Monday, May 29, 2006
Turning Upside Down
Ternyata memang mudah bagi Tuhan untuk memutarbalikkan apa saja dalam hitungan detik. Itu pula yang aku rasakan hari ini. Takut, sedih, gembira datang silih berganti dan tumpang tindih. Apa yang memang harus terjadi ya harus terjadi. Pasrah. Do'a.
Saturday, May 27, 2006
Musim Ujian
Ternyata bukan aku aja yang sibuk di triwulan ini. Setelah tanya sana sini ditambah keriaan yang berkurang di rumahku, aku jadi tau kalo keponakan-keponakanku lagi sibuk macam2 ujian di sekolahnya. Terutama buat yang mau ke SMP atau SMA.
Fanny, keponakanku yang paling tua, mau ke SMA, pinginnya ke SMA ku dulu, SMA 2, tapi setelah melihat nilai pra-nya dia jadi mengurungkan niatnya, katanya pingin ke SMA 20 aja. Yah, semoga masuk deh. Fikri, adiknya, mau ke SMP, walau agak nakal, dia lumayan agak pintar. Setelah menolak saranku untuk ke SMP 13, dia memutuskan untuk ke SMP 7 aja. Tapi ujiannyanya belom, kayaknya sih awal Juni. Kalo si Azhar, walau cuma kelas 4 tapi banyak banget jenis ujiannya, kemarin MTQ, angklung sampai sepakbola. Makanya kemarin aku marahin mereka semua kalo ke rumah cuma buat maen PS atau ngutak ngatik ipod ku. Semoga hasilnya bagus ya kiddo!
Fanny, keponakanku yang paling tua, mau ke SMA, pinginnya ke SMA ku dulu, SMA 2, tapi setelah melihat nilai pra-nya dia jadi mengurungkan niatnya, katanya pingin ke SMA 20 aja. Yah, semoga masuk deh. Fikri, adiknya, mau ke SMP, walau agak nakal, dia lumayan agak pintar. Setelah menolak saranku untuk ke SMP 13, dia memutuskan untuk ke SMP 7 aja. Tapi ujiannyanya belom, kayaknya sih awal Juni. Kalo si Azhar, walau cuma kelas 4 tapi banyak banget jenis ujiannya, kemarin MTQ, angklung sampai sepakbola. Makanya kemarin aku marahin mereka semua kalo ke rumah cuma buat maen PS atau ngutak ngatik ipod ku. Semoga hasilnya bagus ya kiddo!
Thursday, May 25, 2006
X-Men 3, The Last?
Ok, akhirnya trilogi X-Men telah selesai. Aku menuntaskannya di Ciwalk kemarin malam. Detik pertama menonton film ini aku terus terang agak khawatir, karena seri terakhir film ini (atau bukan?) ditinggalkan sutradara aslinya Brian Singer yang memilih mengerjakan Superman terbaru dan meninggalkannya untuk Brett Ratner. Aku suka dua film sebelumnya karena nuansa misterius yang dibangun Singer sangat kental, cerita & dialog yang smart, penuh kejutan dan yang paling penting Singer sangat pintar membuat karakternya tampak supercool.
Aku masih ingat di seri pertama, Wolverine diperkenalkan dengan sangat menawan. Di seri kedua giliran karakter baru, Nightcrawler (Cumming) yang bisa menghilang --yg sayangnya tidak ditampilkan lagi--, walau tampak aneh dengan tatoo sekujur tubuh dan ekornya, tetap sangat mempesona. Hal ini yang tidak aku liat di X-Men 3: The Last Stand kali ini. Mungkin karena di seri kali ini bertabur karakter baru di kedua belah pihak, X-Men yang dipimpin Prof. Xavier dan Brotherhood of Evil yang dipimpin Magneto. Sebut saja Beast, Archangel, Kitty Pride, Colossus (dia sempat tampil sesaat di X2) di sisi X-Men, Juggernaut, Callisto, Multiple Man dan Leech.
Selain suka film nya, aku juga suka komiknya, walau gak terlalu mania, di rumah aku punya dua seri katalog X-Men dan Marvel. Jadi gambaran cerita dan karakter utamanya cukup aku kenal. Tapi jangan harap film ini akan mangadaptasi cerita aslinya. Banyak cerita yang memang sengaja dipelintir Stan Lee --sang creator--menjauhi aslinya. Tapi hal ini sudah dilakukan sejak seri pertama.
Aslinya, Jean Grey, berevolusi menjadi lebih kuat setelah berhasil menyerap kekuatan Phoenix, tapi di film ini diceritakan Grey berkepribadian ganda yang kekuatannya sangat superb melebihi Prof. X dan Magneto sekalipun. Kekuatan ini akhirnya direncanakan Magneto bersama brotherhood untuk membunuh manusia yang telah berhasil menemukan obat untuk "mengobati" mutanisme.
