Aduh..aduh baru sekali denger di radio, aku sudah sangat yakin ini lagunya John Legend, dan setelah liat di Amazon, cihuy.. album barunya akan keluar 24 Oktober nanti, pas lebaran. Lagu ini aku putar berulang2 dan tak pernah bosan. So cool!!
Denger deh..
Say that you stay a little
Don't say bye bye tonight
Say you'll be mine
just a little of bit of love Is worth a moment of your time
knocking on your door just a little
so cold outside tonight
let's get the fire burning
I know, I keep it burining right
If you stay, won't you stay - stay
save room for my love
save room for a moment to be with me
save room for my love save a little
save a little for me
won't you save a little
save a little for me - ohh
This just might hurt a little
love hurts sometimes when you do it right
Don't be affraid of a little bit of pain
pleasure is just on the other side
Let down your guard just a little
I keep you safe in these arms of mine
Hold on to me - pretty baby
You will see I can be all you need
If you stay, won't you stay - stay
save room for my love
save room for a moment to be with me
save room for my love save a little
save a little for mewon't you save a little
save a little for me - ohh
[pa-ya-pa-pa] - [pa-ya-pa-pa] - [pa-ya-pa-pa] - [da-da-da]
Ohhh come on
Make time to live a little
don't let this moment slip by tonight
you never know what you are missing untill you try
I keep you satisfied
if you stay, won't you stay - stay
save room for my love
save room for a moment to be with me
save room for my love save a little save a little for me
won't you save a littlesave a little for me - ohh
save room for love
save room for a moment to be with me
save a little, save a little for me
won't you save a little
save a little for me
**Oh iya, besok sudah mulai puasa, nanti malam taraweh pertama. Selamat beribadah Ramadhan Semuanya, Maaf lahir bathin!
Saturday, September 23, 2006
Tuesday, September 19, 2006
Handphone Time 2 Time
Aku ceritain ya perjalanan handphone ku, mulai dari zaman dying to have one, self expression sampai I wish I never have One -- saking bencinya sama dering handphone
Ericsson A2618s. Warna kuning. Aku beli di tahun 2001 berkat subsidi kakakku yang baru pulang dari luar negeri. Masih inget banget dia ngasih duit US$70, sekitar tujuh ratus ribuan. Aku beli di Ericsson Jl. Naripan. Sekalian aku beli bersama simPATI yang kala itu seharga 500ribu-an lebih aja. Yang aku punya warnanya kuning, covernya bisa ganti2, tapi boro2 beli covernya. Deringnya bisa kita bikin sendiri, dan aku pake lagunya Dido – Thank You
Siemens M30. Handphone unik yang sampai sekarang aku nyesel sudah menjualnya. Body dan keypad berbahan karet, dengan warna layar merah menyolok. Deringnya khas. Kata temenku modelnya mirip dildo hehe. Aku beli di EPM seharga 900rb-an.
Sagem MC936. Handphone berikutnya yang cukup lama aku pegang. Aku beli di Planet Dago. Merknya terdengar aneh, memang. Kurang lazim mungkin, ya. Aku cinta banget sama handphone ini, sampai berikrar tidak akan menjualnya. Punyaku berbeda dengan yang di gambar, warnanya hitam. Si Sagem ini telah melewatkan banyak hal bersamaku, diantaranya mengalami dua kecelakaan motor. Setelah kecelakaan itu bodynya agak koclak, tapi aku masih tetep sayang. Akhirnya dia harus wafat di tangan Candra temenku.
Nokia 5510. Dulu aku sempat berikrar tidak akan pernah memakai handphone Nokia yang pasaran. Tapi ternyata aku harus menelan kata2ku itu. Handphone ini aku beli pake kartu kredit sewaktu aku masih di Addytel. Bisa MP3 dan radio. Aku sangat menikmatinya. Handphone ini pula yang aku pake sewaktu di Semarang dan masa2 awal di kerjaanku sekarang. Dering yang aku pake lagunya Christina Aguilera – Dirrty.
Nokia 3650. Hape yang ini subsidi dari kantorku. Gak sepenuhnya gratis, dari harga 3 juta something, aku cuma bayar kurang dari setengahnya, itu pun dicicil pula. Keypad nya melingkar, bikin susah kalo sms pada awalnya, lama2 sih biasa. Fitur andalannya GPRS dan tentu saja kamera. Akhirnya aku jual sama isterinya bumon.
Nokia 6230. Nah, hape ini juara banget. Fast connection, fiturnya lengkap termasuk MP3 maupun radio. Sangat reliable, banyak hal2 penting aku simpen di hape ini. Sayangnya, dengan bodohnya aku dateng ke service center Nokia cuma buat ngebetulin caller groups (fitur yang sebetulnya gak penting2 amat), tapi berakibat fatal, dataku hilang semua. Sekarang hape ini dipegang kakakku.
