Wednesday, January 31, 2007

Ini Tarot Aku


You are The Hierophant


Divine Wisdom. Manifestation. Explanation. Teaching.

All things relating to education, patience, help from superiors.The Hierophant is often considered to be a Guardian Angel.

The Hierophant's purpose is to bring the spiritual down to Earth. Where the High Priestess between her two pillars deals with realms beyond this Earth, the Hierophant (or High Priest) deals with worldly problems. He is well suited to do this because he strives to create harmony and peace in the midst of a crisis. The Hierophant's only problem is that he can be stubborn and hidebound. At his best, he is wise and soothing, at his worst, he is an unbending traditionalist.

What Tarot Card are You?
Take the Test to Find Out.

Ikutan Tari nih, nyobain something supertitious (atau enggak juga, ya?). Lucu juga.

Tuesday, January 30, 2007

Thank God, MacKenzie is back!

Akhirnya my macbook kembali di tangan. Terimakasih banyak i4day. Sekarang aku bisa berinternetan kembali di rumah. Such a relieve! Dan aku rasanya makin cinta sama notebook ini. Mmm, niru Tari ah, macbook nya aku kasih nama. It's official....Introducing: MacKenzie!

Rahmat Azis

Call me a man who trapped by the past. Because maybe I do so. Seringkali aku gak bisa melupakan apalagi menghilangkan kenangan masa lalu. Baik yang buruk, lucu atau kenangan indah. Seminggu ini aku seringkali bermimpi. Pak Rahmat Azis datang ke rumah dan mencukur rambutku. Ada apa?
I'm not supertitious. Not even close. Aku tidak memikirkan mimpi itu artinya apa (walau sempet liat www.primbon.com deh hahaha). Tapi aku memikirkan Pak Azis. Pak Azis itu guru agama aku waktu di SMA. Kelas 1 dan kelas 3 aku diajar sama beliau. Masih ingat dengan jelas sosoknya yang tinggi tegap berkumis tebal dan bersuara lantang. Suaranya lebih dari cukup untuk mengajar di dua kelas sekaligus. Roman mukanya tegas, jangan harap bisa ngobrol di depan beliau. Tapi kadang-kadang Pak Azis juga suka ngelucu.
Kalo ngajar Pak Azis suka bawa-bawa karton berisikan materi. Jadi jarang banget nulis di papan tulis. Dan kalau beliau datang tanpa gulungan karton itu, artinya ulangan. Hiiiii, ya. Ulangannya suka dadakan. Mana susah lagi! Oh iya, Pak Azis punya anak yang kebetulan murid baru di kelas 1D, kelas aku. Rina Ratna Suminar. Jadi kita suka dapet bocoran kalo mau ulangan. Makasih, ya Rin. Hehehe.
Sekarang, kabarnya Pak Azis sudah pensiun. Walau masih suka ngajar sesekali. Guru tamu mungkin, ya. Terus terang aku sangat suka belajar dengan beliau. Segalanya diajarkan dengan gamblang. Walau agak galak tapi gak bikin segan buat kita untuk bertanya.
Aku jadi inget. Ceritanya dulu aku belajar ngaji, sama guru, dan di kantor guru. Artinya di sekeliling tempat aku ngaji adalah guru. Ya iya lah namanya juga ruang guru. Tapi ada satu yang beda, aku diajar ngaji bukan oleh guru Agama. Tapi sama Pa Toto yang guru matematika! Alhamdulillah Pak Azis tak pernah tersinggung. Beliau malah sangat mendukungnya. Terimakasih, pak. Terimakasih banyak.
Semoga selalu berada dalam keberkahan, kesehatan, dan keselamatan.
Amin.
02 Februari 2007; 8:48
tadi sore, dalam perjalanan pulang dari kantor, masih nyetir, handphone berdering dengan nomor yang asing. Surprise, surprise... telpon dari Pak Azis!! Alhamdulillah beliau sehat! Rina juga...

