Thursday, July 05, 2012

Plain Spidey

Trilogi Spider-Man karya Sam Raimi dan dibintangi Tobey Maguire selesai di tahun 2007. Tapi aku masih mengingat cerita dan kilasan-kilasan adegan di film-film tersebut. Apalagi memang stasiun TV lokal maupun yang berbayar sering menayangkan kembali si manusia laba-laba tersebut. Bahkan tadi malam aku sempat nonton Spider-Man pertama di TransTV.

Film ini kemudian di reboot di tahun 2012. Reboot film biasanya menampilkan ulang dan mengubah cerita juga pemeran film yang pernah dirilis sebelumnya. Seperti Superman Returns yang gagal dan Batman seri Dark Knight yang sangat mengagumkan. Hari Selasa kemarin, film Spider-Man yang baru, bertitel The Amazing Spider-Man diputar serentak di kota besar Indonesia. Aku baru sempat menontonnya malam tadi.

Entah kenapa, aku agak gak bersemangat dengan film ini. Selain karena masih terasa "baru", dengan tidak adanya Sam Raimi, aku gak yakin film ini akan sebagus yang sebelumnya. Peter Parker kali ini diperankan Andrew Garfield. Secara fisik tidak terlalu berbeda dengan Tobey. Cerita berkisah mirip dengan Spider-Man seri pertama. Menjelaskan asal muasal Peter Parker menjadi Spider-Man. Bahkan lengkap dengan Uncle Ben dan Aunt May. Yang berbeda adalah, jaring yang sekarang tidak lagi muncul sendirinya di tubuh Peter, melainkan dibuat terlebih dahulu. Pacar Peter sekarang adalah Gwen, bukan MaryJane. Musuhnya bukan Green Goblin tapi The Lizard. Tidak ada lagi karakter Jonah Jameson, pemimpin redaksi yang menyebalkan.

Menurut komiknya, Peter Parker adalah seorang yang jenaka dan sedikit geeky. Bahkan kejenakaan Peter terbawa ketika dia menjadi Spidey. Hal itulah yang mengganggu di film ini. Andrew tidak jenaka. Mimik mukanya tidak menunjang untuk itu. Banyak bolong di cerita film ini, karakter yang tidak tergali dan dialog berjalan sangat datar. Padahal castingnya tidak main-main. Ada Sally Field (Aunt May), Martin Sheen (Uncle Ben), Dennis Leary (bapaknya Gwen). Secara action pun tidak ada yang istimewa. Apalagi jika dibandingkan dengan pertarungan Spidey dengan Doc Ock di kereta api.

Film ini secara keseluruhan tidak buruk, tapi tidak juga mengagumkan. Menurutku reboot film ini terlalu dini. Satu hal yang aku suka adalah, aku bisa melihat kembali Martin Sheen!! Terakhir nonton dia di serial West Wing.

Tuesday, July 03, 2012

Aku Harus Menerimanya ...Hahaha

Sebenarnya aku sedang mempersiapkan sebuah tulisan mengenai lagu daerah. Nah, untuk keperluan tersebut aku meminta pendapat tentang budaya Indonesia dari sudut pandang orang luar negeri. Aku meminta pendapat, pada seorang kenalan yang secara tidak sengaja aku temui di bandara Soekarno Hatta beberapa bulan lalu.

Hari itu aku pulang ke Bandung dari Palembang. Suasana bandara yang hiruk pikuk menyambutku. Ketika aku dengan terburu-buru datang ke counter Cipaganti, aku berpapasan dengan seorang bule bermuka muram berdiri kebingungan. Karena sedang dilayani oleh petugas travel itu, aku membiarkannya. Aku pun lalu sholat ke mushola dan membeli satu paket KFC untuk aku makan di counter Cipaganti. Soalnya waktu keberangkatan travel sudah dekat. Jadwalku sekitar jam 7 malam. Ketika aku menikmati ayam gorengku, ternyata bule itu masih ada, dengan roman kebingungan yang sama. Ada beberapa bapak-bapak mecoba mengobrol dengannya. Tapi tampaknya dia tidak suka. Aku pun melanjutkan acara makan malam dengan cepat.