Nokia N-Gage. Secara fitur handphone ini full hiburan. Bentuk revolusioner, asik buat game, tapi kalo mau telepon harus miring. Kata temenku terlihat tolol, hahaha. MP3, radio sekaligus game, itu yang bikin aku tertarik. Asik, sih Cuma batterainya boros banget. Aku beli yang BM, soalnya ada gossip resminya gak bakalan keluar, tapi ternyata bohong, huh!
Nokia 6600. Awalnya aku pake cuma buat sekedar serep, tapi berhubung si NGage sudah aku jual, terpaksa jadi andalan. Aku beli yang black edition. Performanya mengecewakan, menu lelet dan yang paling menyebalkan urutan SMS atau call record suka gak berurutan. Gak bertahan 3 bulan langsung aku jual.
Nokia 9300. Ini yang sekarang aku pake. Fiturnya lengkap banget, bisa buat fax segala. Highly useful! Walau sudah baret gara2 jatoh di parkiran Aquarius Dago, gak pernah jadi masalah buat aku. Walau gak berkamera, gak pernah terbersit sedikit pun untuk menjualnya. Mudah2an gak ngadat dan gak terpaksa menjualnya.
Sony Ericsson K610i. Yang ini umurnya belum seminggu. Aku beli gara2 demam video call yang menyergap aku. Murah tapi resolusinya ok. Aku tidak menemukan sesuatu untuk dikeluhkan so far! Semoga tidak seterusnya!
Ericsson A2618s. Warna kuning. Aku beli di tahun 2001 berkat subsidi kakakku yang baru pulang dari luar negeri. Masih inget banget dia ngasih duit US$70, sekitar tujuh ratus ribuan. Aku beli di Ericsson Jl. Naripan. Sekalian aku beli bersama simPATI yang kala itu seharga 500ribu-an lebih aja. Yang aku punya warnanya kuning, covernya bisa ganti2, tapi boro2 beli covernya. Deringnya bisa kita bikin sendiri, dan aku pake lagunya Dido – Thank You
Siemens M30. Handphone unik yang sampai sekarang aku nyesel sudah menjualnya. Body dan keypad berbahan karet, dengan warna layar merah menyolok. Deringnya khas. Kata temenku modelnya mirip dildo hehe. Aku beli di EPM seharga 900rb-an.
Sagem MC936. Handphone berikutnya yang cukup lama aku pegang. Aku beli di Planet Dago. Merknya terdengar aneh, memang. Kurang lazim mungkin, ya. Aku cinta banget sama handphone ini, sampai berikrar tidak akan menjualnya. Punyaku berbeda dengan yang di gambar, warnanya hitam. Si Sagem ini telah melewatkan banyak hal bersamaku, diantaranya mengalami dua kecelakaan motor. Setelah kecelakaan itu bodynya agak koclak, tapi aku masih tetep sayang. Akhirnya dia harus wafat di tangan Candra temenku.
Nokia 5510. Dulu aku sempat berikrar tidak akan pernah memakai handphone Nokia yang pasaran. Tapi ternyata aku harus menelan kata2ku itu. Handphone ini aku beli pake kartu kredit sewaktu aku masih di Addytel. Bisa MP3 dan radio. Aku sangat menikmatinya. Handphone ini pula yang aku pake sewaktu di Semarang dan masa2 awal di kerjaanku sekarang. Dering yang aku pake lagunya Christina Aguilera – Dirrty.
Nokia 3650. Hape yang ini subsidi dari kantorku. Gak sepenuhnya gratis, dari harga 3 juta something, aku cuma bayar kurang dari setengahnya, itu pun dicicil pula. Keypad nya melingkar, bikin susah kalo sms pada awalnya, lama2 sih biasa. Fitur andalannya GPRS dan tentu saja kamera. Akhirnya aku jual sama isterinya bumon.
Nokia 6230. Nah, hape ini juara banget. Fast connection, fiturnya lengkap termasuk MP3 maupun radio. Sangat reliable, banyak hal2 penting aku simpen di hape ini. Sayangnya, dengan bodohnya aku dateng ke service center Nokia cuma buat ngebetulin caller groups (fitur yang sebetulnya gak penting2 amat), tapi berakibat fatal, dataku hilang semua. Sekarang hape ini dipegang kakakku.
Nokia N-Gage. Secara fitur handphone ini full hiburan. Bentuk revolusioner, asik buat game, tapi kalo mau telepon harus miring. Kata temenku terlihat tolol, hahaha. MP3, radio sekaligus game, itu yang bikin aku tertarik. Asik, sih Cuma batterainya boros banget. Aku beli yang BM, soalnya ada gossip resminya gak bakalan keluar, tapi ternyata bohong, huh!