Monday, January 29, 2007

Notebookless

Hari sabtu kemarin aku dateng ke IBCC sambil membawa macbook yang baru berumur genap seminggu itu ke i4day (asalnya mau aku link ke i4day.com--tapi site-nya gak jadi jadi he..he), aku mau install ulang soalnya sering nge-hang. Pointernya sering mandeg. Tapi setelah cek dan recek, ternyata masalahnya bukan itu. There's some hardware problem.
Aduh, gimana, padahal macbook nya kan baru? Tapi syukurlah, Bos Yusuf Budianto Nurhayadi (lol) a.k.a Mas Anto berkeputusan Macbook-nya diganti yang baru. Alhamdulillah. Aku jadi gak khawatir. Mas Ian--staff i4day juga bilang mudah-mudahan sekitar 2 hari sampai kurang dari seminggu, sudah dapet penggantinya. Nggak apa-apa lah. Patience brings virtue.

Friday, January 26, 2007

Nonton Film Indonesia


Sudah sejak lama aku seringkali ingin nonton film Indonesia di bioskop. Tapi selalu rencana tersebut gagal. Penyebabnya pun bermacam2, dari mulai samasekali tidak berminat, membatalkan niat, sudah merasa cukup dengan membaca review nya saja atau bahkan memang tak ada waktu. Bayangkan, film Indonesia (pasca kekosongan yang lama) terakhir yang aku tonton adalah Petualangan Sherina. Sudah lama sekali bukan?
Hal ini pula yang membuat aku tak pernah berkomentar sedikitpun tentang film Indonesia. Aneh bukan, membicarakan sesuatu yang tak pernah kita saksikan dan rasakan? Well, hari ini aku sudah membulatkan niat untuk memulai (kembali) menonton film Indonesia. Film yang aku rencanakan adalah “Long Road to Heaven”. Film yang iklannya hanya aku liat di detik.com.
Nonton di blitz, dan hanya sedikit kursi yang terisi. Menurut aku film ini sebuah cita-cita yang besar dan membutuhkan nyali yang besar. Ya. Membicarakan sesuatu yang berhubungan dengan pemerintah, SARA adalah sesuatu yang sangat tabu di Indonesia. Terus terang aku gak bisa mengingat film yang menyinggung pemerintah atau hal SARA yang tidak “pro pemerintah” di sepanjang sejarah perfilman Indonesia. Tidak seperti JFK atau buku Da Vinci Code.
Film ini bercerita tentang Bom Bali in the making dan akibatnya pada orang-orang. Film ini mencoba menyibakkan apa gerangan yang menyebabkan orang-orang gila berlabel muslim memutuskan untuk membom Bali. Suatu hal yang sangat ingin diketahui dan dimengerti semua orang di dunia. Film ini mencoba menerangkan perasaan orang Bali yang tidak terlihat marah, keingintahuan seorang jurnalis, orang barat awam korban Bali, seorang muslim dan tentu saja para bombers itu sendiri.
Tidak seperti kesan yang dibuat filmmaker masa kini yang biasanya secara visual sangat indah, --mengingat banyak yang berawal dari iklan video musik-- film ini sangat biasa. Tidak ada aktor yang terkenal kecuali Surya dan Alex Komang (damn, I miss him so bad!). Dialognya on dan off. Tapi sekaligus film ini lucu dan dengan sangat gamblang menunjukan pendapatnya. Seperti menyatakan kekesalannya kepada Amrozi dan Imam Samudera (well, siapa yang enggak, sih!), Malaysian assholes (Noordin, Azahari. Aku suka line “Don’t shit in our own yard” hehehe). Bahkan teori menentukan lokasi bom berdasarkan tulisan di t-shirt agak2 berbau Shyamalan—in the funny way.
Pemeran teroris2 terlihat aneh, setting terlihat sangat low budget dan turis2 yang jadi figuran terlalu terlihat bersenang2. Hehehe.
Selain itu timeline dan cara editing agak membingungkan dan kasar, jadi kesannya melonjak-lonjak. Tapi aku gak kapok kok nonton film Indonesia lagi. Asal dengan syarat thema nya menantang logika, bukan membodohinya. Aku gak heran kalo nanti banyak golongan yang akan keberatan dengan penggunaan kata suci “Allahu Akbar” dan lainnya di pihak para teroris. Aku faham itu hanya cara untuk menggambarkan segala kesalahkaprahan pola pikir mereka.
Walau film ini masih jauh dari gambaran paparan pengobat kesedihan. Tapi entah kenapa obrolan kesedihan akan bom Bali ini masih menohok ulu hati. Mungkin luka yang dialami semua orang memang belum sepenuhnya tersembuhkan. Walau secara hitungan waktu, sudah terasa lama.

