New York nya The Police. Ahhhh….suaranya dahsyat!!!
Hujan kemudian mengguyur SMA 2 Bandung. Tapi acara tak berhenti. Sekarang giliran Rieka Roeslan (89) pentolan grup keren dulu, The Groove. Teh Rika pinter menyalakan suasana. Apalagi ditengah-tengah teman-teman lamanya. Lagu pertama adalah “Dahulu”. Lagu ini ternyata dibuat jaman SMA dulu. Wow!! Lagu ini berhasil menarik angkatan 88, 89, 90 ke panggung, seakan tak peduli guyuran hujan yang makin deras. Pada kesempatan itu pula aku baru tahu kalo Akay Alisano, penyiar radio 99ers sekaligus MC kondang ABG adalah Angkatan ’88. Anjirrrrr!! Mukanya masih terlihat ngora!!!
Setelah terpotong Ashar dan beberapa lagu blues persembahan angkatan 70an, acara di panggung diisi lelang lukisan karya Alumni yang hasilnya digunakan untuk amal. Aku berpindah ke stand di area lapangan basket. Ternyata angkatan ’80 dan ’81 bikin panggung mini angkatan mereka sendiri. Ada MC dan penari jaipongan segala. Disana aku menemukan bapak-bapak bertampang kiyai menyanyi I Started A Joke dengan keren sekali!! Hebad!
Sambil jalan-jalan aku ngumpul sama guru-guru. Ada bapa, Pak Utomo, Pak Kadir, Bu Poppy dan Bu Dienar. Tiba-tiba datang seorang akang alumni 87 menyalami Bu Dienar sambil ngomong:
Ibu..punten kapungkur abdi mere leho ka Ibu. Bongan ibu ningali sayah keur niron, abdi the nuju pilek, nyingsring…barabay leho teh kana leungeun, teras sasalaman sareng Ibu.
Percakapan itu berhasil membuatku tak henti tertawa. Semua yang ada disana pun tertawa. Kejadian yang aneh.
Sebelum acara berakhir. Aku beruntung sempet nonton salah satu band gaek kota Bandung, Time Bomb Blues. Vokalisnya angkatan 90 dan gitarisnya angkatan 86. Mereka menyanyikan beberapa lagu, ditutup dengan Still Got The Blues dari Gary Moore. Aku gak pernah suka lagu blues. Buat aku aliran ini terdengar asing walau telah berulang kali mendengarkannya. Yang membuat penampilan terakhir ini istimewa adalah di bagian akhir lagu ini, sang gitaris memainkan solo gitar seperti kesetanan. Sumpah hebat. Bahkan sambil mengetik tulisan ini, aku masih merinding. Penutup yang sempurna!!
Terimakasih SMA ku tercinta. Terimakasih para alumni yang hebat. Sampai bertemu tiga tahun lagi...
photo courtesy of Ibu Yanti
alhamdulillah aku menemukan video cabikan gitar yang bikin aku merinding itu...enjoy!!
Wednesday, June 02, 2010
First time in Palembang
Second day in Palembang. Nyari kosan gak dapet-dapet. Mudah2an hari ini bisa dapet. Aamiin.
Seperti biasa first week, first month is the hardest.
Aku lanjutin ceritanya entar ya....
Seperti biasa first week, first month is the hardest.
Aku lanjutin ceritanya entar ya....
Sunday, February 21, 2010
Andrew Garcia
Sepanjang sejarah perjalanan American Idol, aku ngefans sama Ruben Studdard (season 2), Elliott Yamin (season 5) dan Blake Lewis (season 6), selebihnya biasa-biasa saja. Apalagi ada beberapa season yang aku gak ikutin sama sekali, seasonnya Kelly Clarkson (belom ngetop, gak ada stasiun tv yg relay, dan gak punya tv kabel), Season nya Fantasia Barrio (sama, gak ada di tv lokal, dan sama, belom punya tv berlangganan) dan season terakhir kemarin, season-nya Kris Allen, yang entah kenapa aku kehilangan minat, padahal sudah punya TV kabel.
Season ini aku di Medan, artinya: gak bisa nonton TV berlangganan. Tapi entah kenapa kok aku tertarik untuk nonton American Idol kali ini. Mungkin karena ada Ellen deGeneres-nya kali ya?! Entahlah. Aku mulai download, episode demi episode, terutama 4 episode Hollywood week. Syukurlah. Karena di season ini aku bertemu: Andrew Garcia! Somehow, suaranya menyenangkan. Apalagi dia punya kemampuan aransemen ala David Cook. Setelah searching di Youtube, ternyata video nya banyak banget, dia sedang ngejam baik sendirian, sama isterinya atau sama teman-temannya. Ini untuk pertamakali aku ngefans peserta American Idol dari babak Hollywood Week.
