Sepanjang los-los itu pasti akan banyak yang bilang: lole lole hai kaliti cip prais (rolex, Rolex, high quality, cheap price). Bahkan aku pernah nawar tas, dan aku tanya is it really leather? Dia menjawab yes. Aku pegang dan bilang: Are you sure? it feels cheap dia kembali menjawab: yes, cheap. Huh!
Tapi ada satu hal yang aku suka dari Shenzen. Yaitu panti pijatnya. Sekembalinya dari Hongkong, aku nyaris tak bisa berdiri, telapak kaki terutama bagian tumit sudah tak bisa menahan bobotku. Untung guide-ku mengajak ke panti pijat. Aku gak tau namanya. Aku buta huruf disana. Tampilan luar tidak meyakinkan bahkan nyaris seperti tempat mesum. Tapi kesan itu berubah setelah masuk, sofa nyaman tersebar masal. Dilengkapi headphone dan tv kecil walau merk china. Tapi yang paling penting adalah OMG pijatannya sungguh-sungguh enak. Kakiku kembali fit seperti sedia kala.
Tapi kalau memilih, aku gak mau lagi ke kota ini. Walau bangunannya modern tapi semua serba jorok, aku nyaris tak berani ke WC umum. Sumpah, pernah dua kali aku gak nahan pingin ke WC, aduh pengalamannya seperti nonton film horror. Dan satu hal yang sangat mengganggu adalah, kenapa setiap orang sepertinya senang membuang dahak di tempat umum? Hiiii..seram!
(foto diambil oleh mas Iwan)
No comments:
Post a Comment