Aku agak kecewa, karena di seri ini Lee dengan tidak berperasaan membunuh (secara denotasi dan konotasi) karakter-karakter utamanya baik disisi X-Men maupun Brotherhood dengan scene yang "biasa". Dialognya seperti biasa masih menyimpan kelucuan, adegan perkelahian masih cool walau masih dibawah dua seri pertama, tapi tetap terasa hambar, mengingat ini penutup sebuah trilogi besar.
Wednesday, May 24, 2006
It's Summer Time
Di Amerika sana, sudah dimulai musim panas yang artinya akan banyak film andalan major studio yang akan ditayangkan. Sukurlah summer time euphoria itu ada imbasnya ke kota Bandung tercinta ini. Setelah Mission Impossible 3 dan Da Vinci Code kemarin, rencananya hari ini aku berencana nonton X-Men 3 --yang aku tunggu2 banget di tahun ini--, mudah2an dilanjutkan Superman yang memang belum ada jadwalnya. And jobe.. welcome to my life!
Saturday, May 20, 2006
Wisata Abad Pertengahan ala Da Vinci Code
Kemarin adalah premiere film Da Vinci Code di Bandung dan juga banyak kota di dunia. Aku nonton bersama Yani dan Dian, di Braga Citywalk lagi. Aku penasaran nonton film kontroversial ini dikarenakan begitu banyak artifak yang ingin aku liat secara tiga dimensi. Illustrasi di buku Dan Brown memang sangat membantu, tapi tetap saja keingintahuan aku belum cukup terpuaskan.
Seperti diketahui, film ini mengangkat thema yang sensitif dan cukup kontroversial. Konspirasi vatikan yang menutupi "kebenaran" akan kefanaan Yesus melalui pembeberan teka-teki yang terselubung di dalam karya-karya seni Leonardo da Vinci.
Film ini dibintangi begitu banyak nama besar, Tom Hanks (Robert Langdon), Ian McKellen (Sir Leigh Teabing), Alfred Molina (Aringarosa), Jean Reno (Bezu Fache), Paul Betthany (Silas) dan Audrey Tatou (Sophie Neuvile). Jujur saja, film ini akan sulit difahami kalau kita gak baca bukunya. Apalagi untuk non nasrani yang gak begitu mahfum tentang sejarah katolik. Aku pribadi merasa sangat terhibur oleh taburan gambar karya seni seperti Monalisa, Madonna of The Rock, The Last Supper ataupun tempat-tempat bersejarah abad pertengahan seperti museum Louvre, Kastil Isaac Newton, Rosslyn Chapel dan banyak lainnya. Untuk yang sudah membaca bukunya, seperti aku, pasti akan merasa alur film ini terlalu cepat. Tapi aku mengerti kok, dengan alur seperti ini saja, durasi film sudah sampai 2.5 jam, apalagi kalo harus detail.
Cukup menyenangkan. Tapi, ya, betul, rambut Tom Hanks tampak mengganggu he..he..
Thursday, May 18, 2006
Goodbye, El!
Akhirnya lengkap sudah moment buruk di minggu ini. Setelah proses internal audit dengan sukses menampar pipiku bolak balik, barusan aku harus terima kenyataan kalo Final American Idol harus berlangsung tanpa Elliot Yamin. Grrrr.... Memang sih postingan ku yang dulu, jadi kenyataan. Dia masuk 3 besar. Tapi Gosh, I really want him in the Final. Semoga dia gak berakhir disini! Aku pasti beli album kamu El! Dan yang lebih penting semoga minggu buruk ini tak terulang. Selamanya. Amin.
Monday, May 15, 2006
Selangkah Lagi
Aduh. Aduh. American Idol minggu kemarin benar2 diluar perkiraan semua orang. Chris Daughtry harus pulang! Idol Chatters di internet langsung meradang, begitu banyak teori persekongkolan yang dikemukakan. Dari mulai fraud hotline sampai gosip petinggi fox ga mau dia menang. Sudahlah, kenyataannya memang begitu. Siapa yang harus voted off minggu depan ya? Jangan. Jangan Elliot Yamin. Ayo tinggal selangkah lagi. Gak juara juga gapapa, yang penting bikin album. Sumpah aku deg2an banget!!!