Nokia 6600. Awalnya aku pake cuma buat sekedar serep, tapi berhubung si NGage sudah aku jual, terpaksa jadi andalan. Aku beli yang black edition. Performanya mengecewakan, menu lelet dan yang paling menyebalkan urutan SMS atau call record suka gak berurutan. Gak bertahan 3 bulan langsung aku jual.
Nokia 9300. Ini yang sekarang aku pake. Fiturnya lengkap banget, bisa buat fax segala. Highly useful! Walau sudah baret gara2 jatoh di parkiran Aquarius Dago, gak pernah jadi masalah buat aku. Walau gak berkamera, gak pernah terbersit sedikit pun untuk menjualnya. Mudah2an gak ngadat dan gak terpaksa menjualnya.
Sony Ericsson K610i. Yang ini umurnya belum seminggu. Aku beli gara2 demam video call yang menyergap aku. Murah tapi resolusinya ok. Aku tidak menemukan sesuatu untuk dikeluhkan so far! Semoga tidak seterusnya!
Monday, September 18, 2006
Call Revolution!
Minggu kemarin, tepatnya hari Rabu/Kamis, aku agak lupa. Something revolutionary has begun. Video Call. Ya! aku pake kartu telkomsel, dan kata temen2ku fasilitas 3G, walow belom resmi diluncurkan di Bandung, tercinta ini, tapi sudah bisa dipake. Aku langsung mencobanya --pake hape temen aku :). Dan, Oh my God, sangat sangat breathtaking! Aku memang udah pernah liat di tv, kalo video call udah lama di Jepang, tapi tetep aja terasa beda kalo kita langsung mencobanya. It feels so good living in this modern life!
Sunday, September 17, 2006
Books Review: Kids/Teen Books!
The Unvisibles. Ian Whybrow. Gramedia. Buku ini asli gak aku rencanakan. Aku cuma kangen baca buku yang ringan, fun, tapi tidak bodoh. Susah ternyata nyari2 novel terjemahan yang sekiranya enak dibaca. Kalau hanya berbekal panduan ringkasan cerita di cover belakang seringkali menyesatkan. Akhirnya aku putuskan buku The Unvisibles ini. Aku harap buku kategori pre-teen ini bagus. Buku ini mengisahkan tentang dua orang teman sekelas yang awalnya tidak saling mengenal harus terpaksa saling mengandalkan. Nicky Chew, si kalem yang berusaha keras untuk tidak terlihat menonjol di kelas, walau sebenarnya di pintar bertemu Oliver Gasper, si periang, biang onar kelas yang dikarenakan membaca mantra kuno jadi menghilang dalam arti sebenarnya. Oliver harus meminta bantuan Nicky untuk mengembalikan kondisinya sekaligus menyelamatkan kehormatan keluarganya. Buku yang menarik, tapi too bad terjemahannya buruk. Harus agak membayangkan bahasa Inggrisnya untuk bisa memahami apa yang dimaksud. Tapi selain itu tidak ada yang mengganggu. Mendapatkan sahabat baru memang selalu menyenangkan. Cukup menghibur!
(ngupload gambarnya kok susah, ya, liat disini aja ya)
Hoot.Carl Hiaasen. Gramedia. Sebenarnya buku ini aku beli dikarenakan ingin menonton filmnya. Ya, beberapa waktu yang lalu sudah dirilis dalam bentuk film. Reviewnya bagus. Gak ada film, bukunya pun jadi, deh. Satu kata komentarku untuk buku ini. Hebat! Ya, benar komentar ini sangat tidak berlebihan. Aku agak kaget karena buku ini, walau bersetting di dunia masa kini, ternyata jauh dari gambaran budaya Amerika yang ada di bayanganku selama ini. Highly recommended untuk anak SD - SMP, bahkan untuk semua orang. Buku ini mengisahkan kehidupan Roy Eberhardt sebagai murid baru di kelas enam sekolah di Florida, harus beradaptasi dengan teman2nya yang beragam, dari mulai si tukang gencet sampai tukang buat lelucon. Tapi semua itu biasa menurut Roy, sampai dia melihat seorang anak di pinggir jalan yang berlari-lari bertelanjang kaki dan tak bersekolah. Apa yang dilakukannya? Kenapa tak bersekolah? Apa hubungannya dengan berita yang menggemparkan kota kecil itu tentang sabotase pembangunan restoran pancake Mother Paula baru? Semua itu terpaparkan dengan sangat menarik. Mengingatkan aku akan petualangan Tom Sawyer - Huck Finn. Baca!