Tuesday, January 23, 2007

Internet Jengkol


Beberapa minggu ini internet di kantor sangatlah menjengkolkan. Lemot dan beberapa situs tidak bisa dibuka. Google misalnya. Harus gonta ganti IP address. Tapi gak jauh beda. Hal ini diperparah oleh kenyataan aku sudah tak punya lagi notebook dirumah. Aku Jual.
Sudah dua hari ini aku menggunakan notebook baru. Macbook. Kali pertama ini pula aku harus menggunakan sistem selain windows. Dan aku sangat lemot dalam mempelajarinya. Pas aku coba di rumah, aku langsung colokin kabel telepon. Tapi, Oh My... Macbook ini gak ada internal modemnya!! Buat pengguna Telkomnet instan seperti aku, artinya harus punya modem eksternal.
Sabar...Sabar...

Sunday, January 14, 2007

Sierra Leone

Dulu sekali, tepatnya masa SMA akhir, sekitar tahun 1995 aku punya sahabat pena, namanya Joseph Saidu Genda, orang Sierra Leone sebuah negara di Afrika yang kaya akan berlian. Masa itu masih belum ada internet, jadi sarana untuk berhubungan dengan dunia luar cuma TV atau korespondensi (buset. 80an banget!). Biar dapet sahabat pena (yup, anak2 sekarang pasti banyak yang aneh denger kata ini) dari luar negeri, sekalian berlatih bahasa Inggris, aku ikutan IYS (International Youth Service), organisasi non profit yang bermarkas di Finlandia yang memiliki database sahabat pena remaja seluruh dunia. Bila kita ingin dapet satu sahabat pena dari negara yang kita inginkan, kita hanya diharuskan membayar 2 IRC. IRC adalah International Reply Coupon, salah satu media pembayaran yang bisa dibeli di kantor pos. 1 IRC harganya US$2, jadi satu sahabat pena cuma seharga 5.000an, dulu dollarnya masih murah.
Aku dapet sahabat pena bernama Mustapha Genda, tinggal di Freetown, ibukota Sierra Leone. Tapi kemudian Mustapha menolak ikutan, soalnya dia sudah punya satu sahabat pena lain, kalo punya banyak katanya takut gak kebales, ongkos perangkonya terlalu mahal katanya. So, ia akhirnya menawarkan untuk surat menyurat bersama kakaknya, Joseph Saidu Genda.
Btw, kenapa aku memilih Sierra Leone? Bukannya Amerika Serikat atau negara2 Eropa yang "lebih menarik?" Jawabannya adalah, aku suka negara yang tidak dikenal dan terdengar aneh, kalo negara terkenal kan suka muncul di berita2 atau film. Dan alasan yang lain adalah perangko-nya. Ya, dulu aku juga punya hobby filateli (Ya, ampun!), menurut aku perangko Sierra Leon adalah yang tercantik. Berbentuk berlian. Mudah2an aja aku bisa dapet :)
Joseph Saidu Genda bekerja membantu PBB yang sedang berada di negaranya. Dia menceritakan konflik parah yang terjadi di tanah kelahirannya. Orang tuanya entah dimana. Ia sangat berharap perang berakhir agar dia bisa sekolah lagi. Sayangnya komunikasi kami terputus, sekitar tahun 1998an, gara2 kantong yang cekak akibat krismon. Ya, ngirim surat ke luar negeri dulu dihitung per km dan ditimbang. Sekali kirim bisa sekitar 20ribu-an. Jumlah yang besar untuk seorang mahasiswa seperti aku. Alasan lainnya perhatian aku tersita hal lain kala itu, reformasi meruntuhkan orde baru. Gaya ya? padahal aku cuma piknik di Gasibu, denger orasi sambil makan cendol. Jauh lebih santai bila dibandingkan dengan tragedi Semanggi.
Aku tak pernah benar2 mengerti apa yang diceritakan Joseph sampai beberapa tahun kemudian, ketika aku liat di National Geographic yang menceritakan tentang bagaimana kisah gemerlapnya berlian di Sierra Leone yang seharusnya membuat negara mereka kaya, malah sebaliknya membuat mereka sangat sengsara, sampai2 mereka berharap mereka tak pernah memilikinya. Keserakahan orang akan berlian membuat penduduknya saling membunuh dan melumatkan banyak generasi penerusnya. Anak2 belia dijadikan tentara, perempuan diperkosa, laki2 dijadikan pekerja paksa.
Hal itu pula yang diceritakan film "Blood Diamond" yang barusan aku tonton di blitz sama Herri yang baru putus (lagi!--hehehe). Film berating "R" ini film yang penuh kekerasan, menceritakan perjalanan Leonardo DiCaprio --seorang penyelundup berlian sekaligus tentara korup-- mendapatkan berlian 100 karat yang didapat Djimon Honsou --korban perbudakan yang kehilangan keluarganya. Asli, dari awal sampai akhir film ini tanpa basa-basi penuh ketegangan dan kekerasan. Tembakan2 dihidangkan in your face. Film ini pula membuat aku sangat mengerti apa yang dirasakan Joseph, dan merasa sangat bersyukur memiliki negara yang walau penuh bencana, tapi tetap bisa memberikan kebebasan dan kesenangan untuk menikmatinya. Sesuatu yang entah kapan akan didapatkan pengungsi2 di Afrika.
Sayangnya aku sekarang tak bisa menemukan Joseph.
Pasti dia sekarang merasa lebih lega, berlian menjadi sesuatu yang dilarang dan coba untuk dilupakan oleh Sierra Leone. Di bisa mencoba meraih apa yang diinginkannya, sambil menutup luka yang masih membekas di ingatan...