Thursday, May 04, 2006
Impossible 2 Understand Mission Impossible
Sebenernya aku gak niat2 amat nonton film Mission Impossible 3. Tapi berhubung aku ingin keluar dari rutinitas pekerjaan, maka setelah aku liat iklan di koran "premiere besok, tiket bisa dibeli mulai hari ini" langsunglah aku beli tiket. Kali ini aku gak nonton sendirian. Aku beli 6 tiket buat temen2ku.
Tempt yang aku tuju sekarang, adalah Braga 21, bioskop baru di Braga Citywalk. Toko2nya memang banyak yang belum buka, tapi bioskopnya asli enak banget. Sebetulnya ini adalah kali kedua aku nonton di bioskop ini. Beberapa hari sebelumnya aku nonton "Running Scared", yang diluar dugaan ternyata sangat tidak mengecewakan.
Mission Impossible hanya menang di nama. Jangan coba2 mengaitkan film ini dengan film seri TV originalnya. Menurut aku 2 film sebelumnya dan yang sekarang ini tidak lebih dari one man show-nya Tom Cruise. Di awal, film ini cukup menegangkan, sampai setengah bahkan tiga perempat bagian, tempo yang disuguhkan mampu memompa adrenalin. Walau banyak adegan yang tidak baru dan relatif bisa ditebak, aku tidaklah berkeberatan.
Film ini mengisahkan Ethan Hunt (Cruise) yang memutuskan untuk menikah. Tapi keadaan ini dimanfaatkan Owen (Phillip Seymour Hoffman--si aktor dengan oscar itu), seorang penjahat sadis, untuk membalas dendam terhadap Hunt, yang telah mencuri sebuah benda bernama "Rabbit's Foot" darinya. Film ini diwarnai pengkhianatan "orang dalam" IMF (Impossible Mission Force) sendiri, mengingatkan aku akan cerita di Mission Impossible seri pertama.
Sekali lagi aksi laga yang ditawarkan tidak ditunjang cerita yang pintar, bahkan endingnya, Gosh.. sangat menyebalkan. Bahkan seisi bioskop tertawa melihat kebodohan penyelesaian film ini. Mengecewakan. Dan jangan harap bisa tahu apa kegunaan "Rabbit's Foot"!
I don't expect another MI sequel. Yawn.
Tempt yang aku tuju sekarang, adalah Braga 21, bioskop baru di Braga Citywalk. Toko2nya memang banyak yang belum buka, tapi bioskopnya asli enak banget. Sebetulnya ini adalah kali kedua aku nonton di bioskop ini. Beberapa hari sebelumnya aku nonton "Running Scared", yang diluar dugaan ternyata sangat tidak mengecewakan.
Mission Impossible hanya menang di nama. Jangan coba2 mengaitkan film ini dengan film seri TV originalnya. Menurut aku 2 film sebelumnya dan yang sekarang ini tidak lebih dari one man show-nya Tom Cruise. Di awal, film ini cukup menegangkan, sampai setengah bahkan tiga perempat bagian, tempo yang disuguhkan mampu memompa adrenalin. Walau banyak adegan yang tidak baru dan relatif bisa ditebak, aku tidaklah berkeberatan.
Film ini mengisahkan Ethan Hunt (Cruise) yang memutuskan untuk menikah. Tapi keadaan ini dimanfaatkan Owen (Phillip Seymour Hoffman--si aktor dengan oscar itu), seorang penjahat sadis, untuk membalas dendam terhadap Hunt, yang telah mencuri sebuah benda bernama "Rabbit's Foot" darinya. Film ini diwarnai pengkhianatan "orang dalam" IMF (Impossible Mission Force) sendiri, mengingatkan aku akan cerita di Mission Impossible seri pertama.
Sekali lagi aksi laga yang ditawarkan tidak ditunjang cerita yang pintar, bahkan endingnya, Gosh.. sangat menyebalkan. Bahkan seisi bioskop tertawa melihat kebodohan penyelesaian film ini. Mengecewakan. Dan jangan harap bisa tahu apa kegunaan "Rabbit's Foot"!
I don't expect another MI sequel. Yawn.
Wednesday, May 03, 2006
Rumah Dijual
Kemarin pagi pas siap-siap mau ke kantor, tanpa sengaja kulihat tanda asing di rumah tetangga depan rumahku. Gosh, ternyata mau dijual. Baru aku sadari ternyata tulisan di kertas putih itu membuat sebentuk ruang hampa di dadaku.
Mas Yanto dan Mba Silvi, si pemilik rumah merupakan tetangga yang menyenangkan. Walau kita gak sering-sering banget ketemu, tapi kita akrab, kalau ketemu pasti saling menyapa, minimal saling melempar senyum. Aku denger2 mereka mau pindah ke Jakarta atau Bangka.
Yah..
Subscribe to:
Posts (Atom)