Entah berapa kali aku bilang aku cinta cuaca abu-abu ini. Aku suka langit kelabu dan thundering rain kali ini dan mungkin hari-hari berikutnya. Cuaca ini bikin bersemangat, apalagi kalo lagi nyetir mobil. Serasa adegan Wayne's World!! Hahaha.
Ngobrol sama temanku soal cuaca abu-abu ini selalu beda. Mereka bilang cuaca ini cocoknya tidur atau sambil minum kopi atau cokelat panas dan memandang jendela (Whatt??). Walau berbeda pendapat, tapi sepenuhnya aku bisa mengerti kok. Buat kebanyakan orang, cuaca ini cocok dengan trend masa kini: trend galau (*krik).
Kali ini, aku posting lima album terbaik teman bergalau-ria versi aku:
Big Whiskey and The GrooGrux King - Dave Matthews Band. DMB merupakan band rock yang sangat Amerika. Grup ini memiliki vokalis, bassist, drummer yang merangkap backing vokal, ditambah dua orang saxophonis dan seorang pemain biola. Hal yang tidak biasa untuk sebuah grup rock. Aku berkenalan dengan DMB kala zaman MTV pertamakali booming di Indonesia. Single yang sangat tak mudah dilupakan adalah Ant Marching. Lagu favorit saya di album ini adalah Funny The Way It Is dan Lying In The Hands of God. Album ini merupakan album pertama pasca kematian sang pemain saxophone utama, LeRoi Moore akibat kecelakaan kendaraan. Entah kenapa lagu-lagu di album ini, walau sebagian penuh beat, tapi seperti berisi ratapan persembahan DMB untuk LeRoi. Gesekan biola dan rintihan saxophone seperti menyayat hati. Apalagi lirik lagu Lying.. sangatlah relijius. Relijius in DMB way.
Ingenue - KD Lang. Album ini sudah menjadi teman galau saya sejak tahun 1992. Saya kenal KD Lang ini, karena nonton TV acara Grammy Award, dimana KD Lang terpilih sebagai artis pendatang baru terbaik. Pas dia dipanggil, diiringi lagu yang menurut saya sangat catchy tapi sangat enak di telinga. Setelah punya kasetnya, kemudian saya tau lagu itu adalah Constant Craving. Hampir semua lagu di album ini sangat sangat cocok untuk teman galau. Tapi favorit saya adalah Constant Craving, Season of Hollow Soul, Save Me, dan Outside Myself. Liriknya sangat personal ditambah melodinya yang sederhana tapi kaya akan alat musik petik, seperti gitar, banjo dan entah apa lagi. Diproduseri oleh Ben Mink. Aku baru tahu beberapa tahun kemudian kalau KD Lang ini lesbian, bahkan termasuk aktivis persamaan hak. So What, sih sebetulnya hehehe. Kenyataan apapun tidak akan mengubah persepsi aku kalau album ini adalah salah satu album terbaik yang pernah aku punya.
Moulin Rouge Original Soundtrack - Various Artist. Ok, album ini saya pilih karena lagu-lagu didalamnya merupakan gambaran yang sangat tepat untuk melukiskan filmnya. Glamour sekaligus satir. Walau penuh irama high tempo, lagu-lagunya cukup tepat sebagai teman galau. Kecuali Lady Marmalade-nya keroyokan Pink, Aguilera, Mya dan Lil' Kim, semua lagunya yang mayoritas remake lagu-lagu terkenal seperti menyiratkan kesedihan. Favorit saya: One Day I'll Fly Away, Your Song, Come What May. Oh iya, di album ini juga ada lagu Because We Can-nya Fatboy Slim, DJ yang sempat terkenal dan membuat aku suka lagu-lagu aneh techo ala tempat clubbing. Tapi entah kemana, sepertinya sekarang namanya tak terdengar lagi.
El Alma Al Aire - Alejandro Sanz. Pertama mengenal Alejandro ini, adalah pas duet sama The Corrs menyanyikan The Hardest Day yang ternyata adalah versi inggrisnya dari lagu Me Ire. Nyaris tidak ada irama gembira di album ini. Lagu-lagu sedih diperparah oleh timbre Alejandro yang sangat Spanyol, berat dan agak greasy, garinjul bahasa sundanya mah. Suara seperti ini menurut teman perempuan saya sih terdengar seksi, katanya. Hemmm, gak salah juga sih. Rekomendasi saya adalah lagu: Me Ire, Cuando Nadie Me Ve. Eh, ternyata saya pernah nulis album ini beberapa tahun lalu disini.
yang terakhir adalah Time & Again: The Anthology Part II - Bobby Caldwell. Sebetulnya, menurut aku semua album, yang manapun itu, cocok buat menggalau. Ini pengaruh dari suaranya Bobby Caldwell yang cenderung sedih. Ditambah lagi irama damai yang menghanyutkan. Duh, jadi inget memori tahun 1990 dulu dimana saya masih dua SMP dan sangat ngefans sama Bobby Caldwell dan juga Michael Bolton. Susah payah menabung demi membeli album mereka. Sebelum tabungan terkumpul, pulang sekolah, biasanya aku nyebrang ke supermarket depan sekolah buat sekedar meliat2 album itu, bahkan kalo sudah ada cover yang dibuka bisa dicoba dulu hehe. Eh iya, lagu favorit saya di album ini: What You Won't Do For Love, Where Is Love, Next Time (I Fall), Without Your Love, dan tentunya Heart of Mine. Album ini sebetulnya album kompilasi kedua, setelah album Timeline, yang sama kerennya.
Selamat memandang hujan di jendela! Semoga galaunya jadi asik, ya.. :)
No comments:
Post a Comment