Tuesday, December 08, 2009

Cuti Menyenangkan (Lagi)

Begini nih kalau pulang ke Bandungnya kelamaan. Susah buat menyesuaikan lagi mood. But, no matter what I have to try. Mudah-mudahan dengan menulis apa yang terjadi di Bandung seminggu lebih kemarin bisa menolong membunuh rindu yang memang membunuh. Hiks.

Aku pulang di hari Kamis sore, dan hari Jum'at adalah Idul Adha. Sengaja pulang naik flight jam 5, biar gak terlalu ngantri naik travel di Soekarno Hatta-nya nanti. Tapi apa mau dikata, flight delay sampai jam 19.30. Artinya sampai Jakarta jam 21.30. Ternyata Bandung-Jakarta dan jalur kebalikannya macet banget hari itu. Mungkin karena libur panjang. Travel pun jadi jarang dan penuh semua. Untung aku masih kebagian. Nyampe Bandung jam 2 dini hari. Disambut gema takbir dari Mesjid Al-Hidayah tercinta. Jujur, menceritakannya pun membuat menitikkan air mata, padahal sudah lama berlalu.

Memulai pagi keesokan harinya dengan shalat Ied. Karena hari itu hari Jum'at, acara potong kurban tidak dilakukan setelah shalat Ied, tapi rencananya besok hari Sabtu. Jadi hari itu rencananya aku habiskan dengan bercengkrama bersama keponakan. Tapi si amih, punya rencana lain. Dia mengajak kami semua ke Cipanas, Garut. Hmmm...aku sih hayyuuu ajah. Gak ada kata cape. Ternyata jalan gak rame, Rancaekek, Nagreg, dan kota Garut pun sangat lancar. Jalan-jalan dan acara berendam di Cipanas jadi asik. Alhamdulillah.

Besoknya, didominasi dengan kegiatan khas Idul Adha, melihat penyembelihan binatang kurban, dan..nyate tentunya!! Tapi kali ini aku cuma ikut makan aja. Yang masak giliran si Azdun, Fikri dan Amih. Lumayan enyakk!

Aku agak lupa kegiatan di hari Minggu-Kamis, tapi yang pasti jauh dari nganggur dan jauh dari rasa bosan. Di hari-hari itu, si Jonessy, mobilku jarang sekali nganggur di garasi. Jalan-jalan ke distro bareng Fanny, Fikri dan Azhar. Makan di Warung Pasta (sampai 3 kali di hari yang berbeda! dengan orang yang berbeda-beda pula!!). Sekedar belanja kebutuhan sehari-hari pesenan Amih, karaokean di Nav, dan..oh iya..ngurusin pemasangan Speedy buat di rumah Bapa. Khusus untuk hal yang terakhir ini hasilnya gak sukses. Si petugas Speedy ini asli ngarang! Selain itu aku juga tak lupa mengantar jemput Syaiq sekolah, bahkan ikut acara latihan manasik. Dan yang reguler setiap hari adalah, beli gorengan si Neneng di pagi hari. Enak..asli enak!

Hari Jum'at. Aku berencana ikut serta ke Conggeang bersama karyawan dan guru SMA 2. Sama seperti dulu. Tapi kali ini agak berbeda. Berbeda karena kali ini perjalanannya direncanakan, nginap, dan pesertanya lebih banyak. Yiihaa. Sangat sulit menceritakan perjalanan ini hanya dalam satu alinea. Beribu momen berebut di kepalaku menunggu untuk diceritakan. Kali ini aku pergi dari Bandung bersama Bapa, Pak Eddie dan Pak Usep. Start dari SMA 2. Datang langsung disuruh makan. Dilanjutkan dengan pertandingan gapleh semalam suntuk. Aku gak ikut tentunya. Tapi aku tak bisa berhenti untuk tidak menyimaknya. Senda gurau seperti tak henti malam itu. Terutama, Ade Maryono, sang maskot di piknik kali ini. Gapleh hanya berhenti diselingi sholat. Gapleh terbagi ke dalam 3 group, masing2 empat orang. Beda group, beda juga nuansanya. Ada yang serius, ada yang ahli banget, ada juga yang gak berhenti bercanda, seperti groupnya Ade Maryono, Pak Eddie, Pak Mumu dan Bapa. Ampuunnn! Aku sampai harus bekerja keras berhenti tertawa sejenak, agar kepalaku tak sakit.

Menjelang tengah malam kita menyempatkan berendam di Cipanas Cileungsing. Ternyata suasananya agak berbeda dengan jaman KKN aku dulu. Lebih bersih dan lebih tertata rapi. Pulangnya kembali dilanjutkan gapleh. Tapi aku tak tahan, aku tidur. Dan sekasur dengan guru PSPB ku tercinta dulu Pak Eddie. Ternyata Pak Eddie motah dan kereknya polll..hahaha..bahkan beliau sempat menendang dengan telak wilayah vitalku. Beu!

