SMP15 Pada zaman aku bersekolah di sana, menggunakan metode pembagian kelas yang berbeda di setiap tahunnya. Jadi, setelah kenaikan kelas, sebelum memulai tahun ajaran baru, akan ada pengumuman di mading, kita masuk kelas mana. Momen ini jadi peristiwa yang bikin deg-degan. Karena, akan ada harapan semoga sahabat yang sudah akrab akan sekelas dengan kita, dan ada ketakutan kalau kita ditempatkan di kelas yang muridnya dikenal "nakal".
Pas lihat pengumuman, hatiku agak mencelos, aku masuk kelas 2D, sedangkan Yunus, sahabatku masuk kelas 2E. Aku runut daftar nama yang tertera, murid 1C, asal kelasku, hanya sedikit. Oiya, selain metode acak ini, SMP15 menggunakan metode pembagian jam masuk. Kelas 1, semuanya masuk siang. Masuk jam 12:30, pulang jam 17:00. Kelas 3, semuanya masuk pagi. Mulai jam 07:00 pulang jam 12:00. Nah... kelas 2 ini campuran. Semester ganjil, kelas 2A, 2B, dan 2C masuk pagi, sisanya, 2D, 2E, dan 2F masuk siang. Semester genap, dibalik, 2A, 2B, 2C masuk siang, sisanya masuk pagi. Metode ini membuat kelas 2 seperti menjadi dua himpunan besar.
Kelas 2D dimulai dengan masuk siang. Sesuatu yang tidak terlalu berubah jika dibandingkan dengan kelas1. Kelas 2 ini, dimulai dengan awkward. Perubahan teman, diiringi juga dengan perubahan guru. Aku terus terang agak kesulitan dengan perubahan guru mata pelajaran favoritku, bahasa Inggris dari bu Elis ke Pak Toemiran, bahasa Sunda dari bu Sekartini yang lemah lembut, ke Bu Nia yang agak galak (bu Nia ini adalah wali kelas kami), matematika dari pak Tyas yang kalem, menjadi Bu Afifah yang juga galak.
Pelan-pelan kami semua mulai beradaptasi. Di sini lah kemudian teori bahwa orang akan berkumpul dengan yang memiliki perangai serupa terbukti. Aku lantas nyambung sama Andri, Oki, dan Sodik. Secara fisik kami kecil-kecil, dan memiliki image "anak baik" hahaha. Bedanya adalah, semuanya, kecuali aku, sangat berbakat di bidang olahraga Hahaha. Kami seringkali jajan di kantin bareng, atau salat Ashar di mesjid belakang bareng pada waktu istirahat. Di kelas 2 ini juga, pasangan duduk kita ditentukan guru. Satu meja harus diisi dua murid dengan jenis kelamin berbeda. Aku duduk dengan Teti. Hal ini membuat proses adaptasi berjalan cepat. Aku ingat selain dengan murid laki-laki, kita juga cukup akrab dengan murid perempuan, seperti Mamah, Nelly, Nurrisye, Sumiati, Sari, Nining, Dienar (yang memang asalnya sekelas di 1C), Tati, dan banyak lagi. Oiya, selain di kelas 2D, aku juga sering menyambangi kelas 2E, kelasnya Yunus. Karena inilah, kemudian aku sering ngobrol dengan murid 2E, seperti Arra, Tantan, Alan (yang jago gambar dan suka bikin novel dengan main character bernama Herly Yop) dan yang lainnya.
Hal yang berbeda pula adalah, di kelas 2D ini, kita sering kerja kelompok di pagi hari sebelum masuk sekolah. Karena mayoritas temenku berrumah di wilayah Sukagalih dan Sukajadi, kerja kelompok sering diadakan di rumah Andri di Sukagalih. Biasanya dimulai jam 9 sampai jam 11, disambung dengan berangkat sekolah bareng jam 11. Agar murah dan turun di depan sekolah langsung, kita naik bis Damri. Himpunan pertemanan ini kemudian bertambah dengan kehadiran Agus Sundoro, yang rumahnya di Asrama Polisi Sukajadi. Pola yang berbeda ini, menambah khazanah memori aku yang biasanya seputaran Sarijadi. Periode ini membuat aku lumayan akrab dengan permainan dingdong di Bioskop Bison haha.