Oh, iya, pulang nonton, sekitar jam 1 malam, di tempat parkiran Parijs Van Java yang gelap, seorang tukang parkir sedang menunggu di depan mobilku. Aku sangat kaget ketika dia bilang bahwa jendela kiri depan mobilku terbuka, dan dia sedang menjaganya. Alhamdulillah, tidak ada yang hilang sedikitpun. Terimakasih banyak Mas Rudi, maaf sudah merepotkan Anda. Semoga kebaikan Anda mendapat balasanNYA. Amin!

Saturday, January 06, 2007

Oh.. John

Beberapa hari yang lalu secara gak sengaja aku liat iklan konser John Legend di koran. Tanggal 15 Januari nanti di Esplanade, Singapura. Waw!! Terus terang aku sangat surprised. Aku sangat berharap bisa nonton konsernya.
Rencana disiapkan, mulai telepon sana sini buat ngurus tiket pesawat maupun reservasi hotel. Walau saat ini masih heboh kasus jatuhnya Adam Air tak sedikitpun mengubah niatku. Emergency fund sudah dibobol. Tiket konser mulai dipesan. Hey, ini kan memang darurat!!
Setelah semua Ok, aku sadar ada satu ganjalan besar. Konser akan diadakan tanggal 15 Januari yang jatuh pada hari Senin, hari dimana orang-orang termasuk aku harus bekerja. Aku bisa saja bolos dan bohong dengan alasan sakit atau apalah hari nanti. Tapi aku tak mau melakukannya. Membohongi teman kantor yang sudah aku anggap saudara sangat kejam dan far away from classy.
Izin sudah aku ajukan. Tapi tampaknya aku harus bersiap untuk merelakannya. Gak profesional memang, tapi kalau aku gak bilang, aku akan menyesal di kemudian hari.
Aduh John Legend ini, sih, mau ke Asia gak bilang2. Padahal secara periodik aku pelototin situsnys. Liat jadwal tour Internasionalnya. Gak ada satu pun yang menyebutkan mau ke Asia, cuma sepanjang Januari, dia penuh jadwal di seantero Eropa.
Yah... mudah2an dia datang lagi suatu saat. Di Jakarta mungkin.Sekali lagi mudah2an......

Thursday, January 04, 2007

Ku Cinta 3Fis1!