Si bule dengan ranselnya yang besar tampak marah ke petugas counter Cipaganti, aku pun lalu menghampirinya. Mencoba membantu mereka. Ternyata si bule seharusnya pergi jam 6, dan seperti biasa travel datang terlambat. Si petugas tidak menguasai bahasa Inggris dengan baik, jadi kesulitan menerangkannya pada si bule. Aku pun menerangkannya. Si bule terlihat agak tenang. Ternyata travel kami sama. Si bule terlihat curiga kepadaku, dan memeriksa tiket aku dengan suara agak mendesak (gak sopan ya hahaha). Tapi aku mengerti, dia sudah bertemu dengan calo-calo bandara. Dia punya alasan untuk curiga.

Setelah duduk di travel dia terlihat sangat lega walau kelelahan. Kami pun berkenalan. Namanya Karolina. Dengan K, dia memastikan. Dari Polandia. Lalu aku menjawab: negaranya Lech Walensa. Dia tampak terkejut ada yang mengetahui tentang negaranya. Dia lalu berbicara bahwa ini perjalanan ke Asia pertamanya. Bahkan ini adalah perjalanan keluar Eropanya yang pertama kalinya. Baru lulus dari sebuah universitas di Krakow, jurusan Hubungan Internasional. Dengan bahasa Inggris yang kurang lancar, dia bercerita tentang keluarganya, bagaimana ayahnya yang sulit melepas kepergiannya. Dan aku ingat akan jawabanku, well your father is a sweet and kind man. He must be surprised seeing his little girl metamorphosed into woman

Aku tidak terlalu sering mengajaknya ngobrol. Aku takut mengganggunya. Dia terlihat asyik melihat Jakarta lewat jendela. Dia sesekali mengajak ngobrol tentang apa yang dia ketahui tentang Indonesia. Dia bilang, dari apa yang dia baca, Jakarta - Bandung bisa ditempuh dalam 3 jam. Aku tak enak hati menjawab yang sebenarnya. Aku lalu bilang, The traffic is not hard, it's not even crazy, It's like HELL, to be precised. Hahaha. Dan benar saja, hari itu, kita sampai di Bandung, 6 jam kemudian. Kami pun berpisah dan saling bertukar kartu nama.

Kemudian, beberapa bulan kemudian, sesaat sebelum piala Eropa dimulai, aku tiba-tiba saja teringat dia. Aku pun sms dia, dan bilang, aku pilih Polandia hanya karena punya kenalan orang Polandia. Hahaha. Kami pun lalu berteman di facebook, dan tanya apakah dia punya blog. Syukurlah dia punya, walau ditulis dalam bahasa Polandia.

Setelah menerjemahkannya via google translate, ternyata dia menulis sesuatu tentang aku, begini sepenggal tulisannya:

Dudi is slightly balding thirty-year-old steam, lower than me on the head, but it is wider by a few good inches ... He comes from Bandung, works and lives in Sumatra. He helped me at the airport, and it turned out that we are going in the same place, the same bus.
Indonesian was an enlightened, well-read, slightly cynical traveler, enclosed in a body corporate employee. Talking to him has restored my faith in good people, who in my world has long since died out ...
The journey from Jakarta to Bandung usually takes about 3 hours, mine lasted 'only' 6

http://blondyneczkawsroddzikichplemion.blogspot.com/

Aku garis bawahi beberapa poin yang harus aku terima: wider, cynical,tapi balding?? tidaaakkk aku gak botaakkk. Hahahahahaha.....

Tapi bagian:  Talking to him has restored my faith in good people, who in my world has long since died out merupakan bagian yang membuat aku terbang. Hiks.

thankyou Karolina. Nice to know you :)