(ngupload gambarnya kok susah, ya, liat disini aja ya)
Hoot.Carl Hiaasen. Gramedia. Sebenarnya buku ini aku beli dikarenakan ingin menonton filmnya. Ya, beberapa waktu yang lalu sudah dirilis dalam bentuk film. Reviewnya bagus. Gak ada film, bukunya pun jadi, deh. Satu kata komentarku untuk buku ini. Hebat! Ya, benar komentar ini sangat tidak berlebihan. Aku agak kaget karena buku ini, walau bersetting di dunia masa kini, ternyata jauh dari gambaran budaya Amerika yang ada di bayanganku selama ini. Highly recommended untuk anak SD - SMP, bahkan untuk semua orang. Buku ini mengisahkan kehidupan Roy Eberhardt sebagai murid baru di kelas enam sekolah di Florida, harus beradaptasi dengan teman2nya yang beragam, dari mulai si tukang gencet sampai tukang buat lelucon. Tapi semua itu biasa menurut Roy, sampai dia melihat seorang anak di pinggir jalan yang berlari-lari bertelanjang kaki dan tak bersekolah. Apa yang dilakukannya? Kenapa tak bersekolah? Apa hubungannya dengan berita yang menggemparkan kota kecil itu tentang sabotase pembangunan restoran pancake Mother Paula baru? Semua itu terpaparkan dengan sangat menarik. Mengingatkan aku akan petualangan Tom Sawyer - Huck Finn. Baca!
Wednesday, September 13, 2006
Extremely Tired
Setelah audit, kesibukanku tak ada tanda2 berkurang. Laporan bulanan, kerjaan rutin yang menumpuk setelah ditinggal audit sialan itu, dan meeting demi meeting persiapan family gathering. Nah, untuk event terakhir itu --setelah melalui perdebatan panjang-- akhirnya kita semua memutuskan memutuskan hari Minggu dan Senin kemarin (Sabtunya pada penuh, lagian aku kerja di Call Center yang 24 jam, so, it ain't matters!) bersenang-senang di San Gria Resort & Spa di Lembang.
Si San Gria ini sunggu menawan, lagian deket banget, sebelum kota Lembang, tepatnya di Jl. Hortikultura --deket rumah Eva, temen smp aku. Hotel dan villa letaknya diatas, deket tempat parkir, dengan view lembah. Nah, tempat beraktivitas, seperti spa, kolam renang, jacuzzi, lapangan games adanya dibawah lembah yang artinya harus naik turun jurang. Tangganya nyaris 100an, Ampun deh!
Selama dua hari disana kita bersenang-senang, makan, bermain main bersama banyak orang, sesama orang kantor ataupun anggota keluarga, dan satu hal yang penting, disana aku dipaksa berolahraga!
Selain naik turun tangga yang menyesakkan itu, juga ada lari2an gak jelas, berenang -my favorite!-, dan polo air! Sehat dan sekaligus Fun! Ditambah aku ditempatkan di villa berisi 11 orang, jadi pas malam2 bukannya tidur, tapi ngobrol sambil becanda2 sampai larut malam, dan ternyata akibatnya sangat fatal, sakit badan sampai di rumah!
Baru kemarin aku tergoda untuk beli massager otomatis. iPamper. God, it really feels so good! Ibu bapakku juga ketagihan.
Tuesday, September 05, 2006
Malam Mingguan
Malam minggu kemarin dengan mengarungi lautan kemacetan weekend di kota Bandung, aku memutuskan nonton acara pagelaran kebudayaan Sunda. Hah, ga salah?
Sebetulnya, aku nonton gara-gara de Annur membujuk aku untuk nonton dia maen gamelan bareng Pa To dan teh Dhyah. Tempatnya di ITB, kampusnya de Annur. Wah, dah lama banget aku ga ke lingkungan ABG, hehe..
Ternyata menyenangkan! Melihat kacapi suling, rampak kendang dan tari-tarian Sunda merupakan acara weekend yang totally different dan sekaligus pretty fun!!
Sebetulnya, aku nonton gara-gara de Annur membujuk aku untuk nonton dia maen gamelan bareng Pa To dan teh Dhyah. Tempatnya di ITB, kampusnya de Annur. Wah, dah lama banget aku ga ke lingkungan ABG, hehe..
Ternyata menyenangkan! Melihat kacapi suling, rampak kendang dan tari-tarian Sunda merupakan acara weekend yang totally different dan sekaligus pretty fun!!
Monday, September 04, 2006
Really hurt.
When you have to take care other people feeling all the time, it means you have to neglect your own.
And it's hurt.
Really.
And it's hurt.
Really.
Subscribe to:
Posts (Atom)