Aku tahu, sangat terlalu dini untuk untuk memprediksikan dia menjadi juara. Apalagi ujian-ujian American Idol sangat ajaib, seperti menyanyikan lagu country, atau lagu Elvis Presley. Blah. Hahaha. Tapi aku benar-benar berharap dia setidaknya berkesempatan untuk rekaman dan aku bisa membeli CDnya!
Aku posting, awal kekagumanku akan Andrew Garcia. Saat dia menyanyikan lagu Straight Up nya Paula Abdul dengan sangat berbeda. Gilingggg Kerennn!!!
Season ini aku di Medan, artinya: gak bisa nonton TV berlangganan. Tapi entah kenapa kok aku tertarik untuk nonton American Idol kali ini. Mungkin karena ada Ellen deGeneres-nya kali ya?! Entahlah. Aku mulai download, episode demi episode, terutama 4 episode Hollywood week. Syukurlah. Karena di season ini aku bertemu: Andrew Garcia! Somehow, suaranya menyenangkan. Apalagi dia punya kemampuan aransemen ala David Cook. Setelah searching di Youtube, ternyata video nya banyak banget, dia sedang ngejam baik sendirian, sama isterinya atau sama teman-temannya. Ini untuk pertamakali aku ngefans peserta American Idol dari babak Hollywood Week.
Aku tahu, sangat terlalu dini untuk untuk memprediksikan dia menjadi juara. Apalagi ujian-ujian American Idol sangat ajaib, seperti menyanyikan lagu country, atau lagu Elvis Presley. Blah. Hahaha. Tapi aku benar-benar berharap dia setidaknya berkesempatan untuk rekaman dan aku bisa membeli CDnya!
Aku posting, awal kekagumanku akan Andrew Garcia. Saat dia menyanyikan lagu Straight Up nya Paula Abdul dengan sangat berbeda. Gilingggg Kerennn!!!
Friday, February 19, 2010
Gerah dan Masuk Angin!
Tinggal di kota Medan yang notabene lebih panas dibanding my lovely Bandung, otomatis punya masalah menetap: Kegerahan alias Kepanasan. Kalau di pagi hari gak terlalu terasa, soalnya pagi disini datang lebih lambat. Jam 7 belum terlalu silau.
Jarak kantor-kostan bolak balik aku tempuh dengan berjalan kaki. Itung-itung olahraga gratisan. Yang parah itu sore menjelang malam (soalnya siang-siang kan di kantor, pake AC), baru dateng dari kantor, kemeja, celana, daleman basah oleh keringat. Kadang setelah mandi pun tetep aja keringetan.
Masalah keringat dan kepanasan ini kalau gak ditangani dengan benar, ternyata bisa menimbulkan masalah besar—selain menyebabkan kekesalan yg amat sangat , tentunya. Seperti yang terjadi padaku dua hari lalu. Tidur berkeringat, kemudian terbangun dini hari dengan baju basah dan kepala sakit akibat masuk angin.
Kapok dengan kejadian itu, mulailah tanya tabib pribadiku hehehe. Dapetlah tips seperti ini:
gambar diambil dari sini.
Jarak kantor-kostan bolak balik aku tempuh dengan berjalan kaki. Itung-itung olahraga gratisan. Yang parah itu sore menjelang malam (soalnya siang-siang kan di kantor, pake AC), baru dateng dari kantor, kemeja, celana, daleman basah oleh keringat. Kadang setelah mandi pun tetep aja keringetan.
Masalah keringat dan kepanasan ini kalau gak ditangani dengan benar, ternyata bisa menimbulkan masalah besar—selain menyebabkan kekesalan yg amat sangat , tentunya. Seperti yang terjadi padaku dua hari lalu. Tidur berkeringat, kemudian terbangun dini hari dengan baju basah dan kepala sakit akibat masuk angin.
Kapok dengan kejadian itu, mulailah tanya tabib pribadiku hehehe. Dapetlah tips seperti ini:
- Setelah keringetan, buka baju, lap keringat terus menerus. Ganti baju dengan yg kering. Kalau keringetan lagi, ganti lagi bajunya (boros cucian sih memang).
- Diam/istirahat beberapa waktu sampai suhu badan mendingin. Jangan mandi dalam kondisi masih berkeringat.
