Kedua kota ini sangat mirip. Penuh apartemen kotor sekaligus gedung-gedung pencakar langit modern yang terlihat baru. Dari mulai imigrasi semua orang terlihat berjalan terburu-buru. Kita hanya sebentar saja di Juhai, sekedar transit. Paling lama di Shenzen, bahkan kita sempat touring dan memang menginap di Shenzen. Shenzen lebih modern. Sarana publik seperti jalan dibangun dengan sangat baik. Gedung perkantoran, pabrik dan hotel bertebaran dengan megah. Sarana pariwisata pun tidak ketinggalan. Shenzen membangun miniatur keajaiban dunia dan teater folklore. Oh,ya disana ada sebuah kawasan perbelanjaan yang digemari ibu-ibu, namanya Luohu atau Lowu. Mall itu sangat sesak dengan barang-barang palsu. Oh iya, jangan harap bahasa Inggris berguna di kedua kota ini. Lebih baik bahasa Tarzan saja daripada kita berlelah-lelah menjelaskan dengan bahasa verbal. Di Lowu ini aku merasa sangat tidak berdaya. Barang-barang palsu ini ditawarkan dengan harga selangit, tapi sangat terbuka untuk penawaran ekstrim. Harga 500 Yuan sah-sah saja kalau ditawar 50. Aku tak bisa mengerti.
Sepanjang los-los itu pasti akan banyak yang bilang: lole lole hai kaliti cip prais (rolex, Rolex, high quality, cheap price). Bahkan aku pernah nawar tas, dan aku tanya is it really leather? Dia menjawab yes. Aku pegang dan bilang: Are you sure? it feels cheap dia kembali menjawab: yes, cheap. Huh!
Tapi ada satu hal yang aku suka dari Shenzen. Yaitu panti pijatnya. Sekembalinya dari Hongkong, aku nyaris tak bisa berdiri, telapak kaki terutama bagian tumit sudah tak bisa menahan bobotku. Untung guide-ku mengajak ke panti pijat. Aku gak tau namanya. Aku buta huruf disana. Tampilan luar tidak meyakinkan bahkan nyaris seperti tempat mesum. Tapi kesan itu berubah setelah masuk, sofa nyaman tersebar masal. Dilengkapi headphone dan tv kecil walau merk china. Tapi yang paling penting adalah OMG pijatannya sungguh-sungguh enak. Kakiku kembali fit seperti sedia kala.
Tapi kalau memilih, aku gak mau lagi ke kota ini. Walau bangunannya modern tapi semua serba jorok, aku nyaris tak berani ke WC umum. Sumpah, pernah dua kali aku gak nahan pingin ke WC, aduh pengalamannya seperti nonton film horror. Dan satu hal yang sangat mengganggu adalah, kenapa setiap orang sepertinya senang membuang dahak di tempat umum? Hiiii..seram!
(foto diambil oleh mas Iwan)
No comments:
Post a Comment