Cuaca Bandung kelabu dan berangin. Akibatnya dingin banget.
Ini memang cuaca favorit aku.
Masalahnya adalah, cuaca ini juga sering banget perasaan kita jadi mengawang2 dan mendadak mellow. Dan ini terjadi padaku detik ini. Entah kenapa pikiran aku melambung ke masa SMA aku.
Aku jadi kangen temen2 3fis1--kelas aku dahulu, jadul amat ya. Secara anak2 masa kini nama kelasnya IPA atau IPS.
Dimulai kelas 2 SMA, (back in 1993/1994) setiap tahun secara reguler selalu ketemuan, biasanya pas buka puasa bareng. Memang setiap tahun "anggota" nya makin berkurang. Tapi gak pernah jadi halangan untuk bernostalgia dan ketawa-ketawa. Sayangnya, tahun kemarin tradisi itu tak dilakukan.
Itu mungkin alasan kenapa aku inget mereka!!
(Ahmad, Agusvian, Ambyo, Ndul, Andri, Aris, Asep, Budhi, Tari, Darajat, Dasep (alm.), Denese, Dhidah, Dian, Dili, Dini, Elsa, Evi, Fanny, Femi, Ferri, Didin, Haridis, Henry, Irma, Dessy, Lindam Meila, Nitnot, Nova, Dietce, Ratih, Aga, Renny, Rheo, Ani, Rony, Riri, Sari, Santi, Holdy, Wenny, Yanti, Yunan, Yusuf, Yusi)
Miss you guys. So bad!!

Tuesday, January 02, 2007

Whisper

Ya, Allah selamatkan negeri ini dari bencana.
Ampuni dosa yang terus kami jalani, walaupun kami tahu murka-Mu.
...

Monday, January 01, 2007

Hello, It's 2007 now!

It's the first day of 2007 right now, and here I am sitting down in front of my computer.
At work!
It's suck!
Biasanya gak peduli hari libur apalagi hari kerja, aku sudah terbiasa masuk kantor. Tapi kok sekarang agak ngantuk, ya! Hmmm mungkin karena seminggu kemarin aku cuti seminggu, hehehe. Recap sebentar ah apa yang aku lakukan seminggu kemarin.

CSI galore. CSI season 6 sudah ditangan. Artinya aku malas kemana-mana. Aku gak setuju dengan majalah M2 yang bilang kalo season ini lebih baik dari season 5. Season 5 buat aku penuh gejolak baik dari sisi institusi maupun personal karakter2nya. Tapi tetap saja, CSI is CSI! Keren, seperti biasanya. Endingnya, CD ke-enam, episode 23, frame terakhir. Sangat mengejutkan!

Dan Brown again.Aku sengaja gak baca dulu Angels & Demons sebelum edisi illustrated yang Bahasa Indonesia nya keluar. Bulan kemarin buku ini sudah aku beli. Refresh kenangan Robert Langdon kembali mengisi jam demi jam cuti aku. Lupa tidur, lupa makan (yang ini hanya hiperbola), lupa dunia sekitar. Aku serasa di Roma. Keren.

Movie, 'nuf said. Keponakanku datang. Nyaris semuanya. Artinya ada tambahan 10kepala yang berisik meluber di rumah aku. Setiap mereka datang, otomatis bakalan nagih diajak ke bioskop. Ada dua film yang jadi target Happy Feet yang aku tonton kemarin atau Night at The Museum yang baru premir. Masalahnya yang Night.. aku belom nonton, aku takut gak cocok untuk anak-anak. Yah dengan terpaksa aku screening dulu, deh. Aku sendiri nonton film itu di Ciwalk XXI, sineplex yang baru yang mewah. Serasa di hotel. Aku yakin bioskop ini dibangun dengan terburu2 untuk menandingi hingar bingar blitz megaplex. Cukup nyaman, cuman tetep.. satu hal yang masih jadi ciri khas 21, pelit tempat duduk buat nunggu.
Film yang jadi pilihan akhirnya Night... lucu sekaligus thrilling :) mengingatkan aku akan Jumanji. Bercerita tentang Ben Stiller yang terpaksa bekerja di Museum of Natural History sebagai satpam shift malam. Tapi ternyata museum itu agak angker, soalnya mulai jam 8 malam, semua "penghuni"nya hidup dan membuat keramaian. Keponakanku puas sekali!

Banyak kesenangan aku habiskan di pekan cuti itu. Sisanya aku habiskan dengan maen game, mulai gameboy, game komputer, dan tentu saja Playstation 2. Rebutan sama keponakanku. Apalagi cuaca di bulan ini seperti memanjakan aku. Hujan, berangin dan kelabu. My kind of weather!!

Sudah..sudah. Back to work!! :)
Happy New Year!!