- Mandi. Ini sebenernya optional, bisa cuma diseka, tapi aku memilih mandi sih. Selain jadi bersih dan segar, menurut aku, mandi itu bisa “bring the good mood”. Aku biasa pakai sabun antiseptik, misalnya merk Asepso. Oiya sudah malem banget kalau bisa jangan mandi, gak bagus buat kesehatan. Batasnya jam 22.00.
- Setelah mandi jangan lupa, keringkan badan, pakai handuk. Pakai baju kering. Adakalanya badan kembali keringetan. Terus keringkan. Kalau mau pake bedak/talc powder. Dan aku menemukan bedak yg enak banget. Merknya Snake Brand Prickly Heat Powder Classic. Setelah dipakai ada mentolnya, badan jadi anget tapi segar. Enak!!!
- Jangan lupa selain badan, rambut juga harus kering.
- Aku kalau sudah kena masuk angin biasanya efeknya parah. Selain pusing, mual, juga ditambah bola mata sakit. Biasanya aku minum Paramex terus tidur. Tapi ternyata ada cara yg lebih aman, minum vit. C, terus tidur. Setelah bangun tidur, masuk angin tersembuhkan Insya Alloh.
gambar diambil dari sini.
Monday, January 04, 2010
I'll Be Loving You Forever
Kerja sambil pasang headphone, play iTunes dengan shuffle mode. Terpasang lagu I'll Be Loving You Forever dari New Kids On The Block. Lagu itu seperti menekan tombol ON mesin waktu kembali ke tahun 1989/1990.
Saat itu aku masih kelas 1 SMP. Uang jajan aku Rp 500/hari. Dikurangi ongkos tersisa 300 rupiah untuk jajan. Aku harus rela tidak jajan dan mengumpulkannya demi hari Rabu. Karena pada hari Rabu itu majalah HAI terbit. Perjuangan untuk mendapatkan majalah itu hebat lho. Selain mengumpulkan uang, aku harus pergi ke Setiabudhi kalau ingin mendapatkannya di pagi hari. Jadi aku rela pergi pagi jam 7 ke toko buku Budi Luhur di Setiabudhi yang masih belum buka demi menunggu majalah HAI terbaru itu. Sekarang aku juga heran, kenapa aku gak mau menunggu sampai jam 12 aja. Toh, aku sekolah siang, dan kalau ke sekolah, aku pasti melewati toko buku itu juga. Aneh hehhehe.
Pada masa-masa itu yang menjadi bahasan top adalah Tommy Page, New Kids On The Block, Milli Vanilli (OMG! hahaha), Tiffany, Guys Next Door, dan lain-lainnya. Sedangkan bahasan lokal, seperti 10 cowok top SMA di Jakarta, Bandung, Surabaya. Hahaha, ABG banget. Tapi saat itu aku memang terbius majalah itu. Teks lagu si I'll Be Loving You Forever ini dimuat di salah satu edisi si majalah HAI. Aku setengah mati menghapalkannya dengan bahasa Inggris payah. Inget deh I've dibaca ai vi. Hahaha. Dan guess what? Hapalan itu masih nempel sampai sekarang! Yihaaa!!!
Saat itu aku masih kelas 1 SMP. Uang jajan aku Rp 500/hari. Dikurangi ongkos tersisa 300 rupiah untuk jajan. Aku harus rela tidak jajan dan mengumpulkannya demi hari Rabu. Karena pada hari Rabu itu majalah HAI terbit. Perjuangan untuk mendapatkan majalah itu hebat lho. Selain mengumpulkan uang, aku harus pergi ke Setiabudhi kalau ingin mendapatkannya di pagi hari. Jadi aku rela pergi pagi jam 7 ke toko buku Budi Luhur di Setiabudhi yang masih belum buka demi menunggu majalah HAI terbaru itu. Sekarang aku juga heran, kenapa aku gak mau menunggu sampai jam 12 aja. Toh, aku sekolah siang, dan kalau ke sekolah, aku pasti melewati toko buku itu juga. Aneh hehhehe.
Pada masa-masa itu yang menjadi bahasan top adalah Tommy Page, New Kids On The Block, Milli Vanilli (OMG! hahaha), Tiffany, Guys Next Door, dan lain-lainnya. Sedangkan bahasan lokal, seperti 10 cowok top SMA di Jakarta, Bandung, Surabaya. Hahaha, ABG banget. Tapi saat itu aku memang terbius majalah itu. Teks lagu si I'll Be Loving You Forever ini dimuat di salah satu edisi si majalah HAI. Aku setengah mati menghapalkannya dengan bahasa Inggris payah. Inget deh I've dibaca ai vi. Hahaha. Dan guess what? Hapalan itu masih nempel sampai sekarang! Yihaaa!!!
Subscribe to:
Posts (Atom)