Aku tak bisa tidur full. Mungkin karena excitement, ditambah suara yang tak berhenti disekelilingku, ditambah juga memang malam itu, Pak Dadang datang membawa organ, dan yang lain ikut menyanyi haha. Tapi akhirnya jam 3 dini hari semua tidur. Dan aku terbangun di jam 4 tanpa bisa terlelap lagi. Aku hanya bisa memandangi para karyawan dan guru bergelimpangan dengan suara ngorok bermacam-macam dan kadang diselingi kentut hahaha. Subuh yang aneh.

Tapi keriaan dimulai lagi sekitar jam 5.30, tapi aku dan Bapa pergi. Kita berencana pergi ke kota Sumedang, mencari rumah teman lama Bapa di daerah Perumahan Asabri. Alhamdulillah ketemu. Kita tak lama berkunjung. Hanya sekedar silaturahmi. Kami kembali ke Conggeang. Ternyata yang lain sudah berkumpul di kolam pemancingan. Acara mancing diikuti hampir oleh semua orang. Dan tentu saja tak lupa diselingi celaan dan senda gurau.

Disaat yang lain masih mancing, Bapa, Pak Mumu, Pak Kus dan Pak Dadang kembali ke base camp. Disana kita berencana untuk pergi ke Citiis, kolam mata air yang dulu pernah aku kunjungi. Tapi ternyata ditengah jalan kita berubah haluan. Arah yang dituju adalah Puncak Manik, tempat situs bertemunya Cakrabuana dan Ibu Manikmaya, leluhur dusun Puncak Manik disana. Perjalanan yang ditempuh sangat berat, terutama buatku dan Pak Dadang. Jalan setapak dan menanjak sangat menguras tenaga, dan mengikis semangat, apalagi ditambah kerumunan nyamuk yang dahsyat dan tak kenal lelah. Sumpah, aku serasa hendak pingsan. Tapi alhamdulillah, kami semua berhasil sampai di tujuan. Pulangnya tak sesulit tadi. Jalan menurun ditempuh dengan penuh semangat.

Kami langsung menuju mata air Citiis. Tak peduli keringat dan panas yang masih mendera tubuh. Aku hanya ingin berendam di mata air itu. Apalagi ditambah teh botol dingin pake es. Segarrrr...
Waktu dzuhur kami berkumpul di base camp kembali, sambil menunggu yang lain berkemas aku menunggu di ruang tamu. Tapi ternyata aku ketiduran selama 2 jam. Aku memang kelelahan.
Perjalanan Conggeang-Bandung, ditempuh dengan lancar, hanya sesekali padat di pusat kota Sumedang dan Cadas Pangeran. Yang agak mengganggu adalah pusing kepala gara-gara berendam di panas hari tadi dan paha pegal gara-gara perjalanan menyiksa ke Puncak Manik. Tapi Alhamdulillah kami sampai juga. Beristirahat sejenak di Haji Yasin sambil menunggu tukang sate, yang tak kunjung datang. Akhirnya diganti dengan nasi padang dan rendang. Alhamdulillah!!

Besoknya seakan tanpa lelah aku berkelana kembali, cuci mobil, jalan-jalan ke Toko Setiabudhi dan periksa mata di Advent. Terus ke rumah Bapa. Sepertinya beliau masih butuh main dan jalan-jalan. Jadi....kita pun jalan-jalan lagi hahaha. Ke Margahayu, tersesat. Ke SMA 2, tak jadi karena suatu hal. Akhirnya ke rumah Pak Mumu di Gegerkalong dekat Daarut Tauhid. Sholat Maghrib, dilanjut mencari teman Pak Mumu yang akan mereparasi komputer di daerah Leuwi Gajah. Ternyata cukup sulit mencari letak rumahnya. Setelah tersesat dan tanya sana-sini, akhirnya si perumahan Bukit Cibogo itu pun ditemukan. Pulangnya kembali tersesat hahaha. Berlanjut dengan menjemput Pak Kus dan terus ke Ciater, bukan untuk berendam, tapi sekedar ngobrol dan makan ulen enakkkk pisan. Sungguh! Disana aku pun bertemu Abah Iwan Abdulrachman, yang CDnya aku beli beberapa hari lalu dan sangat aku kagumi. Jalan persimpangan ciptaan Alloh memang sering membuat makhlukNya terkejut.

Setelah puas kami pun pulang. Aku langsung tertidur.
Panjang ya cerita kali ini...
Syukurlah, agak mengurangi homesick yang tadinya bergelayut.

No comments: